Welcome to ROGUE: The Secret Agent.
***
Rumah itu berdiri kokoh dengan design minimalis. Tidak terlalu besar, tapi juga tidak bisa dibilang kecil. Ketiga gadis yang memiliki tugas untuk menemui pemilik rumah itu saling bertukar pandang sejenak sebelum melangkah mendekati pagar untuk menekan bel.
Ranya yang berdiri paling depan melangkah lebih dulu dan menekan bel rumah yang ada di samping pagar hitam di depannya.
Sesaat setelah bel itu berbunyi ada wanita paruh baya dengan pakaian daster ala ibu-ibu serta kain lap di pundaknya membukakan pagar tadi dan mempersilakan ketiga gadis yang masih mengenakan seragam Bimantara untuk masuk.
"Mbak-mbaknya, tunggu sini dulu. Biar bibi panggilkan ibu sama bapak," kata wanita tadi yang merupakan asisten rumah tangga di sana.
Ranya, Heidy, dan Serena pun menuruti perintah dari sang asisten tadi dengan duduk bersejajar di sofa putih yang ada di sana.
Lima menit menunggu, datang sepasang suami istri yang kemarin Ranya dan Serena lihat di rumah sakit. Ketiganya langsung berdiri dan menyalami mereka dengan sopan.
Setelah mereka semua duduk dan sudah tersedia minuman di atas meja yang sempat asisten tadi sajikan, kini si Om mulai membuka obrolan. "Jadi apa yang mau kalian tanyakan? Sebisa mungkin kami akan menjelaskan apa yang kami ketahui." Suara Om sangat ramah sekali.
Melihat bagaimana sifat kedua paruh baya itu membuat mereka bertiga berpikir lagi. Apa mungkin Jeandra tega melakukan kejahatan itu? Melihat bagaimana ia di kelilingi oleh orang-orang baik seperti mereka.
Ranya mulai bersuara. "Terima kasih sebelumnya, Om dan Tante sudah mau meluangkan waktu untuk kami." Sepasang suami istri tadi mengangguk dengan wajah yang sangat teduhnya.
"Mungkin kami sudah terlambat untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dulu. Tapi kami ingin menebus kesalahan yang sudah kami perbuat dulu dengan gagal mengungkap pelaku pembunuhan Gaury sampai membuat Alm. Jeandra menjadi terpidana dan nahasnya membuatnya meninggal di sel." Kata Ranya dengan suara tenang dan lembutnya.
Om menyahutinya. "Kami mengerti. Yang lalu biarkan berlalu. Juga apa yang terjadi di masa lalu bukan salah kalian, karena itu bukan tugas kalian sebenarnya untuk menangkap pelaku. Melainkan pihak yang berwajib. Justru kalian sudah melakukan tugas yang baik untuk menyelesaikan kasus tersebut."
"Untuk kematian Jean juga bukan salah kalian, jangan sampai kalian nanti menyalahkan diri sendiri. Kematian Jean sudah takdir Tuhan. Mau bagaimana pun caranya, jika sudah kehendak Tuhan, Jean akan meninggal maka akan meninggal juga. Tinggal bagaimana caranya saja." Kali ini Tante yang berbicara dengan sangat tenangnya. "Mungkin apa yang terjadi pada Jean harus melalui hal ini."
Heidy yang sejak tadi diam, kini mendapatkan pukulan keras di kepalanya. Apa yang dikatakan oleh Tante itu membuatnya menyadari jika apa yang terjadi pada kakaknya, Hannah, dulu memang sudah takdir Tuhan. Mungkin cara yang dilewati oleh Hannah sangat tragis hingga membuat keluarganya hancur.
Mungkin jika dulu Hannah tidak diperkosa dan memilih untuk bunuh diri, mungkin ia akan tetap meninggal namun dengan cara yang berbeda saja.
"Kalau boleh tahu apa yang Om dan Tante ketahui dulu saat kasus itu terjadi?" tanya Serena dengan sopan. "Sesuatu yang pihak lain nggak ketahui."
Om dan Tante saling berpandangan sejenak sebelum menceritakan apa yang dulu mereka alami.
Akhirnya Tante yang menceritakannya. "Jean bukan anak kandung kami, dia anak dari kakaknya suami saya." Tante melirik Om di sebelahnya, setelahnya kembali melihat ketiga gadis yang menyimak dengan serius. "Saya divonis tidak akan bisa memiliki keturunan. Dulu kami berencana untuk mengadopsi anak di panti asuhan, tapi ternyata Tuhan memilih Jean untuk menjadi anak kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
ROGUE : The Secret Agent (END)
Mystery / Thriller[COMPLETE] *** [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, ADA BEBERAPA PART YG DIPRIVATE] *** 𝑩𝒊𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝑺𝒆𝒄𝒓𝒆𝒕 𝑨𝒈𝒆𝒏𝒕 (𝑩𝑺𝑨) merupakan organisasi rahasia sekolah yang dibentuk oleh 'Sang Pencetus' untuk menangani kasus-kasus yang terjadi di...