[44] Demam

2.8K 159 67
                                    

Tok-tok-tok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok-tok-tok!

"Sayang.. mas masuk boleh? Mas mau meminta maaf" ujarnya yang berada di luar kamar Halimah, karena sejak pertengkaran semalam Mayra belum keluar kamar sama sekali

"Buka ya pintunya, mas masuk" ucapnya tidak ada sautan apapun dari dalam kamar

Merasa tidak ada sahutan dari dalam kamar Halimah, Athar pun berinisiatif menyentuh gagang pintu dengan sedikit mendorong nya "Pintunya nggak ke kunci" gumamnya mendapati pintu kamar Halimah yang tidak terkunci

Sedangkan di sisi lain sampai saat ini Mayra masih terbaring di atas kasur dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Mayra merasa begitu dingin dan mengigil, kepalanya begitu sangat pening sekali. Wajahnya juga terlihat pucat pasi.

"Shhh-- di-dingin, i-ibu, a-ayah" lirihnya dengan mata yang tertutup sembari mengengam selimut dengan kedua tangannya supaya tidak terlepas dari tubuhnya yang dingin itu

Perlahan tapi pasti Athar melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Halimah, penglihatannya pun tertuju pada Mayra yang tengah terbaring dengan posisi miring ke kiri membuat Athar hanya melihat punggung istrinya saja yang terbalut dengan selimut "Mayra belum bangun" gumamnya menghampiri Mayra

Jantung Athar berdegup kencang kala ia hendak menghampiri Mayra, rasa takut mulai menjalar di hatinya "Ya allah semoga istri hamba mau memaafkan kesalahan hamba" batinnya berucap sembari memegang dadanya berusaha untuk rileks

"Sayang..." ucapnya memberanikan tangannya untuk memegang bahu Mayra

Masih dengan posisinya, Mayra terus merasakan dingin sampai tubuhnya terasa begitu mengigil "Shhh-- i-ibu, a-ayah" lirihnya membuat Athar mengernyit

"Ibu? Ayah? Jangan-jangan..." gumamnya merasa tidak beres dengan istrinya membuat Athar dengan perlahan langsung membalikkan badan Mayra

"Astaghfirullah sayang.." ucapnya kala melihat wajah Mayra yang sudah sangat pucat dengan kedua mata yang masih terpejam sembari mengeratkan genggamannya pada selimut

"Di-dingin.. shh-- ibu ayah, jangan tinggalin Mayra" lirihnya membuat perasaan kahwatir, panik semakin menumbuh di hatinya

"Hei,, ini mas. Bangun sayang" ucapnya mengengam tangan Mayra yang terasa begitu sangat panas

"Ya Allah, kamu demam sayang" ujarnya dengan tangan yang langsung terulur menyentuh kening Mayra saat merasakan tangan istrinya itu begitu panas

Dan benar saja, kening nya pun juga ikut panas "Umi! Umi! Mayra Umi!" teriak Athar yang sudah sangat merasa kahwatir

Halimah yang tengah berada di dapur itupun langsung bergegas ke kamar saat putranya berteriak memanggil nya "Kenapa teriak-teriak nak, ada apa?" tanyanya menatap wajah Athar yang terlihat begitu kahwatir

Athar yang masih setia mengengam tangan Mayra itu, kini menatap Halimah "Mayra Umi, Mayra demam, Athar harus bagaimana, Athar takut istri Athar kenapa-kenapa" sahutnya panik membuat tangan Halimah terulur untuk menyentuh wajah Mayra

GUS ATHAR  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang