Matanya memerah, menahan buliran air mata yang akan segera menjamah pipi.
Bibirnya tak sanggup mengeluarkan sepatah kata, bahkan untuk meminta tolong.
Tubuhnya terbaring lemah di jalanan beralaskan aspal dingin, berselimutkan angin malam.
Ada apa dengan dirinya?
Pertanyaan yang pasti muncul saat manusia melihatnya.
Namun apa daya,
Hanya dirinya sendiri yang bisa menolongnya.
Sebab, ia begitu karna kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik dan Koma
Şiir"Perjalanan itu bersifat pribadi. Kalaupun kau berjalan bersamaku, perjalananmu bukanlah perjalananku." Ini adalah bagian perjalanan yang aku jalani bersama beberapa kawan, orang terkasih atau diriku sendiri. Nikmatilah sebisamu.