BAGIAN 93

21 1 0
                                    

Alen segera memberikan pistolnya pada Alexa, tanpa basa-basi gadis itu langsung membuka kaca jendelanya dan menembaki ban mobil yang di kendarai oleh Devan, Badas euuyy.

“Nice! Tembakanku memang tak pernah meleset” Alexa tersenyum miring merasa bangga, bakat gadis itu memang tak bisa diragukan.

“Hey! Kau membahayakan dirimu, jika tadi meleset bagaimana?”

“Hanya tembakan kecil sayang, i'm fine honey…,” Alexa mengelus lembut kepala Alen, lelaki itu meraih tangan Alexa lalu mengecup punggung tangannya sekali.

Mobil mereka terus melaju tanpa arah, yang terpenting adalah jauh dari tempat itu, Sampai Mobil para pengawal Devan tak lagi terlihat mengikut.

Mereka akhirnya memutuskan untuk menepi di bawah sebuah jembatan, mengistirahatkan diri untuk pagi yang gila keesokannya.

****

Pagi itu Alen terbangun dari tidurnya dengan lesu, Ia mendapati Axel dan Serra tak ada di dalam mobil. Alen lalu melepas jasnya untuk ia berikan pada Alexa yang masih terlelap.

“Rupanya sedang berduaan di sana,” Alen menatap keduanya dari kejauhan, tampak sedang merangkul mesra. Ia lalu mengambil sebatang rokok dari saku celananya.

“Hm, petualang kita masih belum selesai. Jangan bermesraan Dulu,” sontak keduanya berbalik dan tertawa kecil, Alen tak lagi cemburu. Lelaki itu langsung menoleh menatap wajah cantik Alexa.

“Alen, maaf untuk sikapku yang buruk padamu beberapa bulan yang lalu,” ucap Serra lirih.

“Don't worry, saya sudah tak lagi kecewa. Lihat tangan saya, sudah ada cincinnya. Kalian kapan?” Alen tersenyum bangga memamerkan cincin tunangannya.

“Kau dan Alexa? Kapan kalian akan menikah?” raut wajah Serra begitu sumringah, ia bahagia lelaki itu bisa mencintai wanita lain.

“Dua bulan lagi, jangan lupa datang.”

“Tentu saja, kami pasti akan datang. Tapi harus cosplay dulu sepertinya,” tawa bahagia mengelilingi, hal buruk seperti tak akan menghampiri.

Mereka akhirnya kembali berkendara, mencari minimarket untuk membeli persediaan petualangan yang gila.

“Ayo silahkan, ambil yang kalian inginkan Nona-nona. kami para tuan-tuan yang menggesek black card,” ucap keduanya lalu serentak mengeluarkan black card dari saku celana.

Sontak Alexa dan Serra tertawa, mereka segera mengambil beberapa cup mie dan botol minuman yang akan sangat mereka butuhkan kedepannya.

Alen dan Axel hanya saling melirik, keduanya merasa canggung untuk sesaat. Rasanya tak menyangka bisa membangun hubungan layaknya keluarga besar yang sedang berkumpul. Siapa yang akan menyangka keduanya adalah musuh bebuyutan?

Sekitar 25 menit berlalu, Alexa dan Serra akhirnya kembali dengan 2 troli belanjaan yang penuh.”Sudah selesai semua? Maaf Nona-nona Kita tidak bisa mencari hotel, karena itu sangat mudah di lacak,” ucap Alen yang sudah berada di kursi pengemudi.

“Terus ini kita mau kemana?” Tanya keduanya serentak.

“Kita tidak perlu menginap atau menetap dimanapun, tinggal di mobil ini saja. Kita bisa menetap sejenak di tempat-tempat yang indah, seperti danau atau mungkin di tepi laut,” cetua Axel, rasa tegang mungkin sedikit memudar jika memandang tempat indah.

“Ide mu memang terdengar tak meyakinkan, tapi saya cukup setuju,” timpal Alen.

“Silahkan kembali ke kursi masing-masing gadis-gadis.”

DO YOU HAVE A BABY? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang