BAGIAN 23

197 31 20
                                    

***

Mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, David melaju dengan amarahnya yang menggebu, menuju sebuah perumahan yang berbanding terbalik dengan jalannya pulang ke rumah.

Rumah dengan cat soft grey telah nampak tak jauh darinya, tanpa mengurangi kecepatan motornya, David memasuki halaman rumah dan memarkirkan motornya dengan asal-asalan, mengetuk pintu rumah dengan keras tanpa memperdulikan jika jari-jari tangannya akan sakit nantinya.

Pintu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya yang bersedekap menyambut kedatangan David.

"Apa yang kau lakukan di rumahku?" Tanya Giselle, pemilik rumah yang di kunjungi David.

Tanpa menjawab David menampar Giselle yang berada di hadapannya.

"Kau wanita licik! Beraninya kau menyakiti bundaku!" Bentak David pada Giselle yang malah mendapat balasan tawa dari Giselle.

"Ini semua salahmu bocah! Sudah aku peringatkan sebelumnya, jangan pernah menghalangi langkahku, tapi kau melanggarnya dengan mencoba menjauhkanku dengan keluargamu! Kau pikir aku tak tahu jika diam-diam kau mencuri perhatian agar mereka tak lagi menghubungiku atau menolak ajakanku!" Giselle mendorong David hingga sedikit mundur dari posisinya.

Dan tanpa David sadari kini Samuel yang berada tak jauh di belakang mereka tengah menghubungi Bara dan mengatakan jika David menyakiti mamanya.

"Tapi kenapa harus bunda, bunda tak bersalah tapi kau membuatnya masuk rumah sakit!" David mencengkram lengan Giselle dengan erat, matanya berkaca mengingat bundanya yang berada di rumah sakit karena ulah Giselle, beberapa waktu lalu David mendapat kabar bundanya kecelakaan dan ternyata ulah Giselle.

"Bukan hanya bundamu yang masuk rumah sakit jika kau benar-benar menghalangi jalanku mendekati Alex! Kau pikir aku akan perduli dengan penderitaanmu hah!" Giselle memberontak namun cengkraman David begitu kuat.

"Jangan pernah sentuh keluarga bundaku atau akan ku bawa ke jalur hukum!"

"Berani kau bawa ke jalur hukum atau mengadu ke keluarga papamu akan ku buat bundamu bukan hanya terluka tapi tiada!" Giselle menatap tajam David dengan bibirnya yang tersenyum sadis.

"Dasar wanita jalang!" David mendorong Giselle hingga terdorong kebelakang dan menabrak pintu rumah itu.

"DAVID!!"

Satu pukulan mendarat mulus pada rahang tegas David hingga membuatnya tersungkur saat ia berbalik arah begitu mendengar namanya di panggil dengan bentakan.

"Apa yang kau lakukan sialan!" Ansel mencengkeram kuat kerah baju David dengan amarahnya, ia datang dengan Bara yang kini tengah menenangkan Giselle yang menangis, Ansel tadi tengah bersama Bara di sebuah tempat gym dan mendapati telepon dari Samuel jika David berada di rumahn tengah menyakiti Giselle.

"Sel gue bisa jelasin! Wanita jalang itu yang bersalah!" Bela David namun ia malah kembali mendapatkan pukulan dadi Ansel, bukan hanya sekali namun bertubi-tubi, amarah Ansel yang menggebu membuatnya melupakan fakta jika jantung kembaran bisa saja berulah kapan saja.

"Sel cukup!" Bara melerai dengan menarik Ansel agar terlepas dari David yang terkapar tanpa melakukan perlawanan pada Ansel.

"Bang, mau kan dengerin penjelasan David?" Tanya David sembari bangkit dari posisinya dengan susah payah.

"Gue ngga butuh penjelasan apapun karena gue udah liat dengan mata kepala gue sendiri kalo lo udah nyakitin mama, mulai sekarang lo bukan adik gue lagi dan jangan pernah lo pulang ke rumah lagi karena gue ngga mau serumah dengan orang kasar kaya lo." Sahut Bara sembari berbalik arah membelakangi David dan berjalan memasuki rumah menyusul Ansel yang menuntun Giselle, tak lupa menutup pintu meninggalkan David yang mematung di tempatnya.

Rumah untuk pulang? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang