11. Kebucinan Seno

62 26 0
                                    

Nelen ludah sendiri lo Sen!”
~

Tyo

*****

Inti Aderfia sedang berjalan menuju parkiran, Tyo yang sadar tak ada Seno diantara mereka langsung bertanya kepada teman-temannya, “Seno mana?”

“Dia tadi duluan katanya mau bareng sama Naila” jawab Sam.

“Haduh tadi aja baru ngeluh tentang Naila sekarang udah bucin aja” ucap Tyo menggeleng-gelengkan kepala dengan sikap teman satunya itu.

“Kita semua ke markas!” perintah Laskar.

Semuanya menganggukan kepala, menaiki motor dan mengendarainya secara beriringan.

*****

Seno sedang berkencan dengan Naila di sebuah taman yang tak jauh dari wilayah sekolah. Mereka sedang duduk berdua sembari menikmati secup es krim yang baru saja mereka beli.

“Gimana enak gak es krimnya?” tanya Seno pada Naila

“Enak kok, manisnya juga pas. Aku suka”

“Kalo aku kurang suka....” ucap Seno menggantung membuat Naila merasa bingung.

“Kenapa?” tanyanya mengerutkan kening bingung.

“Soalnya es krim ini terlalu manis buat aku”

“Enggak kok, orang pas gini manisnya” bantah Naila.

“Soalnya aku makan es krim disebelah orang yang juga manis, jadi es krim makin manis deh. Duh kalo kaya gin terus bisa diabetes nih aku” gombal Seno.

Pipi Naila langsung bersemu merah, ia salting, “Apa sih kak Seno, bisa aja” ucapnya malu-malu mengalihkan pandangan ke yang lain dengan meahan senyuman yang akan keluar.

“Kalo mau senyum, senyum aja kali Nai” ucap Seno yang melihat Naila menahan senyumnya.

Akhirnya Naila terus manis ke arah Seno, setelah tadi ia menahan senyumannya.

“Tapi aku serius loh sama omonganku tadi”

Keduanya kembali menikmati es krim masing-masing sambil menatap ke arah depan. Di ujung bibir Naila menempel sisa es krim yang ia makan, dengan penuh gentle man Seno mengelap ujung bibir Naila yang terkena es krim.

Naila sedikit terkejut, buru-buru ia ikut mengelap ujung bibirnya, “Makasih kak”

“Kamu gak dicariin ayah sama bunda kan?” tanya Seno.

“Gak sih kak, soalnya kan masih jam 5 sore jadi masih aman”

“Kita foto yuk kak?” ajak Naila pada Seno.

Seno langsung menganggukan kepala, “Ayok! Ayok” ucapnya excited.

Naila langsung mengambil handphonenya dan membuka room kamera. Ia langsung menghadapkan kamera itu ke arah mereka. Mereka berdua berfoto dengan banyak gaya, dari yang romantis hingga foto-foto yang konyol.

Kemudian mereka melihat hasil-hasil foto mereka dengan tertawa karena foto-foto konyol mereka. Saat sedang asik berdua, tiba-tiba Seno mendapatkan telpon dari Sam, ia mengangkat telepon itu.

“Lo dimana?!” tanya Sam.

“Di luar”

“Buruan ke markas di tunggu yang lain” perintah Sam.

Tut....

Bunyi sambungan telpon yang dimatikan secara sepihak, “Anjir!” umpat Seno.

Seno melihat ke arah Naila yang masih tertawa sambil melihat foto-foto mereka tadi, “Naila?” panggilnya lembut

Naila yang merasa dipanggil langsung menatap ke arah Seno, “Iya kenapa kak?”

Seno menggaruk leher bagian belakang, ia bingung akan beralasan apa dan akhirnya ia memilih untuk jujur.

“Aku harus pergi ke markas, tadi Sam telepon aku dan aku disuruh kesana sekarang juga” ucapnya hati-hati merasa tak enak pada Naila.

“Oh gitu ya udah gapapa kak, nanti aku pulang di jemput sama supirku aja” ucap Naila.

Seno langsung menatap Naila tak percaya, biasanya mantan-mantan dia akan marah jika ditinggal mendadak apalagi jika berurusan dengan Aderfia,”Beneran kamu gapapa kalo aku tinggal duluan?” tanya Seno memastikan.

Naila tersenyum, ia menggenggam tangan Seno. “Iya dong gapapa, emang kenapa? Aku harus marah? Gak kan? Kan dunia kakak gak cuma tentang aku aja” ucap Naila.

Seno terkagum dengan ucapan Naila barusan, ia tak menyangka tak seperti cewe yang biasa ia dekati. Ucapan Naila malah membuat Seno melamun.

Naila menepuk pelan pundak Seno, “Gih sana! kok malah ngelamun”

Seno tersadar dari lamunannya, ia menggendong tasnya. Sebelum ia pergi ia mengecup puncak kepala Naila, “Ya udah aku duluan ya? Bye!” ia langsung berlari meninggalkan Naila.

Naila tersenyum, pipinya memerah, ia memegang puncak kepalanya yang baru saja dicium oleh Seno. Setelah selesai dengen persaltingannyaa ia membuka handphone dan menelepon supirnya untuk menjemputnya, “Halo pak, tolong jemput Naila di taman deket sekolah ya!”

*****

Semua anak Aderfia sudah berkumpul di ruang tengah markas, mereka mendengar deru suara motor Seno. Secara bersamaan mereka menoleh ke arah pintu, melihat Seno yang baru saja sampai. Seno merasa risih di tatap seperti itu oleh anak Aderfia, “Sorry guys, gue tadi ada urusan dulu”

“Alah ngebucin sama Naila kan lo” ucap Tyo.

Sebelum adanya sambungan perdebatan antara Seno dan Tyo, Laksar langsung melerai dengan membahas pembahasan hari ini.

“Udah kita mulai aja pembahasan ini, masih berlanjut masalah penyerangan kemarin. Gue cuma mau tanya gimana perkembangan tentang bukti-bukti penyerangan waktu itu”

“Kemarin gue sama anak-anak Aderfia lainnya udah mulai jalanin rencana yang udah gue susun. Cuma kita masih belum nemuin bukti satupun, gue rasa orang ini bener-bener pinter dalam nyembunyiin identitas dia” ucap Sam.

Laskar menganggukan kepala menanggapi apa yang diucapkan oleh Sam.

“Gue rasa penyerangan kemarin adalah orang suruhan bukan asli anggota geng motor mereka karena gak mungkin segampang itu mereka nunjukin diri, ya walaupun lewat anggotanya” ucap Reno.

“Oke thank you guys, gue harap mulai hari ini kita lebih ketat dalam penjagaan dan gue harap kalian secepat mungkin buat dapetin bukti-bukti. Dan gue juga akan bantu kalian buat dapetin bukti itu” ucap Laskar.

“Semangat semua! Aderfia!” seru Laskar

“We are together for victory” sahur semua anak Aderfia.
“Sekarang kalian semua boleh bubar” semua bubar mennggalkan forum itu kecuali inti dari Aderfia.

Setelah pembahasan itu Seno duduk di sofa, ia senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Sam memberikan kode kepada Tyo untuk menanyakan apa yang terjadi sama Seno sampai senyum-senyum sendiri.

“Heh bocah! Senyum-senyum aja lo” ucap Tyo.

“Anjing! Nganggetin aja lo”

“Gini nih kalo orang bucin, lupa sama dunia. Tapi Sen, lo yakin gak mau nyoba sama deketin Serra lagi?” ejek Tyo.

“Apa sih Serra Serra mulu. Noh lo sama Tasya!”

Semua tertawa, kita lihat saja siapa yang akan menjadi pemenang di hati Seno. Dari sekian banyaknya cewe siapa yang akan membuat Seno menjadi laki-laki yang setia.


*****
Hallo guys?!
Apa kabar semuanya? Sehat kan ya?
Gimana sama ceritaku kali ini? Semoga kalian suka ya.

Masih dengan harapan yang sama semoga ceritaku ramai pembaca dan suatu saat bisa terbit, doain aku yaa... Aamiin...

Love you so much!!

LASKAR (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang