10. Patah Hati

75 28 0
                                    

"Di saat seperti ini saja teman-temanku saja menyebut namamu"
~

Serra

*****

Pagi ini Serra datang ke sekolah dengan keadaan muka yang begitu masam, ia memasuki kelas dan langsung duduk tanpa menyapa teman-temannya.
Tasya yang sadar sepertinya Serra sedang tak baik-baik saja langsung mendekatinya,"Serra kamu kenapa? Kok mukanya sedih gitu?" tanyanya pada Serra.

Serra langsung mendongakan kepala menatap Tasya dan menggelengan kepala, "Gue gapapa kok Sya" ucapnya sambil tersenyum palsu.

Mauren mendekati mereka dengan tangan bersedekap, ia tertawa ringan, "Pasti patah hati lagi nih, Raka mutusin lo?"

Serra merasa jengkel, memang sudah biasa ia patah hati, selama ini tak pernah mendapatkan cowo greenflag selalu saja yang redflag, "Sok tau!" sewot Serra.

Mauren menghela napas, menggeleng-gelengkan kepala, "Udah ketebak kali Ser" ucapnya.

"Kenapa lo gak coba sama Seno? Dia pernah kan deketin lo?" tawar Mauren.

Serra langsung bergidik ngeri, "Ogah banget gue sama dia!. Mohon maaf banget ya, gue tuh nyari cowo yang cukup sama satu cewe bukan kaya dia playboy cap badak"

Mauren mengambil kursi dan menaruh kursi itu disamping Serra. Ia menduduki kursi itu, kepalanya ia tumpu pada tangannya.

"Tapi menurut gue nih ya, kayaknya Seno bakalan cukup satu cewe deh kalo pacaran sama lo" ucapnya seperti orang yang sedang berpikir.

Serra semakin jengkel, moodnya yang kacau seperti malah ditawari cowo yang sudah jelas redflag, . "Udahlah, gak penting banget ngomongin dia! Nih ya sampe kapanpun gue gak akan mau sama dia, titik!" tegas Serra.

Mauren mengangkat kedua tangannya, "Oke! Oke! Santai aja dong Ser!" ucapnya lalu kembali ke bangkunya.

Sedangkan Tasya dari tadi hanya melihat bingung pembicaraan Mauren dan Serra, ya sudah biasa otak dia itu terkadang lemot.

*****

Kringg.....
Kringg....

Bel jam istirahat berbunyi, Wild Cats sedang berjalan beriringan menuju kantin. Alexa yang sadar Serra masih terus saja bersedih langsung memilih berjalan disebelahnya.

Ia merangkul pundak Serra, "Udahlah Ser, cowo tuh banyak di dunia ini. Jadi lo gak perlu sedih-sedih lagi, lagi pula lo kan cantik nih jadi tenang aja habis ini pasti bakalan banyak cowo yang ngantri" ucap Alexa berusaha menyemangati Serra.

Tanpa mereka sadari mereka akhirnya sampai kantin, mereka mulai duduk dibangku yang kosong, "Tapi Lex, Raka tuh cowo yang paling baik yang gue kenal dibandingkan mantan-mantan gue yang lain. Gue udah naruh harapan lebih ke dia tapi apa sekarang ujung-ujungnya begini" ucap Serra bersedih.

"Pokoknya habis ini gue gak mau lagi-lagi deket sama cowo, gue mau sendiri dulu!" ucap Serra pada dirinya sendiri.

Mauren tertawa renyah mendengarkan apa yang diucapkan Serra, "Alah! Setiap lo putus juga pasti ngomongnya gitu, tapi tunggu aja pasti berapa minggu kedepan dah punya cowo baru"

Serra merasa jengkel pada Mauren, "Lo tuh ya Ren suka banget ikut campur, suka-suka gue lah. Kali ini omongan gue serius no tipu-tipu!"

Alexa mengangkat tangannya, mencoba melerai perdebatan mereka berdua, "Udah-udah kok malah pada ribut gini sih! Mending sekarang kita pesen makan emang gak pada laper apa?"

"Setuju!" seru Tasya.

"Kali ini Tasya yang bakalan pesenin makanan buat kalian" ucap Tasya.

Mauren sedikit bingung, "Gak biasanya Sya lo mau pesenin buat kita" ucap Mauren heran.

"Ya gapapa dong kan sekarang Tasya udah gak malu-malu lagi buat pesen ke abang-abangnya" ucap Tasya penuh percaya diri.

Semunya tersenyum ringan mengiyakan apa yang dikatakan oleh Tasya.

"Ya udah kalo gitu gue pesen bakso Mang Cecep aja" ucap Mauren.

"Gue mie ayamnya deh" ucap Serra.

Alexa masih bingung ingin makan apa kali ini membuat Tasya melontarkan sebuah pertanyaan, "Kalo kamu apa Alexa?" tanya Tasya.

"Gue samain aja deh sama Mauren" final pilihan Alexa untuk makan siang ini.

"Oke!" ucap Tasya mengacungkan jempol, kemudian ia mengalihkan pandangan ke arah Alana yang ternyata diam melamun.

Tasya mencoba memanggil nama Alana, "Alana?"

"Alana?" panggil Tasya berulang kali.

Mauren yang tadinya sibuk memainkan Hp beralih menatap Alana yang hanya diam saja dipanggil oleh Tasya, akhirnya Mauren menepuk pundak Alana membuat Alana terkejut dan langsung menatap Mauren.

"Itu loh dipanggil sama Tasya" ucap Mauren.

Alana langsung berbalik menatap Tasya, "Kenapa Sya?" tanya Alana.

"Tasya cuma mau tanya Alana mau pesen makan apa?"

"Oh gue pesen minum aja deh Sya, gue mau jus mangganya 1 ya?"

"Oke semuanya udah, Tasya pergi pesen makanan sama minumannya dulu" ucapnya berlalu meninggalkan teman-temannya.

"Lo kenapa lagi Lan?" tanya Mauren yang duduk disebelah Alana.

Alana langsung menatap Mauren tanpa menjawab sepatah kata pun.

LASKAR (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang