The last puzzle

27 2 13
                                    

" Ah anjir, kok tumben tumbennya Killa nelfon. Lo ada keceplosan ngomong ya kalo kita mau ngumpul, Ta?! " Tuduh Lala panik.

" Ih gak ada yah. Nyari mati kali gue. " kilah Genta.

" Ciill... Bocil!! Sinii.. Killa nelfon! " Genta gemas melihat Cecil masih sibuk melamun di sofa.

" Hah? Siapa?? " Cecil berdiri mendekati Lala dengan sedikit sempoyongan.

" Killa, Cil! Lo gak ada ngomong apa apa kan?! Apa lo ada update status yah?! " Lagi lagi Lala menuduh sembarangan.

" Iihhh mana adaaa! " Kesadaran Cecil mendadak kembali. Shock terapi seperti ini memang ampuh untuk menyadarkan orang mabuk sepertinya.

" Udah angkat aja biar gak curiga, La. " Cecil ikut panik.

" Eh loudspeaker yah, gue pengen denger. " Kata Genta

" Oi Kil.. Tumben lo nelfon gue. " Lala sok santai, padahal tangannya mengetuk ngetuk meja dengan gelisah. Orang yang jarang marah seperti Killa kalau ngamuk lebih dahsyat damage nya.

" Kapan terakhir lo ketemuan sama Cecil, La? " Tanya Killa tanpa basa basi.

Wajah ketiganya kompak pucat pasi. Jelas sudah kalau mereka ketahuan.

" Kenapa gitu? " Lala berusaha mengulur waktu.

" Jawab aja, kapan? Ada ngobrol lagi gak lo sama dia?! " Tanya Killa lagi, setengah memaksa.

" Hmm.. Yang terakhir gue sama genta, pas lo gak bisa gabung itu. Yang lo lagi pergi sama keluarga lo itu loh.. Kenapa siih?? "

" Dia sama Gyan sekarang gimana sih statusnya? Terakhir kita ngobrol kan dia di Amerika, terus kondisi mereka berantem mulu tuh. Terus waktu itu Cecil sempat bilang Gyan ilang kabar. Akhirnya gimana tuh endingnya? Gue gak ngikutin.. Mereka udah putus? "

Mereka bertiga dan Roy tampak bingung sekarang. Tadinya mereka pikir mereka ketahuan, tapi mengapa out of the blue Killa malah membahas tentang Gyan?

" Kenapa lo tiba tiba nanyain tentang Gyan sih, Kill? Dia itu udah nge ghosting Cecil. Ngilang gitu aja tanpa ada kabar, tanpa pamitan, tanpa kejelasan. Bikin Cecil disini kelimpungan sendiri. Udah kelaut kali tuh orang! Bodo amat lah.  " Lala emosi.

Dilihatnya wajah Cecil yang tadi panik sekarang berubah sedih. Ia pun merasa tak enak karena ada Roy yang notabene sedang dekat dengan Cecil ikut mendengarkan.

" Masalahnya ini gue lagi ngeliat anaknya, La. Dia ini satu resto sama gue. Beda beberapa meja doang dari tempat gue makan. "

Cecil, Lala, dan Genta serentak saling pandang setelah mendengar kata kata Killa. Dari sofa Roy memandangi wajah Cecil yang tampak tak terbaca.

" Yang bener lo!?! Yakin gak itu Gyan?! Gak salah orang?? " Lala masih menolak percaya.

" Gue kan tau muka adeknya, yang sering dia post di insta. Sama muka nyokapnya juga kan...... " Killa tiba tiba berhenti bicara.

" Damn! Anjir lah. Udah fix itu pasti Gyan, La! Nih gue liat Mammoth, om nya, sama keluarganya baru dateng. Pasti mereka mau dinner bareng. " Tambah Killa, yang langsung membuat Cecil lemas saat mendengarnya.

Lala langsung menoleh ke arah Cecil. Gadis itu diam tak bersuara tapi kedua pipinya tiba tiba sudah dibajiri air mata. Lala menggenggam tangan Cecil yang gemetaran.

" Share lokasi lo, Kill. Gue ajak Cecil kesana sekarang. " Lala menutup telfonnya dengan geram.

" Berdiri lo, Cil! Kita kesana sekarang. Lo berhak dapat penjelasan dari cowok sialan itu. Tenang aja, kalo lo gak bisa ngomong biar gue yang maju. " Lala sangat emosi sekarang. Bisa bisanya pria yang meng ghosting sahabatnya itu makan malam dengan santai sekarang.

Untitled (Part II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang