Pagi pun tiba. Rose bangun dengan mata yang masih sembab. Ia mencari ponselnya, dan ternyata benda itu terletak di atas nakas, dengan secarik kertas di bawahnya. Eunwoo telah meninggalkan pesan untuknya di kertas tersebut.
Dengan tulisan tangannya yang rapi, Eunwoo menuliskan:
Rose, kamu tidak perlu bekerja hari ini. Istirahatlah di apartemenku hingga kondisimu lebih baik. - Eunwoo.
Rose merasakan hatinya hangat membaca pesan itu. Ia merasa bahwa Eunwoo sangat pengertian dan perhatian, setidaknya untuk hari ini. Mungkin Eunwoo merasa iba atas apa yang telah terjadi padanya.
Rose pun bangun dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Eunwoo bahkan telah menyiapkan pakaian ganti untuknya, sebuah t-shirt dan celana pendek olahraga miliknya. Setidaknya, pakaian itu bisa dikenakan selama ia masih berada di apartemen ini.
Setelah mandi, Rose keluar dari kamar. Di meja makan, sudah tersedia sarapan untuknya. Pancake, telur orak-arik, dan segelas jus jeruk terlihat sangat menggugah selera. Rose mencari keberadaan Eunwoo, namun tidak menemukannya. Sepertinya Eunwoo sudah berangkat bekerja.
Rose pun duduk di kursi dan mulai menikmati sarapannya. Setiap suapan pancake yang lembut dan manis membawa sedikit kenyamanan di tengah kekacauan emosinya. Ia menghargai perhatian kecil ini dari Eunwoo.
Selesai sarapan, Rose merasakan tubuhnya sedikit lebih segar meskipun hatinya masih terasa berat. Ia memutuskan untuk berbaring sebentar di sofa sambil menonton televisi. Namun, pikirannya terus melayang ke kejadian di supermarket dan perbincangannya dengan Taehyung semalam.
Rose tahu bahwa ia tidak bisa menghindari masalah ini lebih lama lagi. Ia harus menghadapi Taehyung dan mencari tahu kebenaran. Namun, untuk saat ini, ia merasa lebih tenang berada di apartemen Eunwoo. Setidaknya, di tempat ini, ia bisa mengambil napas sejenak dan mengumpulkan kekuatan.
Beberapa jam kemudian, Rose memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Ia perlu berganti pakaian dan berniat untuk mencari tahu keberadaan Taehyung dari tempatnya bekerja. Rose membawa pakaiannya dan memastikan kamar yang sempat ia tempat dalam kondisi rapi. Setelah itu, ia pun meninggalkan unit milik atasannya itu. Tak lupa, Rose memberi kabar melalui sebuah pesan kepada Eunwoo bahwa ia memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Tak lupa, Rose pun mengucapkan terima kasih kepada pria itu atas bantuannya karena sudah menerimanya tadi malam.
---
Rose duduk di dalam taksi, perasaannya campur aduk. Jantungnya berdebar kencang ketika ia melihat mobil Taehyung terparkir di sekolah tempatnya mengajar. Beberapa menit lagi biasanya jam kerja Taehyung selesai, dan Rose ingin tahu ke mana pria itu pergi, mengingat Taehyung mengirim pesan bahwa ia akan sampai rumah pada malam hari.
Setelah menunggu beberapa saat, Taehyung pun terlihat keluar dari sekolah dan segera masuk ke mobil serta mengemudikannya. Rose segera meminta sopir taksi untuk mengikuti Taehyung. Perasaan gugup dan cemas terus menghantui pikirannya.
Mobil Taehyung melaju menuju arah jalanan menuju ke rumah mereka. Rose sempat berpikir bahwa Taehyung akan menyiapkan kejutan untuknya dengan pulang lebih cepat, mengira Rose tengah bekerja. Namun, pemikiran itu segera terbantahkan ketika Taehyung membelokkan mobil ke jalan sebelum jalan menuju rumah mereka.
Mobilnya berhenti di depan salah satu rumah yang tidak dikenal oleh Rose. Ketika seorang wanita hamil menyambut Taehyung dengan mesra, Rose merasa dadanya sesak. Taehyung keluar dari mobil dengan senyum sumringah, membawa sebuket bunga untuk wanita itu. Mereka berdua masuk ke dalam rumah dengan tawa dan kebahagiaan yang jelas terlihat di wajah mereka.
Air mata mulai menggenang di mata Rose. Ia merasa benar-benar hancur. Tanpa pikir panjang, ia memutuskan untuk turun dari taksi dan memergoki kekasihnya itu secara langsung. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dengan langkah berat namun penuh tekad, Rose mendekati rumah tersebut dan mengetuk pintu dengan keras.
Pintu terbuka, dan Taehyung berdiri di sana dengan ekspresi terkejut melihat Rose. Wanita hamil itu muncul di belakangnya, wajahnya penuh kebingungan.
"Rose, apa yang kamu lakukan di sini?" Taehyung bertanya dengan suara bergetar.
"Apa yang aku lakukan di sini?!" Rose hampir berteriak, matanya berkilat marah. "Seharusnya aku yang nanya itu ke kamu, Taehyung! Siapa wanita ini?!"
Wanita hamil itu tampak terkejut dan melangkah mundur. Taehyung mencoba menenangkan Rose dengan meletakkan tangannya di bahunya, tetapi Rose menepisnya dengan kasar.
"Jangan sentuh aku! Jelaskan semuanya sekarang!" Rose menuntut, air mata mulai mengalir di pipinya.
Taehyung menghela napas dalam-dalam dan mengusap wajahnya dengan tangan. "Rose, ini... ini bukan seperti yang kamu pikirkan."
Rose tertawa sinis, suaranya penuh kepahitan. "Oh, ya? Jadi apa ini sebenarnya, Taehyung? Kamu bilang kamu akan di luar kota sampai lusa. Tapi nyatanya, kamu di sini, dengan wanita lain. Wanita yang sedang hamil! Apa dia sedang hamil anakmu?"
Wanita hamil itu tampak semakin bingung dan cemas. "Taehyung, siapa dia?"
Taehyung menoleh ke wanita itu dengan raut bersalah. "Dia... dia adalah Rose, kekasihku."
Rose merasakan dunia seakan runtuh. "Kekasihmu? Jadi, siapa dia, Taehyung? Apa dia juga kekasihmu?"
Taehyung terdiam, tak tahu harus berkata apa. Rose merasa hatinya remuk. "Kamu mau menjelaskan semuanya sekarang, atau aku akan pergi dan nggak akan pernah mau dengarkan apapun yang kamu ucapkan lagi?"
Taehyung akhirnya membuka mulut, suaranya rendah dan penuh penyesalan. "Rose, aku... dia... anak yang ada dalam kandungannya adalah anakku, Rose. Aku minta maaf. Aku tahu aku salah dan sudah mengkhianati kamu sampai sejauh ini, tapi sungguh aku nggak mau kehilangan kamu, Sayang."
Rose menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosinya. "Kamu mengkhianati aku, Taehyung. Kamu bilang kamu cinta sama aku, tapi ternyata kamu punya wanita lain, yang bahkan sedang mengandung anakmu."
Wanita hamil itu terisak dan Taehyung menundukkan kepala, merasa sangat bersalah. Rose merasakan keputusasaan dan kemarahan yang membara di dadanya. "Aku nggak bisa percaya ini. Aku telah mengorbankan banyak hal untukmu, dan inilah yang aku dapatkan sebagai balasannya."
Taehyung mencoba mendekati Rose, tapi ia mundur, menahan tangisnya. "Aku nggak tahu bagaimana harus menjelaskannya, tapi aku minta maaf, Rose. Aku benar-benar minta maaf."
Rose menggelengkan kepala, air mata tak berhenti mengalir. "Maaf nggak akan mengubah apa pun, Taehyung. Kamu telah menghancurkan segalanya."
Dengan hati yang hancur, Rose berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Taehyung dan wanita hamil itu di ambang pintu. Ia merasa kosong dan tak berdaya, tetapi satu hal yang pasti, ia tidak bisa kembali ke masa lalu dan harus terus maju, meskipun jalan ke depannya penuh dengan rasa sakit dan ketidakpastian.
Nanti malam aku update lagi, jadi buat bab ini ayo bom vote sama komentar buat aku 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret with Arrogant Boss
FanfictionAtas kesalahan yang tidak disengaja, Rose harus menyimpan rapat-rapat rahasianya bersama sang bos yang terkenal arogan. Keduanya sepakat tidak akan memperpanjang apa yang telah terjadi. Namun, entah kenapa hal tersebut justru mengusik pikiran keduan...