14.Palmerah (epilog)

32 2 0
                                    

Ranu memandangi Ale yang hanya terdiam dengan pandangan lurus ke rel kereta api di hadapan mereka ....sejenak terdengar serangga sore menguing nguing di suasana yang mulai gelap namun masih disinari matahari tenggelam keemasan itu.....

"Kamu mau bunuh aku le?" Lirih Ranu memandangi si mungil yang terdiam memandangi rel kereta
Si mungil kemudian perlahan tersenyum mengerikan
"Kenapa nggak....toh ...kamu udah nganggap aku orang jahat kan ....hipokrit.....playing God......" Senyum Ale masam.....
"Badan aku gedean le....kamu gak takut aku patah patahin...?" Timpal Ranu bodoh

"aku petarung jalanan Nu....aku lebih... profesional...."lanjut Ale dalam cengirannya

Ranu tertawa gelisah.... "wah tenanan modyar aku..." ujarnya dalam tawa ...

"menawan begini.... mana tega..." lirih Si mungil dengan mata besar berkilauan.... begitu tulus.... sekaligus begitu.... menggoda...." lirih si mungil kemudian

"terus ....kenapa kamu bawa aku kesini?" timpal si bongsor memandangi laki laki muda mungil yang seketika menunjuk ke kejauhan ... ular besi berjalan meliuk liuk se arah jalannya rel ....suaranya terdengar garang berbunyi sambil mengeluarkan asap hitam dari ubun ubunnya

"NABRAKIN DIRI KE KERETA?" kesal Ranu Histeris ....

sejenak Ale memandangi laki laki tampan bongsor yang tampak ketakutan itu ...kemudian mengulurkan tangannya

"kamu percaya aku kan?" ujarnya hangat dengan senyum yang sangat menggoda

**********

"kita lompat ......" ujar Ranu menarik napas panjang .... si mungil tertawa tawa renyah memandangi Ranu yang seketika cemberut dan menempeleng lembut kepala pria cungkring yang rambut hitamnya mulai gondrong itu...

"aku baru lepas dari masalah kepala sekolah ....gak mungkin aku bermasalah lagi dengan Bapak Arok Sawidji perihal bocah tampan kesayangannya yang kuajak bunuh diri" cerocos Ale yang disambut tawa si bongsor ....

"tentang kepala sekolah ....kenapa kamu gak mencoba bersihin namamu sih?" gelisah Ranu memandangi Ale yang masih menikmati angin sore di atas gerbong kereta batu bara yang dilingkupi langit gelap keemasan itu

"tapi kan aku memang jahat Nu....aku pantes mereka jauhi ...mereka hukum ....kayak yang kamu bilanglah ...aku toh hanya peduli sama pikiranku sendiri...buat apa bingung dan takut kalau akhirnya benar benar sendiri?" senyum Ale masam

Ranu menepuk nepuk pundak Ale "Geri bertemu denganku di toilet ....dia bercerita panjang tentang kamu yang berusaha keras untuk melepaskan pak Kepala sekolah, meminta Politisi ayah temanmu untuk melobi semua pihak ...kamu mengorbankan integritasmu demi mereka ....sementara kamu dibenci karena seluruh sekolah pikir...itu salahmu?" Jelas pria bongsor itu memandangi Allegro yang hanya mengangkat bahunya "gapapa ....yang penting bapak aman ...keluarga Gerimis Aman... gue ... gue udah biasa jadi alien ...so ....sedikit dijauhin aja ...gak akan buat gue ancur Nu...." senyum Ale masam ....

"dan kamu tampaknya sudah begitu siap kalau aku berpamitan?" ujar Ranu halus seraya meninju lembut pundak Ale... Ale sejenak tersenyum masam dan membuang muka ....Ranu tahu dia terlalu introvert dan Ranu mungkin masuk terlalu dalam ....

"ate yang sering ajak gue naik kereta gini...." lirih Ale memulai pembicaraan saat sunyi tercipta diantara mereka ...sayup sayup hanya terdengar suara roda kereta yang bergesekan dengan rel dan sesekali ditingkahi raungan sirene saat kereta yang membawa dua laki laki tampan itu melewati kawasan pemakaman tanah kusir....

"oh suka ngajak yang bahaya bahaya ya?" cibir Ranu ....Ale seketika tertawa dan mencubiti perut laki laki bongsor itu

"cemburu... " lirih si mungil...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Eternity Origins : senior YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang