Warn 18+ ⚠️
'c' 'c' 'c'
"Gue panik si Black sialan itu nelponin gue terus terusan."
Sedang seorang pria di depannya nampak biasa saja. Ia bahkan tak memikirkan apapun selain kejadian yang menimpa dirinya tadi. Ia meremas kedua jemarinya untuk melampiaskan kegelisahannya.
"White!"
Mendelik kaget. White langsung memeluk tubuh Renata erat. Ia sangat takut. Kenapa dirinya harus selalu di kelilingi pria pria yang terobsesi padanya.
"Gue takut, Re- "
"G-gue g-gue takut!"
Renata bisa merasakan seluruh tubuh White yang bergetar hebat. Ia juga ikut menangis. Sampai kapan penderitaan sialan ini terus menghantui hidup temannya ini.
Tak ada jawaban apapun dari gadis itu. Ia hanya terus menerus berusaha menenangkan temannya.
Drrt.. drrt..
Drrt.. drrt..
Sial. Mengumpat bukanlah pilihan tepat, tapi setidaknya emosi kita bisa tersalurkan.
"KENAPAA?!" Amuk Renata.
Terdengar kekehan dari seberang.
"Dimana White?"
"Di tempat yang seharusnya bikin dia ngerasa dirinya terlindungi dari manusia manusia sinting kaya lo!"
Tak ada jawaban dari seberang. Hening beberapa saat hingga kemudian sebuah kalimat berhasil membuat Renata terdiam seribu bahasa.
Black terkekeh. "Kenapa diem?"
"DIEM LO SIALAN!"
White semakin ketakutan dibuatnya. Ntah apa yang pria itu katakan sehingga membuat Renata menjadi seperti ini. Ia tak mengerti. Apakah Renata menyembunyikan sesuatu darinya?
"Re! Lo kenapa?!" Celetuk White yang kemudian mengguncang tubuh Renata seperti meminta penjelasan.
Dan bodoh. Black jadi mengetahui bahwa White sekarang berada disini bersamanya. "Kenapa lo ngomong?" Ucap Renata frustasi.
Black tersenyum di seberang sana. Dan panggilan otomatis tertutup begitu saja. Renata yakin duaribu rius persen bahwa pria itu sedang menuju kesini sekarang.
"S-sorry!"
Renata menghela nafasnya pelan. Enggan emosi. Ia kemudian menarik lengan White agar mengikutinya. Membawanya pada tempat yang sepertinya jarang sekali orang berlalu lalang disini. Seperti tempat terbengkalai tapi sangat amat bersih.
"Lo diem disini!"
"Jangan pernah keluar sebelum gue suruh lo keluar!" Perintahnya mutlak.
White hanya bisa mengangguk mengiyakan. Ini pun demi kebaikannya sendiri. Jika tidak ada gadis ini mungkin dirinya sudah seperti manusia yang kehilangan semuanya. Tidak punya apa apa. Tidak punya siapa siapa.
Segera setelah Renata mengantar White ke tempat aman ia langsung berlari keluar dari sana. Meninggalkan White yang tengah meremas kedua tangannya semakin kencang.
"Gue takut!" Lirihnya.
Di sisi lain seorang pria tengah kesetanan mengenderai mobilnya. Ia melaju kencang tak tahu arah. Tujuannya sekarang adalah rumah Renata. Pria ini sungguh tidak sabar untuk menghukum pria nakalnya itu.
Ia tersenyum lebar saat mobilnya sudah terparkir di depan bangunan yang cukup megah di depannya. Ini adalah rumah Renata.
Ia sudah cukup bertekad bahwa nanti jika White berontak ia akan menyeretnya walaupun harus menggunakan cara kasar sekalipun. Ia sudah cukup sabar untuk tidak berbuat kasar sebelumnya. Tapi pria ini memang meminta untuk dikasari sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BWHITE | Nomin
Ficção Adolescente18+ Black Anderson pria dengan obsesi yang gila dan White Argiant dengan cinta nya yang tak kunjung terbalas. Sang alter White yang bernama Kathrin juga menyukai Black, gadis yang menjadi alter nya itu begitu licik ia hanya ingin memiliki Black seut...