Another misunderstanding

21 4 3
                                    

Malam itu Cecil sudah tidak bisa lagi menahan tangisnya. Setelah berhari hari, akhirnya air mata itu tumpah juga.

Cecil memandang foto nya dan Gyan dimeja samping tempat tidurnya. Dengan semua hal yang terjadi sekarang, mereka memang sebaiknya menyudahi saja semuanya. Dan itu lah yang sedang Cecil persiapan sekarang. Ia mempersiapkan dirinya untuk putus dengan pacarnya.

Cecil mengambil sebuah box bekas hadiah ulang tahunnya dari Gyan dulu. Ia mengisi box itu dengan barang yang berhubungan dengan Gyan. Foto foto mereka, hadiah hadiah yang diberikan oleh Gyan, baju kaos couple mereka, dan yang terakhir, Cecil menatap cincin bermotif bulan yang dulu diberikan Gyan saat mereka masih kuliah.

Kembali lagi Cecil menangis tersedu mengingat semua kenangan indah itu. Bagaimana Gyan dulu sangat mengejarnya, bagaimana dulu Cecil mulai menyayanginya, Dan bagaimana mereka sempat saling mencintai. Dulu.

Dengan berat hati Cecil meletakan cincin itu kedalam box dan menutupnya. Cecil menatap box itu lagi. Dengan begini, ia sudah mengikhlaskan Gyan pergi. Ia hanya tidak mau menjadi orang yang mengatakan kenyataan pahit itu. Childish memang, tapi begitulah Cecil. Itulah yang ia rasakan, dan itulah yang ia lakukan.

Cecil berdiri dan menyimpan box itu di sudut dalam lemari pakaiannya. Memastikannya sangat tersembunyi hingga Cecil tidak perlu melihatnya lagi.

Cecil mematikan lampu kamarnya, dan naik ke kasur. Dengan airmata yang Masih mengalir dari matanya, ia berusaha tertidur.

' Bye, Gyan.. ' bisiknya.

..........
07.00 am

Hari H event pertama

Alarm Cecil membangunkan gadis itu. Matanya terasa berat dan perih. Tapi ia tetap memaksakan tubuhnya untuk bangkit. Gadis itu sudah benar benar berubah, hatinya yang sakit tidak menghalanginya untuk tetap melakukan pekerjaannya.

Ia mengecek HP nya, tidak ada apaapa disana. Cecil hanya tersenyum pahit. Ia lalu bergegas ke kamar mandi dan langsung bersiap.

Cecil memakai pakaian seadanya, tanpa make up, ia menyiapkan semua yang ia butuhkan untuk hari ini, lalu segera memesan taksi online dari HPnya.

" Ini saya sudah otw XY, bu.. Saya janjian dengan vendor catering Dan dekor buat event besok jam 9 pagi ini.. Baik,bu. Nanti saya kesana.. oke. " Cecil menerima telfon dari Silva setelah dirinya sudah didalam taksi.

Ia memandang keluar jendela, lalu menghela nafasnya. Iya yakin tidak hanya dirinya yang sekarang sedang berjuang, diluar sana banyak orang orang dengan problem yang lebih besar dari dirinya tapi tidak punya waktu untuk mengeluh. Seketika ia teringat temannya Mona.

' Malu sama Mona kalau masalah cowok aja bisa bikin aku down. Semangat Cecil. You got this! ' Cecil menyemangati dirinya sendiri.

Sesampainya di parkiran XY Cecil langsung turun dengan membawa semua barangnya. Cukup banyak untuk diangkut oleh tangan sekecil itu, tapi ia terus berusaha untuk membawa semuanya sekaligus.

Tiba tiba dress yang ia bawa diambil oleh seseorang. Cecil menoleh dan mendapati Roy di sebelahnya sedang membantu membawa sebagian besar barangnya. Menyisakan tas laptop dan tas nya sendiri di kursi taksi. Setelah Cecil membayar taksi nya, mereka berdua langsung masuk ke dalam.

 Setelah Cecil membayar taksi nya, mereka berdua langsung masuk ke dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untitled (Part II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang