Penantian

708 24 4
                                    

Kedua kaki itu terus berlari,
Kedua mata itu enggan melirik,
Kepala itu enggan menoleh,
Semua harapannya seolah hilang,
Entah apa lagi yang dunia janjikan kepadanya.
Enyahlah semua,
Tak sedikitpun rasa empati tercipta.

Tanpa sadar,
Badan dari kaki, mata dan kepala itu menabrak pejalan kaki.
Berserakanlah semua jeruk dalam pelukan pejalan kaki itu.

"Apa kau gila? Gunakan matamu untuk melihat!" Sergah sang pejalan kaki.

"Ya, aku gila! Gila akan penantian yang enggan mengusai!"

Berlanjutnya lagi larian itu,
Enggan berhenti hingga jatuh tersungkur.

Titik dan KomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang