Beberapa hari sebelumnya
Ale sedang mencuci tangannya di wastafel toilet laki laki ketika sesosok laki laki tegap berjalan memasuki toilet... Dan berdiri sejajar di sampingnya..... Sejenak mata mereka berpandangan di kaca wastafel...
"Lain kali lebih hati hati ger.... " Dingin Ale memecah kesunyian....
Dahi pria yang badannya lebih besar itu mengerenyit "lo ngomong ama gue? " Bingungnya
"Gue ngasih peringatan sama lo... Mukulin cewek itu kriminal.... " Ujar si mungil dengan pandangan membara
"Maksud lo mika? " Ujar Geri sejenak memandangi pria cungkring itu
"Mika yang lebam pelipisnya... Jangan bilang dia ceroboh.... Dia mengaku setelah gue desak.... "Ujar Ale lebih lanjut
Geri terkekeh " Dia mengaku bukan untuk jujur... Dia mengaku biar bacot lo diem... Berhenti urusin hal yang bukan urusan elo... " Timpalnya kemudian
"Seperti bokap lo yang beraninya malakin murid buat ruangan gimnastik... Lo beraninya cuma sama yang lemah... Itu ada di jiwa lo... Ada di darah lo.... .... Menyedihkan... " Cibir Ale dengan pandangan melecehkan...
Tak terduga Gerimis mengayunkan pukulannya ke Arah Ale yang seketika dapat ditangkap oleh pemuda cungkring itu "inget... PMDK lo di tangan Bokap gue... " Senyum Gerimis sinis.... Ale yang terdiam seketika mendapat tendangan di perutnya hingga tersungkur di toilet
"Hanya karena lo berani dan tajam bukan berarti lo bukan manusia le... Ada aja lemah lo.... Kalo aja lo gak terlalu sok pahlawan dan sombong... Mungkin aja masih ada orang yang mau berteman sama lo... " Ujar Gerimis seraya meninggalkan Ale terkapar di wc itu sambil memegangi perutnya
**********
"Dan gimana reaksinya? " Ujar laki laki di balik kemudi. Mika menarik napas panjang "anak muda... Masih sok sokan... Idealis... Mau tampil beda.... " Ujarnya mendung"Gak akan terlalu sulit kalo lo gak mengaku lo sempat suka Ale... " Timpal sang lelaki kemudian....
Mika memutar matanya "tapi Ger... Gue nyelametin lo... Kalo gue ngaku gue suka sama dia... Gue ngasih lo alibi.... Mereka gak akan curiga siapa dibalik pemukulan Ale... " Ujarnya kesal....
"Kalo lo gak sembarangan.... Gak mungkin gue mukul lo.... Gak mungkin Ale konfrontir gue dan gak mungkin gue mukul dia... " Lanjut laki laki bernama Gerimis itu....
"Lo gak seharusnya mukul siapa siapa Ger... " Lirih Mika membuang Muka
Gerimis menyalakan mobilnya dan berbisik lirih "lo gak seharusnya menyukai orang yang gak suka lo mik... " Ujarnya seraya membawa mobilnya meninggalkan Cafe di kawasan jalan raya Bintaro itu
***********
Mata Ale mengerjap ngerjap ketika samar terdengar bunyi Bel di pintu depan.... Ini hari minggu.... Dan Papa serta Mama sedang pergi ke puncak... Dapat tugas jadi pemusik di gathering gereja...."Auramu lagi gelap.... Gapapa gak usah ikut " Cibir Mama semena mena tadi malam, Ale sedikit terkekeh mengingatnya.... Social Batterynya yang kapasitasnya memang sedikit itu memang belum tercharge penuh... Bahkan dengan pembicaraannya bersama sang mentor Biru sepanjang sabtu....
Kembali terdengar suara Bel di pintu depan... Sejenak Ale terpecah dari lamunannya kemudian berlari menuju pintu dan berteriak asal.... "Bentar..... " Ujarnya..... Dengan Malas malasan si cungking membuka pintu... Dilihatnya wajah nyengir lebar dihadapannya... Mata besar dengan rahang kokoh dan kulit terbatas Matahari.... Si murid baru Ranu Sawidji....
Ale cemberut melihat laki laki itu.... Dia tampan dan polos... Dan Ale selalu gak tahan sama kepolosan... Takut mau melindungi.... Takut... Jatuh cinta....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternity Origins : senior Years
Ficción General2002 Ranu Sawidji dipindahkan ayahnya ke sekolah Negeri Pinggiran Jakarta selatan pada tahun ke tiga sekolahnya... meninggalkan Desa Bernama Segara Inten dengan segala kenangannya membuatnya malas beradaptasi kecuali satu....sosok Allegro Fajar Har...