BAGIAN 76

29 2 0
                                    

"Maaf nona, tuan jarang pulang. Hanya sekali sebulan tuan berada di sini, itupun hanya untuk mengistirahatkan diri sejenak."

"Kalau begitu saya permisi nona, selamat beristirahat," wanita itu melangkah dengan anggunnya meninggalkan Alexa, gadis itu bahkan mematung memandangi punggungnya yang perlahan menghilang dari pandangan.

Tepat setelah pintu ditutup, Alexa langsung merebahkan tubuhnya ke atas kasur, Rambutnya terurai dengan indah."Huft… capek, kenapa ada manusia seperti Alen dan Axel ya?" Alexa bergumam sembari menatap langit-langit ruangan, ia masih bingung mengapa bisa sepercaya itu pada Alen yang baru ia kenal sehari. 

Saat Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 malam, mobil Alen tiba di mansion besar itu. Para penjaga dengan cepat menyambutnya di depan pintu." Selamat malam tuan," serentak semuanya menunduk menyapa Alen bagai seorang raja yang baru saja tiba di istana.

"Di mana Alexa?" Pertanyaan Alen sontak membuat para pekerja langsung melirik ke arah lantai dua.

"Nona masih berada di kamarnya sejak tadi tuan, belum turun sama sekali."

"Saya naik ke atas dulu, kembali bekerja," ucap Alen lalu melangkah menuju kamar dimana Alexa berada. Tak ada pekerja yang berani bubar sebelum punggung lelaki arogan itu menghilang dari pandangan mereka, tak ada yang mau mengambil resiko buruk.

Tok! Tok!

"Alexa, ini saya tuan Alen. Kau sedang apa didalam?" Ucap Alen dengan nada ketus, namun tak ada sahutan dari dalam. Dalam pikiran Alen, gadis itu mungkin sedang mandi.

Merasa tak bisa menahan sabar, Alen memutuskan untuk masuk tanpa persetujuan Alexa." Saya masuk, kau yang memintanya."

Saat memasuki ruangan itu, Alen tampak mematung, Ia lalu melangkah perlahan ke arah Alexa yang tertidur pulas."Mm… pantas saja, sudah berubah menjadi putri tidur ternyata," Alen tertawa memandangi wajah Alexa.

"Dasar gadis aneh, sepertinya karena kecerewetan mu itu kau di usir, ya? Kasihan sekali…," Alen menunduk untuk merapikan rambut Alexa yang menutupi wajah. Namun tanpa sadar lelaki arogan itu malah mematung sesaat setelah mendapati tiap sudut wajah cantik Alexa.

"Gadis ini tidur saja tetap membuat nafsu lelaki meninggi," Alen menggerutu memalingkan pandangannya dari wajah Alexa, entah mengapa bibir Alexa terlihat sangat menggoda nafsu gilanya.

Karena posisi Alexa yang terlihat tak nyaman, tanpa sadar tangan kekar lelaki tampan itu malah melingkar di pinggang Alexa, Ia mengangkat tubuh ramping Alexa dengan perlahan penuh kelembutan." Gadis ini manis juga, tapi tetap saja hati saya meneriakkan nama Serra," Alen hanya memanyunkan bibirnya sesaat setelah memandang wajah Alexa.

Baru saja ingin melangkah pergi, tangan Alexa tiba-tiba menahan jas milik Alen membuat lelaki tampan itu langsung berbalik." Rupanya mudah sekali menipu tuan muda yang satu ini," Alexa tertawa kegirangan mendapati telinga Alen tampak merah karena dirinya, ia masih belum melepaskan genggaman Kuat itu.

Tanpa aba-aba Axel langsung menarik kedua tangan Alexa untuk menyudutkannya, menindihnya dengan mudah."Jangan pernah berani-beraninya menggoda saya, itu berbahaya," Ucap Alen dengan nada ketus, memasang ekspresi datar dengan tatapan tajam ke arah manik mata hitam milik Alexa.

Keduanya cukup lama diam dengan posisi seperti itu, kedua mata Alexa hanya melirik tiap inci wajah tampan Alen. Pikiran kotornya tak berhenti berdatangan, tidak mungkin Alen bisa bertahan sekuat itu di depannya.

" maaf saya bersikap lancang, kejadian ini lupakan saja," ucap Alen dengan nada bicara yang terdengar gugup, tangannya terus berusaha melonggarkan dasi dengan bibir bawah yang terus ia basahi dengan Saliva. 

DO YOU HAVE A BABY? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang