😴✍🏻
Tampak Serra tengah mengemas beberapa barang ke dalam koper besar, ia menyelimuti Elia begitu tebal. Apa gadis itu ingin kabur?
"Maaf sayang, kamu pisah dengan kakak Axel untuk sementara dulu," Serra lalu menggendong tubuh Elia dengan langkah perlahan keluar rumah, ia memakai pakaian yang benar-benar tertutup, tak tampak Alexa ataupun Axel berada di luar.
"Maaf Axel…."
Serra pergi menaiki taxi tanpa seorang pun yang mengetahui, membawa Elia tanpa sepengetahuan Axel. Gadis itu akan kemana?
Satu jam sudah berlalu sejak kepergian Serra tanpa pamitan, Axel kini kembali melangkah menuju kamar Elia.
Tok! Tok!
"Serra? Kau ada di dalam?"
Tak ada jawaban apapun, keheningan yang menjawab pertanyaan Axel. Lelaki tampan itu masih belum merasa curiga dengan keadaan, ia lalu menoleh ke kanan kiri.
Saat memasuki ruangan itu, suasananya benar-benar sepi. Tapi tampak sangat bersih dan rapih, Axel lalu melirik pintu kamar mandi yang tertutup, masih mengira Serra ada di sekitarnya.
"Serra? Kau sedang memandikan Elia? Boleh ku bantu?"
Karena tak ada jawaban, akhirnya Axel kembali membuka pintu itu dengan perlahan. Lagi-lagi kekosongan yang ia dapati, tiap bagian ruangan itu tampak sangat bersih.
"Mereka di mana? Apa sedang bermain petak umpet?"
Axel perlahan menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur, tanpa sengaja matanya melirik sebuah kertas yang tertempel di cermin lemari.
Dengan perlahan ia kembali bangkit lalu mengambil surat itu, Axel masih tak mengerti apa yang terjadi." Axel, aku minta maaf pergi tanpa pamit denganmu. Rasanya terlalu melelahkan berada di tempat ini, jangan khawatir, aku akan menjaga Elia dengan baik. Jaga dirimu baik-baik, aku sengaja membawa El karena tahu kau tak akan bisa tanpa diriku dan mungkin kau tak akan bisa fokus merawatnya jika aku membiarkannya bersamamu. Aku tak akan lama, hanya ingin menenangkan diri."
Axel segera keluar dari kamar itu dengan langkah tergesa-gesa, ia mengetuk pintu kamar Alexa dengan kasar.
"Alexa! Kau di mana!?"
Gedoran pintu membuat gadis itu terganggu, ia dengan langkah terhuyung-huyung keluar dengan santai." Ada apa Xel? Aku sangat mengantuk," Alexa mengucek-ngucek matanya, hanya samar-samar wajah Axel dalam pandangannya.
Tanpa aba-aba Axel langsung mencengkram erat bahu Alexa, menatap gadis itu penuh amarah." Kau tahu Serra kabur, kan!?"
"Hah? Omong kosong apalagi ini, Serra kabur?" Alexa terbelalak mendengar ucapan Axel, ia memasang ekspresi datar saat menatapnya.
"Jangan berbohong! Kau tidak mungkin tidak melihatnya," Axel bagai menenggelamkan tubuh Alexa, gadis itu hanya bisa mendongak tak berekspresi.
Alexa memutar bola matanya dengan malas saat mendengar ucapan Axel."Kau ingin aku memantau kekasihmu itu? Bukan tugasku! Aku hanya akan memantau dirimu, kau ingin aku menjaganya bak pengawal?" Alexa berusaha meninggikan tubuhnya di hadapan Axel, lelaki tampan itu bagai menganggap dirinya seorang penjaga.
"Ah, shit! Kemana ia akan membawa Elia!?" Axel menggaruk-garuk kepalanya berusaha berpikir keras.
"Kiana kabur membawa Elia?! Apa di luar sudah tidak ada wartawan!?" Kedua alis Alexa terangkat, ekspresi wajahnya berubah bahagia dengan senyum sumringah.
Alexa segera berlari kembali kedalam kamarnya, mengambil jaket dan ponselnya. Axel menatap gadis itu penuh keheranan, apa yang ingin Alexa lakukan."Kau ingin pergi kemana!?" Ia menahan pergelangan tangan Alexa agar kembali menatap dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU HAVE A BABY? (END)
RomanceMohon Vote dan follownya para readers, Author harap suka sama ceritanya yaa... Biar kenal sama cerita lainnya bolehlah follow dulu, okee? VOTE pliss Axel Maverick Bjorn, lelaki berusia 25 tahun. Calon CEO dari perusahaan Jarxon group yang berkembang...