“Sebuah cake yang mampu membuat senyuman seperti bulan sabit terbit diwajahnya”
*****
Pagi begini Alexa sudah berkutit di dapur, ia sibuk membuat kue. Ia menguleni adonan dan memasukkan adonan itu dalam loyang, setelah dirasa cukup kemudian ia memasukan adonan yang ada pada loyang ke dalam oven yang sebelumnya sudah ia panaskan.
Sedangkan Bi Eros malah baru saja bangun. Ia melihat Non Alexa yang sedang sibuk di dapur, ia mengampiri Alexa dengan mata yang masih ia kucek, “Non Alexa? Non ngapain pagi-pagi ada di dapur?” tanyanya.
Alexa membalikkan badan tersenyum pada Bi Eros, “Oh ini Alexa lagi buat kue bi” ucapnya sambil menunjuk ke arah oven.
Bi Eros tersenyum jail, “Eleh eleh pasti buat kue untuk aden ganteng semalem ya kan Non?” tanya Bi Eros memastikan.
Alexa sedikit terkejut, “Ah enggak kok Bi, ya udah Alexa mau ke kamar ya bi. Mau siap-siap, nanti kalo kuenya udah mateng minta tolong diangkatin,” Alexa langsung berjalan ke kamarnya.
Bi Eros langsung membersihkan sisa memasak Alexa sembari menunggu kue itu matang. Ia juga menyiapkan sarapan untuk Alexa, memasak omlet dan nasi goreng saja.
Setelah beberapa menit bersiap Alexa turun dari lantai atas menuruni anak tangga satu persatu. Ia sudah siap berjalan menuju ruang makan dan mulai meminum segelas susu.
“Ini Non kuenya udah mateng” ucap Bi Eros sembari menyerahkan kue itu.
“Makasih ya bi” ucap Alexa sambil tersenyum.
Alexa seperti mengingat sesuatu, ia berjalan mencari barang yang ia cari. Ternyata barang itu adalah sebuah paperbag, ia mulai memasukan kue itu ke dalam paperbag tadi. Ia tersenyum menatap paperbag itu.
“Udah kali Non senyum-senyumnya, sekarang mending Non Alexa sarapan biar gak telat” ucap Bi Eros yang sedari tadi mengamati Alexa yang senyum-senyum sendiri.
Alexa tersadar dari lamunannya, “Eh iya bi”. Ia langsung duduk kembali ke kursinya.
“Sini bibi ambilin nasinya” Bi Eros mulai mengambilkan nasi goreng ke dalam piring.
“Makasih ya bi” ucap Alexa tersenyum dan langsung melanjutkan makannya.
*****
Alexa sudah sampai di sekolahnya, ia bejalan di koridor sekolah dengan paperbag yang ia bawa. Ia tak langsung menuju kelasnya, namun ia pergi menuju kelas Laskar. Setelah sampai di kelas itu, ia belum melihat Laskar sama sekali.
“Hai! meja Laskar yang mana ya?” tanya Alexa kepada teman sekelas Laskar.
“Oh itu disana” ucap siswi itu sambil menujuk meja Laskar.
Alexa menganggukan kepala, “Thanks ya?”. Ia langsung menuju meja itu, ia menaruh paperbag yang ia bawa diatas meja. Ia sempat tersenyum setelah menaruh paperbag itu setelahnya ia pergi dan berjalan menuju kelasnya.
*****
Aderfia baru saja sampai di kelas, berjalan menuju bangku masing-masing. Seno salah fokus pada paperbag yang ada di meja Laskar, “Wih apaan tuh Las? Cie ada yang suka tuh kayaknya”
“Ye Laskar kan emang banyak suka wajar dong” ucap Tyo.
Laskar duduk dibangku, ia memegang paperbag itu dan merasa bingung siapa yang memberikan ini padanya.
Perlahan ia membuka paperbag itu, ternyata ada sepotong kue di dalamnya, ia menaruh kue itu di atas meja dengan wajah yang masih bingung. Ia kembali membuka paperbag itu dan ternyata didalamnya masih ada sebuah surat. Ia mulai membaca surat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR (On Going)
Teen FictionLaskar Putra Laksana merupakan seorang laki-laki yang sedang menjalankan sekolahnya di SMA Trisakti. Laskar juga merupakan seorang ketua geng motor yang memiliki nama Aderfia. Laki-laki ini memiliki mata elang yang membuat siapapun takut untuk melih...