***
Penantian David selama satu bulan akhirnya terwujud, papanya pulang hari ini dan nenek lampir di rumahnya itu akan segera keluar dari rumah.
"Ceria banget sih dek, kangen banget ya sama papa?" Tanya Bara, kini mereka berdua tengah dalam perjalanan menuju bandara, Bara mengajak David karena David kini dalam pengawasan Bara kecuali waktu tidur setelah kecelakaan dua minggu lalu Bara benar-benar memperhatikan David hingga tak ada celah untuk Giselle menyiksa David, Ansel entah kemana perginya dengan Samuel dan Gilbert masih KKN dan Giselle dengan topengnya berpura-pura membersihkan rumah untuk menyambut kedatangan Alex.
"Iya bang, kangen bangetttt." Jawab David semangat, selain karena ia senang Giselle akan pergi tapi ia juga merindukan papanya.
Bara mengusap pelan surai adiknya, Bara terus berharap jika mereka bisa membahagiakan David setelah kehilangan David selama tujuhbelas tahun.
Sesampainya mereka di bandara, Bara membantu David untuk berjalan namun bukan dengan memapahnya ataupun menuntunnya tapi menggendongnya, David malu sebenarnya namun daripada perdebatan mereka tak berakhir dengan berat hati David mau di gendong Bara.
Bara sedikit terkekeh saat ternyata David itu berat, walaupun tak seberat Ansel.
David melambai dengan riang begitu sosok papanya terlihat, hilang sudah image cool keluarga Ivander tapi mereka justru merasa senang dengan David yang seperti ini.
Alex memeluk David begitu mereka telah berhadapan, Alex merasa miris melihat kaki David menggunakan perban penyangga pada kakinya yang patah.
"Ayo pulang, sini papa gendong." Ujar Alex yang berjongkok di hadapan David.
"Pa, David laper." Bisik David di telinga Alex begitu ia sudah berada di gendongan.
"Iya kita segera pulang, makan bareng di rumah ya, mommy Giselle udah masak kan." Sahut Alex membuat David menggeleng ribut.
"Ngga mau ngga mau David ngga mau makan di rumah." David masih menggeleng ribut membuat Alex menghentikan langkahnya.
"Kenapa? Kenapa ngga mau makan di rumah?" Tanya Alex halus, masih menghentikan langkahnya agar David tenang terlebih dahulu.
"Ngga mau pokoknya ngga mau." David Keukeh dengan keinginannya.
"Ke cafe abang aja ya, udah lama ngga ketemu Cakra juga kan." Sahut Bara sebelum adiknya semakin memberontak, entah apa yang terjadi dengan adiknya padahal tadi ceria dan sekarang seperti akan menangis hanya karena tak ingin makan di rumah.
David mengangguk sebagai jawaban dan Alex hanya bisa pasrah, mungkin nanti saat pulang ia akan membeli tas baru untuk membujuk Giselle agar tak marah karena ia tak langsung pulang.
"Ya udah yuk let's go!"
***
"Udah kenyang kan, ayok pulang." Ajak Alex begitu mereka telah menghabiskan makanan yang mereka pesan.
"Ngga mau pulang, ayo main." Jawab David dengan mata bulatnya yang berbinar.
"Dek, papa capek loh, kenapa sih dari tadi ngga mau pulang?" Tanya Bara, dengan nada yg terkesan memarahi membuat David menunduk.
"Maaf." Jawab David lirih, kepalanya masih menunduk, ia malas sekali untuk pulang pasti nenek lampir di rumahnya akan cari muka pada papanya.
Bara menaikan dagu David agar mendongak dan menatapnya, "kapan-kapan kita main ya, bareng-bareng sama Ansel nunggu kak Gil juga."
David mengangguk sebagai jawaban, sebenarnya masih ngga ikhlas harus pulang, tapi mau bagaimana lagi papanya pasti juga lelah baru pulang.
Dalam perjalanan David tertidur di pelukan Alex setelah bercerita bagaimana ia terjatuh dari motor, hampir pundung gara-gara Alex bilang kalo Eris mau di jual.
"Tumben bang adeknya mau nempel papa terus hari ini?" Tanya Alex setengah berbisik agar David tak terganggu.
"Kangen mungkin pa, terus kata Ansel kalo lagi sakit David itu manja banget, bahkan pa katanya Gabriel nih David kalo lagi sakit lebih manja daripada Aiden, lucu banget ngga sih." Sahut Bara yang teringat cerita Gabriel tentang David.
"Nessa benar-benar merawat David dengan baik." Guman Alex dengan senyum tipisnya.
Sesampainya di rumah, Bara menggendong David menuju kamar di lantai satu, karena untuk sementara waktu sampai kaki David benar-benar sembuh David menggunakan kamar tamu.
"Lucu banget sih dek, kamu tuh bener-bener kaya duplikat mama, makanya dari awal abang liat kamu abang tuh pengen banget peluk kamu, karena kamu bener-bener mirip banget sama mama." Ujar Bara sembari menatap David yang kini tertidur.
**
Pukul lima sore Ansel membangunkan David yang masih tertidur pulas, mencubit pipinya, hidungnya, mengusap kepala, pundak, lutut, kaki, tapi David tak kunjung bangun."Astaga gue lupa kalo David tuh titisan koala yang kerjaannya tidur terus." Guman Ansel dengan sedikit terkekeh gemas.
Ansel jadi bingung sendiri cara membangunkan David, jika di kejutkan nanti jantungnya kumat tapi ini di toel toel doang kok makin pules, akhirnya Ansel memilih ikut rebahan di samping David sembari menunggu David bangun sendiri, lima menit menunggu David tak kunjung bangun dan Ansel mulai menguap, ia mengahadap David dan memeluk lengannya, hingga tanpa sadar ia ikut ketiduran.
***
Sorry bgtt chapter nya pendek :‹
See u next chapter guyss
Jangan lupa vote dan komen
감사합니다AYO VOTE DAN KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah untuk pulang? [END]
Fanfiction"pulang itu ke rumah kan?" -David Start [31-05-2024] End [31-01-2025]