Ular raksasa itu monster yang kuat, tetapi bukan tandingan sang pahlawan.
Ular itu menerjang sang pahlawan bagaikan truk sampah raksasa.
Tetapi serangan sederhana seperti itu tidak menimbulkan ancaman apa pun bagi sang pahlawan.
Meskipun ular itu terus menyerang, ia tampaknya tidak mengerti bahwa semua serangannya sia-sia. Hanya karena ia telah bertambah besar dan kuat, ia tetap saja seekor binatang buas.
"Keeeee!!"
Namun kali ini berbeda. Setelah sang pahlawan menghindar ke samping, ular itu dengan cepat berputar dan melilitnya.
Ini adalah metode berburu ular, yaitu melingkari dan menjepit mangsanya hingga mati. Namun, bagi ular sebesar itu, melingkari mangsa saja sudah cukup untuk menghancurkan area di sekitarnya.
Bagi manusia biasa, serangan ini akan menewaskan puluhan atau bahkan ratusan orang. Namun, yang menjadi sasaran serangan ini hanyalah sang pahlawan.
Tidak peduli seberapa cepat ular itu melilit, kecepatan sang pahlawan dalam melarikan diri akan jauh lebih besar.
"Terlalu lambat!"
Dan benar saja, sang pahlawan dengan mudah menghindari serangan ular yang mencekik itu dengan melompat. Ular itu kemudian mencoba menyerangnya dengan ekornya.
Situasinya sama seperti bentrokan pertama. Serangan kikuk si ular yang hanya mengandalkan ukuran dan kekuatannya tidak berguna melawan sang pahlawan. Terutama karena serangannya sudah pernah dipatahkan sekali.
Namun ular itu mengambil pendekatan yang berbeda.
Alih-alih mencambuk dengan ekornya, ia malah menjepit sang pahlawan yang melompat.
"Hah?!"
Sang pahlawan dengan cepat mengayunkan pedang besarnya, mengiris ekor ular itu, tetapi...
"Keeeeeee!!!"
Ular itu, meskipun menjerit kesakitan, tidak berhenti menekan dengan ekornya.
Seperti tutup panci besar, perangkap melingkar ular itu mencoba menyelimuti sang pahlawan.
"Cih!"
Sang pahlawan akhirnya menyadari taktik si ular, tetapi ular itu sedikit lebih cepat. Lambat untuk mengejar, sang pahlawan.
Hmm, mungkin dia jadi agak malas hidup nyaman di desa? Dia tidak bereaksi selamban ini saat aku melatihnya.
Ular itu mencoba melilit dan membunuh sang pahlawan, tetapi...
"Haaa!!"
Bersamaan dengan teriakan perang sang pahlawan, puluhan serangan tebasan pun meledak dari dalam lilitan ular tersebut.
Dari sudut pandang pahlawan, terjebak dan terkekang berarti ia dapat menyerang dalam 360 derajat, membuat serangan ular menjadi sia-sia.
Sekadar melepaskan serangan tebasan ke segala arah sudah cukup untuk meniadakan belenggu ular itu.
"Keeeeeee!!!"
Ular itu menjerit lagi. Ia belum pernah menderita luka yang begitu parah pada sisiknya yang tebal dan kokoh sebelumnya. Rasa sakit yang tidak biasa dan menyiksa itulah yang dapat dirasakan ular itu.
"Fiuh."
Tubuh ular yang melingkar itu mengendur, dan sang pahlawan muncul tanpa cedera, setelah mengenakan baju besi peraknya.
Di tengah-tengah tumbuh-tumbuhan yang hangus akibat darah berbisa ular itu, sang pahlawan berdiri tegak dan tanpa cedera.
"Keeeeeee!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Naga di Dunia Baru
FantasyKisah seorang manusia yang bereinkarnasi sebagai Dewa Pencipta dunia baru, dan catatan pengamatannya terhadap dunia dan kehidupan baru yang sedang berkembang. - Naga yang sudah ada sejak sebelum lahirnya peradaban manusia menjadi naga penjaga kekais...