you are the one for me

86 5 8
                                    

Roy melongok kan kepalanya dari kamar mandi, memanggil Cecil untuk meminjam handuk. Cecil memakai  kemeja Roy untuk menutupi tubuh telanjang nya. Berjalan ke lemarinya untuk mengambil handuk cadangan dan memberikannya pada Roy yang dengan sengaja bersandar di pintu kamar mandi tanpa apapun untuk menutupi tubuhnya.

" Ih kamu tuhh.. " Cecil melempar handuk pada Roy lalu pergi menjauhi Roy yang tertawa girang ditempatnya.

Roy mengeringkan rambutnya dengan handuk. Melihat Cecil memakai baju nya saat memberikannya handuk seperti tadi, membuatnya berpikir jauh kedepan.

Mungkin ini lah yang ia cari selama ini. Ia selalu berpikir kalau ia tidak menginginkan hidup berumah tangga dengan wanita manapun. Tapi sekarang ia sadar, mungkin bukannya ia tidak ingin, hanya saja ia belum menemukan wanita yang ia inginkan. Dan sepertinya sekarang ia merasa sudah menemukannya.

Roy melilitkan handuk dipinggangnya lalu berjalan keluar dari kamar mandi menuju Cecil yang sedang minum di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roy melilitkan handuk dipinggangnya lalu berjalan keluar dari kamar mandi menuju Cecil yang sedang minum di sofa. Tanpa ragu ia mengecup pipi gadis itu dan mengambil gelas minumnya.

Cecil tersipu tapi senang. Setelah made love dengan Roy tadi, ia merasa semakin nyaman berada dekat dengan pria itu.

" Minum mulu, gak pengen mandi apa? " Roy menatap Cecil sambil meminum sisa vodkanya.

" Ya kan nunggu kamu selesai dulu. Ini baru mau mandi.. " Sebelum Cecil sempat berdiri Roy menahan pinggang gadis itu.

" Jangan dulu ding. Sekali lagi mau gak? " Tanya nya nakal.

" Roooy.... Becanda mulu ih. " Cecil mendorong Roy yang mulai menempel padanya.

Aroma tubuh Roy yang habis mandi sangat segar dan maskulin. Sangat wangi sekaligus memikat, membuat Cecil tanpa sadar terus menyentuh perut Roy saat berniat mendorongnya.

Roy tak memperdulikan dorongan gadis itu. Ia terus maju dan mendekat padanya. Sentuhan tangan Cecil membuatnya ingin kembali menggila bersama gadis itu.

Tapi Cecil segera memeluknya erat untuk menghentikannya.

" Nanti lagi yaaah... " Cecil berbisik pelan. Walaupun keinginannya sebenarnya sejalan dengan kemauan Roy, tapi gadis itu harus menghentikannya.

" Kenapa nanti kalo bisa sekarang? Emangnya tadi gak enak? " Roy mulai cemas.

" Enak kok.. Banget malah. Tapi nanti lagi aja yah, aku pengen mandi. " Cecil mengelus rambut Roy yang masih basah, berusaha membujuknya.

" Beneran? Kalo ada yang bikin lu gak nyaman ngomong aja yah. Gua open banget kalo lu mau bahas masalah beginian. Yah? "

" Iyaaa.. Yaudah aku mandi dulu yah. Kamu pake baju gih, masuk angin entar. " Cecil cepat cepat berdiri meninggalkan Roy, sebelum pria itu kembali mencegahnya.

Saat Cecil masuk ke kamar mandi, Roy memutuskan untuk merokok. Ia membuka jendela, lalu saat hendak mengambil asbak, barulah ia memperhatikannya. Sebuah kotak perhiasan berwarna biru yang ada di samping TV. Awalnya ia tidak curiga, tapi firasatnya berkata lain. Dengan sedikit penasaran ia membuka kotaknya dan melihat kalung yang cukup indah didalamnya.

Untitled (Part II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang