Honest drunker

18 2 7
                                    

Roy tadinya akan turun dari mobil, saat sebuah sedan merah parkir tepat disebelah mobilnya. Ia bisa melihat seorang gadis cantik berambut panjang duduk di kursi pengemudi sedang memegang HPnya. Dari kursi sebelahnya turun seorang pria yang tampak membawa hand bag dan beberapa bungkus plastik di tangannya.

 Dari kursi sebelahnya turun seorang pria yang tampak membawa hand bag dan beberapa bungkus plastik di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roy segera turun dari mobil, mendekati pria yang tampak sibuk dengan bawaannya yang banyak itu.

" Genta kan? Mau gua bantu? " Tawarnya sambil tersenyum ramah.

" Genta kan? Mau gua bantu? " Tawarnya sambil tersenyum ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genta menoleh sampai dua kali sangking kagetnya. Ia tak percaya seorang laki laki tampan tiba tiba muncul di sebelahnya dan menawarkan bantuan. Rasanya seperti ia sedang syuting drama korea yang sering menampilkan scene kebetulan yang super random seperti ini.

" Hah? Eh.. boleh.. Lo siapa? Kok tau nama gue? " Genta menyerahkan beberapa plastik yang dibawanya kepada Roy dengan malu malu tapi mau.

" Udah sini, semuanya aja gua bawain. Gua temen kerjanya Cecil. Dia udah cerita kalian mau dateng. Ada lagi gak yang bisa gua bawain? " Roy mengambil semua plastik ditangan Genta dan membawanya di tangan kirinya. Tangan kanannya masih sakit karena luka pecahan kaca tadi siang.

" Ohh temen Cecil. Ini dibelakang ada dua botol minuman, tapi agak berat sih. Biar gue aja deh yang bawa ini. " Genta membuka pintu belakang dan meraih dua botol besar minuman alkohol dari kursinya.

" Yaudah gua bawa satu, lu bawa satu deh. " Roy mengambil botol yang paling besar dengan tangan kanannya. Sebenarnya telapak tangannya sedikit sakit, tapi demi memperlihatkan citra yang baik pada teman Cecil ia rela menahannya.

Genta tersipu malu dengan perlakuan Roy padanya. Saat Roy berjalan ke arah kamar Cecil mendahuluinya, Genta melakukan scanning cepat pada pria itu. Wajah tampan, tinggi, bersih, wangi, modis, sikap yang sangat gentleman, dan.... Genta tak bisa mengalihkan matanya dari urat urat di tangan Roy yang timbul karena membawa barang yang cukup berat.

Lala akhirnya turun dari mobil setelah menyimpan HPnya ke dalam tas.

" Siapa tuh, Ta?! Boleh juga... " Tanya Lala antusias.

Untitled (Part II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang