21| Berubah

120 12 5
                                    

Black benar benar merubah dirinya sendiri, pria itu mulai berbicara dengan lebih banyak kata sekarang. Ia juga sudah mulai sedikit demi sedikit lebih bisa mengontrol emosinya sendiri, benar benar perubahan yang drastis.

Pagi itu saat terbangun Black buru buru langsung membersihkan pecahan kaca yang dipecahkan White semalam, raut wajahnya yang tetap datar dan dingin membuat White yang menatapnya menahan tawanya kecil. Lucu saja katanya.

"Ck, lama!" Ucap White dengan wajah yang memberengut sebal.

"Siapa yang pecahin?"

"Oh, jadi lo ga ikhlas gitu?"

"Ikhlas." Balas Black yang berusaha bersabar, namun tetap berteriak kesal.

"Kok lo ngegas?"

"Gak."

"Itu tadi ngegas."

"Pemanasan."

"Jadi lo beneran mau ngegasin gue?"

Black menghela nafasnya kasar ia menatap White yang tengah memakan sarapannya dengan menatapnya kesal.

"Maaf ya?" Lihatlah pria ini bahkan berani mencium pipi White yang mengembung karna kesal.

"Gamau maafin sebelum lo sujud di kaki gue."

Black berkali kali menghela nafasnya susah sekali menjadi orang yang penuh dengan kesabaran. Mengurus pria ini rasanya seperti mengurus 5 ekor kucing harus penuh dengan ekstra kesabaran.

Ia menatap pria yang kembali memakan sarapannya dengan tenang. "Gue mandi."

White mengangguk mengiyakan dan tak menghalangi pria itu untuk membersihkan dirinya, ia tetap memilih menghabiskan sarapannya sampai kenyang, barulah ia akan memulai untuk merecoki pria itu lagi nantinya.

Beberapa menit kemudian Black akhirnya keluar dari toilet dengan hanya menggunakan handuk yang hanya menutupi sampai setengah pinggangnya.

Pria itu terlihat celingak celinguk mencari keberadaan seseorang, ia mencari White dimana pria itu berada sekarang?

"BLACK TOLONGG!!"

Mendengar teriakan yang begitu histeris ia langsung menatap sumber suara yang sepertinya berada di dalam kamarnya, ia berlari kencang menghampiri takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkannya.

Suara pintu terbuka begitu kencang, ia menatap sekeliling mencari keberadaan pria yang membuat jatungnya berpacu lebih cepat karna teriakannya. Rupanya pria itu terpeleset di dalam toilet kamarnya.

"Astag- ngapain?"

"Jatoh lah pake nanya, bantuin!" Ketus White dengan bibir yang memberengut kesal.

Black langsung menggendong pria itu menuju kasurnya, merebahkan pria itu dengan keadaan terlentang dan menatap ke arahnya bingung.

Dengan perasaan yang kesal ia mengukung pria itu dengan tatapan yang tajam, ia membenci orang orang yang ceroboh. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa ia juga mengkhawatirkannya.

"Mau mati lo?"

"Ap-apasi orang gue kepleset kok." Balasnya gugup karna Black menatapnya seakan ingin melahapnya hidup hidup.

"Ga lucu!" Sentak Black tajam.

Whiye menutup matanya rapat rapat ia terlalu takut menatap pria di depannya yang seperti kerasukan. Sebenarnya tadi ia akan mengerjai pria itu, mengoleskan beberapa minyak di pinggiran pintu toilet namun sepertinya menjadi senjata makan tuan, ia terpeleset sendiri disana dengan keadaan yang tidak estetiknya.

BWHITE | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang