Ansel sedang bersiap, ia sudah mandi sejak pagi karena tak sabar ingin bertemu David, kemarin ia sudah keluar dari rumah sakit dan Gilbert menjanjikan untuk bertemu David pagi ini, namun sekarang hari sudah semakin siang tapi belum ada tanda-tanda kakaknya itu akan pulang.
"Paaa... kakak mana sih??" Ansel berakhir keluar kamar tanpa memakai bajunya, tadi ia sedang bingung memilih baju untuk di pakai.
"Astaga Sel bajumu mana?, keluyuran ga pakek baju." Tegur Alex begitu melihat putranya berlarian tanpa memakai baju.
"Di kamar pa, Ansel bingung mau pakek baju apa, oh iya kakak mana sih?" Tanya ulang Ansel yang belum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya barusan.
"Ngga tau, papa juga telfon beberapa kali ngga di angkat, tunggu aja sana sambil sarapan, udah siang belum juga sarapan, mau sakit lagi?" Sejak pagi memang Ansel belum sarapan karena terlalu excited ingin bertemu dengan David, udah kaya mau ketemu pujaan hati.
"Nih pakek baju, jangan kaya gelandangan." Sahut Bara sembari melempar baju pada Ansel.
Ansel mengalah melawan dua titan di rumahannya itu, daripada ga dapet izin ketemu kembaran unyunya.
.
.
Sekarang sudah waktunya makan siang dan Gillbert baru saja pulang, Ansel yang tergeletak di depan tv seperti barang tak berguna langsung bergegas menghampiri kakaknya.
"kak kok baru pulang sih? jadi sekarang berangkat ketemu David ?" Tanya Ansel begitu Gillbert berada di depannya.
"Biarin kakak istirahat dulu lah sel, baru juga pulang." Sahut Bara yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Ansel.
"Bang sumpah dari pagi kek setan, muncul tiba-tiba." Komen Ansel yang terkejut dengan keberadaan abangnya, untung pada Ansel bukan David, bisa-bisa David kumat kalo abangnya muncul tiba-tiba kaya setan gitu.
"Bentar kakak mau ke kamar, nanti aja ketemu David nya." Ujar Gilbert dengan senyum tipisnya, senyum yang sepertinya sangat di paksakan, dan tanpa menunggu jawab dari Ansel, Gilbert bergegas menuju kamarnya.
Mata Ansel berkaca melihat kakaknya melangkah menjauh darinya.
"Padahal janjinya pagi." Ujar lirih Ansel, sekarang moodnya hancur sudah.
"Sabar, orang sabar kuburannya lebar." Canda Bara agar Ansel ceria, namun malah kebalikan dari yang Bara harapan karena sekarang Ansel malah menangis kencang, membuat Gilbert yang telah sampai di tangga teratas kembali menoleh.
"Sel udah sel bercanda doang sel, jangan nangis sumpah nanti papa denger." Bara panik begitu melihat pintu kamar papanya terbuka dan Gilbert yang kembali menuruni tangga.
"Ya udah ayo kakak anter ketemu David." Final Gilbert begitu melihat Ansel menangis, ia paham Ansel menangis bukan karena candaan Bara, tapi karena Gilbert tak menepati janjinya mengajak Ansel bertemu David pagi hari ini, Ansel selalu begitu jika keluarganya ada yang mengingkari janjinya ia akan begitu kecewa, kalau ngga ngambek ya nangis, persis kaya David, walaupun Ansel sering mengejek David namun ia tak sadar diri jika dirinya juga seperti itu, namanya juga kembar jadi maklum aja.
"Tapi kakak punya syarat." Lanjut Gilbert membuat Ansel, Bara dan juga Alex mendekat.
"Apapun keputusan David nanti tolong terima, jangan paksa David menerima maaf kalian, dan tentang kondisi David nanti kalian akan tau sendiri." Gilbert memberi arahan serta mewanti keluarganya sebelum bertemu David.
"Pa, David jauh dari kata baik-baik aja, Gilbert harap papa kuat nantinya, mulai dari sekarang kuatin hati papa, berdoa pada Tuhan buat adek pa." Ujar Gilbert yang membuat jiwa raga Alex seperti runtuh, kata tak baik tentang bungsunya membuat Alex lemas di tempat.
"Sekarang siap-siap dulu, Gilbert juga mau mandi bentar, nanti perginya pake mobil papa biar Gilbert yang bawa." Putus Gillbert dan segera meninggalkan keluarganya yang merenungkan perkataan Gilbert.
.
.
Tak lebih dari satu jam bersiap Ivander family telah berada di perjalanan menuju rumah sakit tempat David berada, perjalanan hingga tiga puluh menit membuat Ansel cemberut sepanjang jalan karena Gilbert bilang memang sengaja mencari rumah sakit yang jauh dari rumah.
Begitu sampai di rumah sakit mereka bergegas menuju ruangan David di rawat, begitu miris melihat bungsu mereka terbaring lemah dengan alat bantu pernapasan serta beberapa alat medis yang menempel di tubuhnya.
*** see u next chapter jangan lupa vote dan komen 감사합니다
AYOO VOTE JANGAN JADI SILENT READERS
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.