***
Hari ketiga Gillbert mengunjungi rumah sakit dengan terburu-buru bahkan makanan yang ia pesan di sebuah restoran ia tinggal begitu saja saat mendapat kabar dari pihak rumah sakit jika adiknya telah siuman.
"Adekkkkk"
David tersenyum di balik masker oksigen yang menempel pada wajah rupawannya begitu melihat saudara yang di rindukannya berlari ke arahnya dengan gembira.
"Adek udah sadar, kenapa lama banget, nyenyak banget ya tidurnya." Gilbert berbicara dengan nafas yang terengah.
"ssssttt jangan bicara dulu, kakak panggil dokter ya." Gilbert memencet tombol untuk memanggil dokter agar menjelaskan kondisi adiknya.
Setelah kondisi David lebih baik dan mulai stabil ia dipindahkan ke ruang rawat agar lebih nyaman, di sana pun sudah ada Nessa, Gabriel dan Aiden menanti kedatangan David di ruangan itu.
"wahh udah pada ngumpul ternyata.." Gumam David pelan saat melihat bunda dan kedua saudara kesayangannya telah menunggunya, senyum manis David terbit begitu melihat bundanya yang menantinya dengan senyum tulus yang selalu David rindukan.
"Lama banget sih cil tidurnya, kebo juga tau batasan kali kalo mau tidur." Omel Gabriel gemas dengan nada bercanda.
"Baru juga bangun udah di omelin, tidur lagi aja kali ya?" Sahut David dengan berpura-pura cemberut, dan sukses membuat bundanya mencubit lengan abang jahanamnya.
"kalian ini loh ribut terus, abang juga ih adiknya baru bangun juga di ajak berantem." Nessa menjewer telinga Gabriel agar putra sulungnya itu bertobat, Aiden sebagai pihak yang menikmati ikut serta memasok api agar bundanya semakin memarahi abangnya.
Pembicaraan sederhana, namun membawa tawa bahagia bagi keluarga kecil mereka, Gilbert hanya mampu memandang mereka dengan senyum sendunya, ia melihat bagaimana adik kecilnya tertawa bahagia seolah melupakan masalah yang membuatnya hampir kehilangan nyawa.
Dering ponsel Gilbert membuatnya tersadar dari lamunan, rupanya papa yang menelepon ia bergegas keluar ruangan untuk mengangkat telepon agar tak menganggu David.
Setelah selesai dengan teleponnya Gilbert kembali memasuki ruangan untuk mengambil jaketnya serta berpamitan dengan David.
"Kakak pergi dulu sebentar, adek jangan nakal ya, habis ini jadwalnya makan siang ga boleh nolak nanti bundanya kakak ambil kalo adek rewel." Ujar Gilbert sebelum meninggalkan ruangan.
"Mau kemana sih kak? kok buru-buru banget." Tanya David penasaran.
"Nanti kakak kabarin lagi, sekarang adek di sini sama yang lain dulu oke." Gilbert menjawab dengan senyuman meski kini batinnya begitu khawatir.
"Tante, saya titip David ya, nanti saya balik lagi." Ujar Gilbert lantas meninggalkan ruangan tanpa menoleh lagi pada David yang kini bibirnya telah maju lima senti.
**
Gilbert berlarian memasuki rumah sakit yang berbeda, ia baru saja keluar dari rumah sakit dan sekarang ia harus kembali lagi memasuki rumah sakit, saat mendapatkan telepon tadi papanya mengabari jika Ansel masuk rumah sakit ia langsung menuju rumah sakit yang papanya tunjukkan dan sialnya rumah sakit yang Ansel tempati jaraknya sangat jauh dengan rumah sakit yang David tempati, biarpun Gilbert marah dengan Ansel namun Ansel tetaplah adiknya yang ia sayangi sama rata dengan ia menyayangi David.Gilber mengatur nafasnya sebelum memasuki ruang rawat adiknya, saat ia membuka pintu terlihat adiknya terbaring lemah di ranjang pesakitan, ada banyak yang menemani Ansel, ada papa, abang dan teman-teman Ansel yang berada di sana.
"Ansel kenapa pa?" Tanya Gilbert yang kini berada di samping Alex.
"Demamnya tinggi banget, kurang tidur sama kurang istirahat, tadi pingsan di sekolah, di bawa ke sini sama temen-temennya." Jawab Alex yang memandang sendu putranya, satu putranya sakit dan satu lagi entah di mana dan entah bagaimana kabarnya.
Gilbert berjalan mendekati brankar Ansel, mengusap pelan surai adiknya yang berkeringat dingin, namun rupanya usapan Gilbert membangunkan Ansel, mata sayu nya mengerjap pelan, bibir pucatnya tersenyum samar saat melihat kakak yang di rindukannya tengah menatapnya tanpa amarah.
"Kak.. adek mana?" Tanya Ansel dengan mata yang berkaca-kaca.
Gilbert tersenyum lantas menepuk pelan bahu adiknya, "sembuh dulu nanti kakak kasih tau."
"Beneran!!" Sahut Axel, Hugo, Brian dan Deva barengan, bukan hanya sekedar menjawab namun kini mereka telah mengrubungi Gillbert demi mendapat kepastian, kabar hilangnya David membuat mereka takut bahkan sempat terjadi pertengkaran antara Ansel dan Hugo, namun mereka memilih untuk berdamai toh mereka bertengkar juga tak membuat David kembali.
"Astaga iya beneran." Jawab Gilbert gemas dan yang lain bersorak gembira, Alex maupun Bara hanya mampu menyaksikan dengan senyum lega, akhirnya mereka mendapat jalan menemukan bungsu mereka.
***
annyeong yeorobunnnnn
ada yg kangen David and the gang ga siii???
maaf ya baru update lagi setelah berbulan bulan
terimakasih buat yg masih setia nunggu dan
yang udah vote maupun komen luv luv ♥️감사합니다
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah untuk pulang? [END]
Fanfiction"pulang itu ke rumah kan?" -David Start [31-05-2024] End [31-01-2025]