tok tok tok tok tok tok!!!
suara pintu diketuk berkali kali dengan sedikit kencang. "NANA AYO BANGUN UDAH MAU SYURUK!!" "HUSAIN MAU SAMPAI KAPAN KAMU TIDUR?!" "AFIQ AYO CEPAT BANGUN!!" suara khas ibu ibu itu memenuhi seisi rumah, ia mengetuk pintu kamar anak anaknya satu persatu dengan emosi yang ia tahan tahan, bagaimana ia tidak marah jika anaknya saja selalu telat untuk shalat subuh.
Seorang gadis berusia 17 tahun itu keluar dari kamarnya dengan memasang wajah malasnya "umi pagi pagi udah berisik banget sih" gadis ini adalah pemeran utama pada cerita kali ini. Azrina. Ya, di rumah ia seringkali dipanggil Nana oleh keluarganya. Saat ini ia berusia 17 tahun yang artinya Azrina duduk di bangku kelas 3 SMA.
"kamu ini bangun telat terus, selalu aja mepet bangunnya. liat tuh udah jam setengah 6, sedangkan kamu siap siap sekolah aja butuh waktu sejam" Azrina yang mendengar itu terkekeh dan berkata "iyaaaa umi Arin cantikkkk, lain kali nana bakal benerin jam tidurnya nana deh" uminya yang mendengar itu hanya menghela napas.
30 menit, waktu yang lumayan bagi Azrina untuk bersiap ke sekolah hari ini. Akan tetapi ia masih harus menunggu adiknya, karena jika ia berangkat duluan adiknya akan marah. Itu artinya sudah satu jam ia habiskan untuk bersiap dan menunggu adik adiknya.
"UMI KOK KAOS KAKI KU GADA?!"
teriakan suara laki-laki itu membuat Arin sedikit kesal
"cari sendiri! makanya barang pribadi itu ditaruh sendiri jangan asal naruh!"
Azrina yang sedari tadi menunggu di sofa ruang keluarga pun tertawa.
"AHAHAH Husain Husain, makanya punya barang dijaga yang bener!"
Husain yang mendengar itu hanya berdecak, terpaksa ia memakai kaos kaki minggu kemarin. Husain saat ini duduk di bangku kelas 1 SMA, ia adalah adik pertama Azrina.
"woi siapa yang nganter aku"
suara laki-laki khas bocil itu bertanya dengan malas kepada kedua kakaknya. Kakak kakaknya yang mendengar itu saling menunjuk satu sama lain.
"kamu aja cen yang anter afiq, kan sekolahmu searah"
Husain yang mendegar itu tidak terima
"dih kamu aja, aku sebentar lagi masuk" dan berakhir ribut.Afiq yang mendegar itu menjadi malas dan teria mengadu kepada Arin.
"UMI KAK NANA SAMA KAK UCEN ADU MULUT" uminya yang mendengar aduan anaknya itu menghela nafas
"nana kamu anter afiq, biar ga tambah sumpek ini rumah. kasian adek anaya masih tidur tapi dengar kalian ribut gini"
Azrina hanya memasang wajah cemberut
"cepetan afiq!! aku masuk jam tujuh!!"dan pada akhirnya Azrina mengantar adiknya yang bernama afiq itu dengan perasaan sedikit kesal karena jam ia masuk lebih dulu daripada Husain.
❀⊱┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄⊰❀
Hampir saja Azrina terlambat, untung gerbang masih dibuka walau tadi guru tata tertib sudah mau menutupnya. Sesampainya Azrina di kelas, ia langsung duduk di bangkunya, bangku Azrina di depan pas berhadapan dengan guru.
Teman temannya yang sedari tadi asik mengobrol pun sadar kalau Azrina sudah datang
"loh umik kok tumben telat"
perempuan yang memanggil Azrina dengan sebutan 'umik' itu adalah salah satu teman dekat di kelasnya, ia bernama Nora. Kenapa azrina dipanggil dengan sebutan itu? karena Azrina dulu saat kelas 1 SMA ia dikenal dengan pakaiannya yang berbeda dengan teman teman lainnya, pakaiannya selalu tertutup walau ia memakai seragam sekolah.
"iya, soalnya aku tadi kesiangan, untungnya tadi gerbang masih dibuka"
Nora yang mendengar itu tertawa
"makanya turu tuh jangan malem malem!! kesiangan kan, kaya aku dong turu jam 9 tapi tetep aja sih kesiangan ehehehehe"
Azrina tidak habis pikir dengan temannya itu, bisa bisanya dia tidur tidak larut malam tetapi bangunnya masih kesiangan, dan parahnya di sekolah Nora juga akan tidur lagi.
KRINGGGG KRINGGGG
bel masuk pun sudah berbunyi, semua murid pun melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan tenang. Tidak dengan kelas Azrina. Kelas Azrina sangat berisik karena 3 siswa laki-laki terlambat masuk ke kelas, mereka disebut pentolannya IPS 5 dan dari salah satu mereka ada yang selalu mengganggu Azrina. Azrina yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas dan memalingkan wajah. Mereka bertiga dihukum untuk bernyanyi lagu nasional, akan tetapi suaranya begitu sumbang dan membuat seisi kelas tertawa kecuali Azrina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty Letters for Adam
Teen Fiction"mas ini uang 70 ribu saya, gaenak kalo ga dibayar nge ganjel di hati ehehe" "serius senyumnya masyaAllah banget" "ukhti yang satu ini memang beda ya hahah ada ada saja"