Pagi ini White bersemangat sekali menunggu Black datang menjemputnya. Sudah hampir 15 menit ia menunggu kedatangan Black, tapi sampai jam hampir menunjukan pukul 07 tepat tidak ada tanda tanda kehadiran Black sama sekali. Ia memberengut kesal, mood pagi harinya yang indah berantakan.
"Kenapa lama banget, apa dia kesiangan?" Monolog nya pada dirinya sendiri.
Lama sudah ia menunggu hingga Arnold, kaka sepupunya menghampirinya.
"Nunggu siapa daritadi?" Tanya nya heran. Pasalnya adik sepupunya ini belum juga berangkat padahal waktu sudah menunjukan hampir jam 07 tepat.
"Ayo gue anter aja," Tawar Arnold.
White berdecak sebal. Ia ingin menunggu Black sebentar lagi, mungkin pria itu hanya kesiangan atau terkena macet. Positif thingking sekali.
"Tunggu bentar abang," Jawab White yang berkali kali mengecek ponselnya.
"Lo udah telat." Sebelum White sempat menjawab, Arnold buru buru menggedong tubuhnya membawanya ke dalam mobilnya.
"Gabakal ada yang dateng, lo mau sekolah apa bolos?" Cerca Arnold terpalang kesal. Bahkan White pun tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia hanya terdiam dengan raut wajah yang menahan tangis. Black nya menjauh lagi.
Sesampainya disekolah ia langsung buru buru turun, namun tangannya dicekal. Mau tak mau ia menghela nafasnya mendengar ocehan sampah pria gila ini.
Saat tiba dikelas ia melihat Renata yang juga melihat kedatangannya, Renata langsung heboh. Berkali kali mengucap hal yang sama membuat White lagi lagi menahan kesal. Kenapa semua orang tak mengerti?
"Diem, Re!"
Renata cemberut. Kemudian ia mengerti. Ia langsung terdiam membuat White bernafas lega. Renata-nya selalu mengerti dirinya.
"Selamat pagi!"
Sang guru yang akan mengajar sudah tiba, tapi sepertinya ada murid baru. Guru itu membawa seseorang disampingnya. Pria dengan tampang menakutkan membuat siapa saja yang melihatnya bergidik takut.
"Kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalan diri dulu," Sang guru menyuruh murid itu memperkenalkan diri.
"Lana."
Krik
Krik
Perkenalan macam apa itu? Tapi sudahlah tidak ada yang ingin bertanya apapun pada pria itu. Tampangnya saja sudah menakutkan, bisa bisa dihajar nanti
Guru itu tersenyum memaklumi, mungkin muridnya ini pemalu.
"Yasudah, kamu boleh duduk- " Pandangan guru itu mengedar ke seluruh ruangan mencari kursi kosong. Dan kursi kosong hanya terdapat pada kursi dibelakang meja White dan Renata. "Dibelakang Renata, Rena angkat tangan kamu." Lanjutnya kemudian.
"Saya, bu!" Jawab Renata cepat. Cowo ganteng cuiii.
Pria itu berjalan berjalan menuju kursi yang gurunya tunjuk. Kemudian duduk dengan kasar, ia juga membanting tas sekolahnya seperti sedang menahan emosi. White berdecak, berisik sekali murid baru ini. Tapi ia tak peduli, ia tak mau membuat mood nya tambah rusak.
Pelajaran berlangsung seperti biasanya. Hingga kemudian bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar untuk menuju kantin mengisi kekosongan perutnya. Kecuali 3 manusia satu ini. Dengan Renata yang masih terus membujuk White agar mau keluar kelas. Renata bingung temannya ini kenapa? Sejak pagi sudah membuat raut wajah suram seperti zombie hidup saja.
"Ayolah met, lo mau diem terus dikelas gini?" Itu suara Renata. Tak habis habis ia membujuk White agar mau keluar kelas, perutnya sudah keroncongan sedari tadi
KAMU SEDANG MEMBACA
BWHITE | Nomin
Teen Fiction18+ Black Anderson pria dengan obsesi yang gila dan White Argiant dengan cinta nya yang tak kunjung terbalas. Sang alter White yang bernama Kathrin juga menyukai Black, gadis yang menjadi alter nya itu begitu licik ia hanya ingin memiliki Black seut...