"tempat apa ini Le?" ujar Ranu bingung mendengar sorak Sorai berisik dari dalam ruangan tak seberapa besar yang penuh sesak itu ....si mungil mengedip lucu dan mengajaknya berbelok ke sudut lain ruangan itu
"di sini ...." ujar si cungkring seraya begitu saja melemparkan ransel ocean Pasific biru tuanya ke dalam loker tua di hadapannya kemudian membuka kaosnya "Lo bisa merubah lima ribu jadi sepuluh ribu .... sepuluh ribu jadi dua puluh ribu ....." lanjutnya sementara tangan kirinya membebat tangan kanannya dengan kain Kumal ....dan begitu sebaliknya ..
"pesugihan?" lirih Ranu bingung ....Ale tergelak mendengarnya .....kemudian tersenyum dengan mata berkilauan dan menggeleng ...."fight club...." senyumnya seraya berdiri menuju pintu keluar ruang ganti itu ....Ranu sejenak terdiam bengong ,Ale yang sadar berbalik dan menarik tangan si bongsor menuju arena ......
********
si bongsor kini terbengong memandangi Laki laki cungkring yang dengan lahap memakan ayam prestonya ....ya...pertarungan ...menang atau kalah selalu membuatnya lapar....."Lo gak makan Nu?" bingung Allegro yang masih menikmati makan malamnya itu
"aku ....aku gak ngerti le...." lirih Ranu .....
"apaan? fight club yang tadi?" cengir si cungkring yang nyengir lebar dengan nasi di mulutnya yang spontan mendapatkan tepakan di jidatnya dari Ranu yang bergumam "jorok....."......
"yeah ....fight club atau apapun itu ...." kesal Ranu memandangi si cungkring yang masih lahap memakan Nasi ayam Presto dengan sambal yang pedas itu ...
"pelepasan?" ujar si mungil tak yakin ....
"atas?" lanjut Ranu bertanya , Ale hanya mengangkat bahunya "Amarah?emosi?" timpalnya kemudian
Ranu sedikit terkekeh "kamu kan emosian ...marah marah mulu ....kenapa butuh pelampiasan lagi?" senyumnya menawan
sejenak pipi Ale memerah .....kemudian sorot matanya kembali mendung "entahlah ....aku butuh rasa itu ....rasa melewati batas .....rasa berada di ujung hidup ....rasa ....selesai ....rasa lengkap...?" lirihnya dalam suara bergetar ....
Ranu hanya memandangi Ale dengan simpati kesunyian terbit diantara keduanya ...."aku bukan mauliate le ....aku gak akan pergi" ujar Ranu resah ...Ale sejenak kembali memandangi si tampan ...belum sempat mulutnya terbuka tiba tiba terdengar teriakan heboh " Lho Leeeeee .....itu muka kenapaaaaaaa" ujar seorang Gadis cantik yang berlari menghampiri meja mereka di warung tenda kawasan bintaro itu ....
"u...uni ...." lirih Ale rikuh ..... di belakang uni tampak sosok tampan dengan kulit gelap dan rambut afro yang terpangkas pendek dengan wajah sama khawatir dengan Uni .....
"those bastards masih incer lo Le?" ujar laki laki itu dingin ....dia masih ingat cerita tentang bagaimana kekritisan Ale membuatnya menjadi incaran anak anak di sekolah yang merasa kejujurannya terlalu mengganggu
Ale terdiam salah tingkah dan perlahan menggeleng.... Mata Iman ganti memandang Ranu yang tampak kaget "ada penjelasan....?" lurusnya ....
"Man ...jangan galak galak ...lo kayak debt collector ..." Manyun Ale kemudian ...Uni dan ranu tertawa sekedarnya sementara Iman tak bergeming ....
"ini ....Hobby ..." ujar Ale gugup memecah kesunyian...
dahi iman dan uni sama sama berkerenyit bingung "Hobby?"
"yeah ...Fight club ....pukul pukulan ....." timpal Ranu Malas ....
Iman kembali memandang Ranu kesal ....anak baru ini pasti memberi pengaruh buruk pada Allegro "daripada tegang gitu mendingan Makan dulu...siap tahu prasangka buruknya bisa sedikit Netral" ujar si Pria bongsor yang masih dipandangi si afrika tampan itu
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternity Origins : senior Years
General Fiction2002 Ranu Sawidji dipindahkan ayahnya ke sekolah Negeri Pinggiran Jakarta selatan pada tahun ke tiga sekolahnya... meninggalkan Desa Bernama Segara Inten dengan segala kenangannya membuatnya malas beradaptasi kecuali satu....sosok Allegro Fajar Har...