07| Bolos

206 66 16
                                    

18+ ⚠️

'c 'c' 'c'

Pagi ini dengan senyum yang tak berhenti mengembang, White bersenandung menuruni tangga kemudian menuju dapur untuk membawa bekalnya. Terdapat seorang wanita paruh baya tengah tersenyum kepadanya.

"Nak, ini bekalnya." Ucapnya seraya memberikan 2 kotak bekal sesuai pesanan tuan muda nya. White memang menyuruh ART nya itu memanggilnya dengan sebutan 'nak'

"Trimakasii bibi!"

Ia tak henti hentinya tersenyum hingga dirinya tepat berada di depan pintu keluar rumahnya, membuka kunci pintunya dan pemandangan di depannya membuatnya terkejut bukan main. Black, pria itu ada di depan rumahnya, ntah sudah berapa lama pria itu menunggunya.

Melihat itu White langsung menghilangkan senyumannya. Ia berniat untuk jual mahal ceritanya. "Cepet banget," Tanya nya iseng.

Black tak menjawab, ia hanya menggeleng sebagai jawaban. Ia kemudian melirik sebuah jinjingan yang dibawa White pagi ini. "Buat gue?" Tanya nya setelah melihat 2 kotak bekal didalamnya.

White mengangguk, karna memang ia menyuruh sang bibi untuk membuatkannya 2 bekal, untuk dirinya dan juga Black.

Hampir saja dirinya menaiki motor Black, tapi tiba tiba suara deruman motor lainnya terdengar dibelakangnya. Kedua sejoli itu menoleh bersamaan. "Azka?" Ucap White yang tampak bingung dengan kehadiran pria itu.

Azka tersenyum kikuk, ia niatnya ingin mengajak pria itu pergi ke sekolah bersamanya. Tapi ternyata ia kecolongan, Black sudah lebih dulu mendahuluinya.

"Gue mau ngajak berangkat bareng, sebenernya tapi kayanya lo udah bareng Black ya?" Ia tak ada pilihan lain, selain mengaku.

White melepas kembali helm nya yang sudah terpasang sempurna di kepalanya, ia kemudian menghampiri Azka.

"Sorry banget Azka, lo jadi bolak balik." Ucapnya merasa bersalah.

Azka tersenyum kemudian meraih tangan kecil White untuk ia genggam.

"Kalo gitu gue tunggu di sekolah, see ya!" Ia mengacak gemas rambut White kemudian melaju meninggalkan halaman rumah White tanpa menoleh ke arah Black sedikit pun.

"Ihh sialan, rambut gue jadi berantakan kan."

'c' 'c' 'c'

"Black?"

Tak ada jawaban.

"Ih, Black!"

Masih tidak ada jawaban.

White kembali mencubit pinggang Black tapi kali ini lebih kencang. Ia juga sedikit menggigit pundak Black yang hanya tertutup seragamnya. Ia kemudian menepi untuk membuat White lebih leluasa mengutarakan sesuatu.

"Kenapa?" Ucap Black setelah menepi ke pinggir jalan. White berdecak sebal, siapa suruh tidak mendengarnya.

"Lo budek!" Jawabnya masih dengan nada yang kesal.

Black menghela nafasnya lelah, ia kemudian menatap yang lebih kecil. "Apa?"

"Mau bolos aja," Cicitnya dengan kepala tertunduk. Ia tak berani menatap Black.

Black diam. Ia tak menyahut apapun. Ia diam seribu bahasa. "Black, jawab!"

"Fine, kemana?"

Mata White berbinar mendengarnya.

"Mau ke timezone,"

"Ayo, Black!" Ajaknya tak sabaran.

Black mengangguk, kemudian kembali melajukan motornya membelah kembali jalanan yang lumayan adat pagi ini.

BWHITE | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang