kau bagaikan racun yang perlahan tapi pasti merengut jiwakau buat aku layaknya butiran pasir yang ikut terhanyut ombak
kau tak memiliki belas kasihan pada insan maupun insani yang hendak mengulang kejadian berarti pada hidupnya
kau adalah si bengis yang tak membiarkan satu nyawapun diam menikmati apa yang sedang terjadi
kau seolah si tukang bakar yang membiarkan kami dibelai api dan menjadikan abu
kau tak mau menerima alasan apapun untuk tinggal
kau tega membuat seorang ayah tak bisa menyaksikan tumbuh kembang anaknya karena kerja
kau enggan berteman dengan iba untuk membiarkan seorang ibu memiliki saat-saat yang berharga pada anaknya yang kian beranjak dewasa
kau yang membiarkan gramophone terus berputar saat sang pemutar meninggalkannya untuk kencing lalu melewatkan bagian paling disukainya dari lagu itu
dan aku menyalahkan kau atas semua itu,
wahai waktu yang terkutuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik dan Koma
Poetry"Perjalanan itu bersifat pribadi. Kalaupun kau berjalan bersamaku, perjalananmu bukanlah perjalananku." Ini adalah bagian perjalanan yang aku jalani bersama beberapa kawan, orang terkasih atau diriku sendiri. Nikmatilah sebisamu.