Kegiatan Alan diakhir pekan sebenernya membosankan. Setelah bangun tidur dirumah hanya ada ibu, ayahnya kalau akhir pekan selalu padat jadwal latihan. Senangnya akhir pekan Alan itu selalu dibolehkan bangun siang. Kaya sekarang ini, bangun langsung nongkrong diteras sambil olahraga ringan.
"Gimana kabar nak Serena?" ucap ibunya langsung ketika dia sedang duduk santai diteras ngeliatin bocil bocil mainan.
"Baik, selalu baik. Tumben ibu nanya." balas Alan mengatasi keterkejutannya. Ibunya ini jarang bertanya tentang hal hal itu ke Alan. Waktu dengan mantannya dulu, malah ibunya nanya pas dia sudah putus.
"Pengen aja, tiba tiba keinget. Kamu baik kan sama dia Mas?"
"Baik bu, memang harus bagaimana?"
"Kamu jangan sakitin hatinya loh ya, perempuan itu hatinya rapuh. Kamu sakitin dikit aja bekasnya lama sembuh." nasihat ibunya.
"Iyaaa." Faktanya Alan bahkan sudah menyakiti hati Serena lebih dulu sebelum ibunya bilang. Bekasnya pasti sulit sembuh karena Serena sekarang sulit didekati.
"Ibu tuh beberapa kali kepikiran Mas. Ibu takut kamu nyakitin nak Serena karena dia suka ke mas. Ibu khawatir semuanya jadi berantakan." ucap ibu pelan. Alan paham kekhawatiran ibunya.
"Mungkin memang Alan kasih sakit ke Serena bu. Tapi sekarang Alan yang bakal sembuhin itu sendiri. Ibu nggak perlu khawatir akan hal itu, tenang ajaa." ucap Alan lembut.
"Nak Serena itu cantik, sangat cantik malah, ibu yang kesemsem." ucap ibunya yang membuat Alan tertawa. Memang Serena itu cantik dan itu paten.
"Memang, cantik banget."
"Makanya kamu suka karena dia cantik."
"Bukan karena itu sepenuhnya, Alan mulai suka ke Serena karena anaknya ambisius. Alan jadi punya partner ngambis buat belajar pelajaran. Bahkan bisa punya partner sparing taekwondo atau tinju. Serena itu paket komplit, apalagi anaknya mau mau aja kalau diajak ke burjo." jelas Alan.
"Kamu boleh loh mas kerkom ke mall kaya yang lain, nanti ibu bilangin ayah buat tambah uang jajan. Jangan di burjo terus, nanti temen temennya nggak mau." ucap Ria khawatir.
"Nggak mau ya yaudah, semua ada jalan bu. Aku cuma males, kalau ke mall tujuannya jadi beda. Dulu waktu SMP kan aku pernah nyoba, pada gayaan ke mall, malah nggak dapet apa apa." adu Alan. Pengalamannya kerkom di mall itu nggak bagus. Kalau mau jalan ke mall dengan tujuan healing, belanja baru dia mau.
"Yaudah deh, kuenya udah kamu kasih belum?"
"Udah, udah dimakan juga. Alan tawarin Serena baking sama ibu." cerita Alan jujur.
"Terus terus? dianya mau enggak?" senangnya sebagai ibu adalah ketika anak mau bercerita kondisinya tanpa dipaksa dan mereka enjoy.
"Harus izin papanya dulu, kayanya mau?" ucap Alan meragu.
"Ajak aja loh, sekarang boleh. Ibu ada bahan baking.".
"Boleh ajak Serena kesini?" tanya Alan kaget, ibunya memang kurang welcome dulu. Makanya Alan tak berani sering bawa mantannya dulu kesini.
"Boleh, ajak aja. Tapi kalau nggak boleh ya jangan dipaksa mas."
"Aku telfon dia dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense Of Rythm
Teen Fiction[IRAMA'S SERIES 2] Sense Of Rythm adalah sebuah rasa dari sebuah irama. Tak seperti sebelumnya, cinta yang baru saja timbul tanpa alasan. Saling mencari dan berusaha mendapatkan. Hingga menemukan sebuah 'rasa' dalam irama. Rumit, menyebalkan, lelah...