i wanna be with you

32 4 8
                                    

Tak terasa dua jam sudah Jay menemani Cecil bekerja sambil sesekali membantunya. Setelah dua kali managernya menelfon memintanya untuk datang ke studio, barulah Jay bersiap untuk pergi, itupun dengan sangat enggan.

" Ahhh rasanya gak pengen pergi deh. Kamu ikut aja deh yaa... " Jay kumat manjanya.

" Mana bisa Jaaay.. Balik gih, kamu udah ditungguin dari tadi. Kamu hatihati yaa disana. Jangan kebanyakan minum, istirahat yang cukup juga. Okee.. " Cecil mengelus kepala Jay yang menempel di meja bar. Pria itu benar benar seperti melekat disana.

" Yaudah aku pergi yah.. Nanti aku kabarin kalau udah nyampe yah.. " dengan berat hati Jay memakai tasnya, melangkah menjauhi bar.

Saat Jay baru saja keluar dari cafe, Mike datang. Mona yang dulu sempat diam diam memperhatikannya terkejut melihat pria tampan itu berjalan masuk.

 Mona yang dulu sempat diam diam memperhatikannya terkejut melihat pria tampan itu berjalan masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ssi.. Siang, Pak.. " Mona berdiri menyapanya dengan gugup.

" Hai.. Duh sorry siapa lagi nama lu? Lupa gua.. " Mike tersenyum pada Mona sambil mendekat ke kasir.

" Saya Mona, Pak. Bapak mau cari Pak Roy? "

" Iyaa, gua udah janjian kok. Katanya masih dijalan, paling bentar lagi nyampe. Eh, Cil! Lu barista disini?? " Mike kaget melihat Cecil yang mendekat ke meja bar sambil membawa nampan berisi gelas gelas kopi yang sudah kosong.

" Mike?! Roy eh Pak Roy lagi keluar.. " Cecil terkejut bertemu pria itu lagi.

Mona pun memandang mereka dengan aneh. ' Kok bisa Cecil kenal sama Mike? Kenapa mereka kelihatan akrab? '

" Tau kok gua. Udah telfonan tadi. Bikinin gua Americano dingin dong Cil. Tolong bawain ke atas yah, gua nunggu di kantor Roy aja. Thanks loh. " Mike mengedipkan matanya pada Cecil sebelum ia naik ke lantai atas.

Cecil membawa nampannya ke dapur, lalu kembali lagi bersiap membuat minuman untuk Mike.

" Lo kenal dimana sama Pak Mike, Cil? Perasaan udah lama banget dia gak pernah dateng lagi. Apa pas gue gak ada? " Mona penasaran.

" Oh.. itu. Ehm waktu aku sebelum aku tutup cafe dia pernah mampir sama Pak Roy, terus dikenalin gitu deh. " Cecil berbohong, lagi.

" Emang waktu itu Pak Roy gak ngasih tau kalo lo barista? Kok dia kayak yang baru tau? " Mona masih curiga.

" Eh iya yah? Lupa kali itu Mike nya. Apa aku yang gak ngasi tau yah? Hahaha. Jadi lemot gini sih. " Cecil gugup, ia tak mempersiapkan kebohongan ini.

" Mon, boleh minta tolong anterin ke atas gak? Aku mau ke toilet sebentar. " Cecil mencoba menjauhkan Mona darinya, ia takut tak sanggup lagi berbohong lebih banyak.

" Boleh. Boleh banget! " Mona merapikan rambutnya lalu segera mengantar kopi Mike ke atas.

' Huuuufth.. Hampir aja! Kan gak mungkin aku bilang ke Mona kalo aku dikenalin sama Roy waktu lagi pergi sama dia ke bar nya Mike. Bisa curiga si Mona. '

Untitled (Part II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang