ROGUE : The Secret Agent (END)

28. Suara Palsu (4)

Welcome to ROGUE: The Secret Agent.

***

Sekolah yang semula masih heboh terkait rumor yang tersebar kemarin. Pagi ini sekolah semakin heboh karena rumor terkait calon ketua osis dan wakilnya yang ada di base sekolah ramai dengan komentar-komentar pedas yang menyudutkan salah satu kandidat. Yaitu Gamaliel.

Bahkan komentar-komentar tersebut sampai menyentuh angka 10.000 dalam kurun waktu semalam. Dan 90 persennya berupa komentar negatif dan hinaan.

Keadaan menjadi chaos karena hal itu membuat anak-anak yang tidak melayangkan komentar tersebut menjadi ikut-ikutan.

Kini citra Gamaliel sudah jelek di mata anak-anak Bimantara. Sehingga sudah banyak yang menebak jika pada pemilihan nanti kandidat nomor satu atau Hugo dan Thea lah yang akan menang.

Bahkan berita yang sempat ramai di twitter semalam sudah terpampang di mading sekolah. Berita yang berhasil menyudutkan Gamaliel. Berita yang membuat namanya semakin jelek di mata anak-anak.

BERIKUT KESAKSIAN KORBAN PERKELAHIAN GAMALIEL DENGAN SEKOLAH LAIN, ALASAN KARENA MEMPEREBUTKAN NATASHA.

Judul berita tersebut juga diikuti dengan beberapa gambar chat kesaksian anak sekolah lain yang katanya pernah terlibat perkelahian besar tersebut.

"Udah dapat siapa yang nyebarin rumor itu di twitter?" tanya Alpha pada Tala yang sedang berkutat dengan laptopnya.

Tala menggeleng. "Kasih gue waktu lagi." Balasnya tanpa mengalihkan pandangan serta jari-jarinya dari laptop miliknya.

Alpha kemudian menatap Heidy. "Lo dapat sesuatu?" tanyanya pada gadis yang bertugas memata-matai para kandidat ketua osis.

"Mungkin," Heidy menjeda ragu apakah asumsinya benar atau hanya sekedar asumsi. "Beberapa kali gue ikutin Hugo dan Thea, mereka sering kedapatan berdua."

Serena bingung. "Maksudnya?"

"Ya, jalan berdua. Kayak orang pacaran." Sebelum orang-orang memotongnya, Heidy lebih dulu menyelanya. "Itu cuma asumsi gue aja. Bisa aja mereka ada kepentingan bareng, lagi pula mereka kan pasangan yang mencalonkan diri."

"Cuma itu?"

Ada lima detik Heidy terdiam. Sepertinya untuk misi kali ini, dirinya banyak diliputi keraguan. Sampai akhirnya suara Ranya menyadarkan Heidy dari pikirannya. "Apa yang lo tahu lagi?"

Heidy menghela nafasnya sebelum mengatakan hal yang hanya dirinya tahu terkait kasus kali ini. Mungkin apa yang akan ia katakan bisa menjadi titik temu bagi BSA.

"Sebenarnya gue tahu sesuatu terkait berita yang ada di mading tadi pagi." Akhirnya gadis itu memberanikan dirinya.

Untuk kali ini, dia akan berbaik hati dan mengorbankan dirinya jika nanti ia akan terseret dalam kasus tersebut. Apalagi setelah tadi dia sempat berbicara dengan Gamaliel, dan salah satu perkataan laki-laki itu membuatnya bungkam dan sedikit merasa bersalah.

"Hei, kita sama-sama tahu kalau berita yang di mading itu palsu. Mungkin gue lancang kalau minta tolong buat lo bantuin gue kali ini aja."

"Gue tahu nggak seharusnya gue minta tolong sama lo. Tapi cuma lo yang bisa bantuin gue, lo satu-satunya orang yang ada di tkp dan tahu detail kejadiannya."

Sejak mendengar kalimat-kalimat itu, kepala Heidy terus memutar kembali memori yang sudah terkubur. Isi kepalanya bentrok sampai saat ini. Apakah membantu laki-laki yang sudah menyakitinya adalah pilihan yang baik? Atau malah mempersulit dirinya?