Pukul 10.00 pagi. Azrina masih saja bermalas malasan di dalam kamarnya, pikirnya karena ini adalah hari libur untuk menunggu ujian sekolah tidak ada masalah baginya jika untuk sehari saja ia memanjakan dirinya di kasur kesayangannya.
Tetapi, disaat ia sedang bermain handphone Azrina dikagetkan oleh suara klakson mobil. Ia mengintip di jendela kamarnya, tampak abinya sedang membuka gerbang rumah dan mobil putih memasuki halaman rumahnya.
"siapa ya yang dateng? temen abi kah?" gumam Azrina berpikir. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya.
Setelah ia berpikir dengan keras, ia baru ingat bahwa anak teman Abinya akan datang ke rumah untuk berkenalan sebagai guru ngaji Azrina.
"HAH! astaghfirullah lupa kalo temen abi mau dateng!" ucap azrina seraya memukul dahinya sendiri.
cklek
"astaghfirullah nana! kamu belum siap?! daritadi di kamar ngapain aja?!" Umi Azrina datang dan langsung memarahi Azrina.
Azrina yang dimarahi Uminya hanya menggaruk garukkan kepalanya.
"udah ganti baju sana, gausah mandi. bakal kelamaan nunggunya kalo kamu pake mandi! cepet!!"
"IYA IYA UMIIIIII"
Arin pun pergi meninggalkan kamar Azrina, dan Azrina dengan segera berganti pakaian, mengenakan hijab dan memakai parfum secukupnya lalu bergegas untuk turun ke ruang tamu.
❀⊱┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄⊰❀
"silakan ini teh dan camilannya" ucap Arin sembari menaruh nampan berisi camilan dan teh hangat.
"masyaAllah repot repot banget mbak" balas Kinan dengan senyuman.
"aduh kayak sama siapa aja mbak kinan ini" jawab Arin dengan tawa kecil, yang disusul dengan tawa pula oleh semuanya yang ada di ruang tamu.
"oh iya ini yang namanya Husain sama Afiq ya?" tanya Ramzi.
"iya ustadz" jawab Husain dan Afiq berbarengan.
"kayaknya ini kurang satu personil ya yang mau jadi murid" ucap Ramzi dengan tawa yang sedikit kikuk.
"oh iya, Azrina masih diatas kayakn- oh itu tadz udah turun anaknya" jawab Barraq sambil melihat kearah Azrina yang sedang turun tangga.
"assalamu'alaikum" ucap Azrina seraya mencium tangan Kinan, dan memberikan salam kepada Barraq dan Hamzah tanpa bersentuhan tangan. Lalu ia duduk di sebelah Arin.
"Nah kita mulai saja ya ustadz, perkenalkan ini anak anak saya. Azrina ini putri sulung saya, Husain anak kedua saya, Afiq anak ketiga saya, dan Anaya anak bungsu saya tapi lagi tidur hahaha" ucap Barraq dengan tawa khas bapak bapaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirty Letters for Adam
Teen Fiction"mas ini uang 70 ribu saya, gaenak kalo ga dibayar nge ganjel di hati ehehe" "serius senyumnya masyaAllah banget" "ukhti yang satu ini memang beda ya hahah ada ada saja"