Tap Tap Tap
Suara langkah kaki yang menggema terdengar di penjuru lorong, dan pemilik dari suara langkah kaki itu adalah Kibutsuji Muzan.
Greett
Ia menggeser sebuah pintu, yang di dalamnya terdapat ruangan yang terlihat seperti tempat isolasi. Disana juga terdapat berbagai macam alat untuk bereksperimen sekaligus juga alat penyiksaan.
Di ujung tengah ruangan, terlihat seorang gadis yang sudah berlumuran darah, nampak seperti habis disiksa oleh seseorang. Langkah kaki Muzan mendekat ke arah gadis tersebut.
"Menyedihkan, hanya karena menolak permintaanku, kau jadi babak belur begitu. [Name]"
Gadis itu, [Name], sama sekali tak berniat untuk menyahuti atau bahkan mendongak. Ia terlalu lelah dan lemas hanya untuk bergerak sedikit saja. Sudah dua minggu terlewati dan [Name] sering sekali disiksa oleh Douma, iblis yang ditunjuk oleh Muzan untuk menjadi sipirnya.
"Apa kau berubah pikiran?" Tanya Muzan sembari mendongakkan wajah [Name].
Bukan tangisan ataupun racauan yang Muzan dapatkan, melainkan hanya tatapan hampa dan penuh penderitaan dari gadis itu.
"Tolong... Bunuh saja aku... Itu lebih baik, daripada kau buang-buang waktu hanya untuk berusaha membuatku menerima permintaanmu..."
"Jangan harap aku akan mendengar hal lain selain jawabanmu sekarang." Balas Muzan.
"Itu jawabanku, baka..."
Muzan menghelakan nafas entah yang keberapa kalinya, lalu memanggil Douma.
"Yaa? Ada apa?" Tanya Douma yang dalam sekejap muncul di belakang Muzan.
"Lakukan lagi." Titah Muzan.
"Ha'i~"
'Aku sudah lelah...' Batin [Name] pasrah.
Douma tersenyum manis, namun terlihat menjijikkan di mata [Name], "Ayo kita bersenang-senang lagi! [Name]~"
Dan hari itu lagi-lagi dilewati oleh [Name] dengan penuh kesengsaraan, karena penyiksaan yang dilakukan Douma itu terbilang sangat di luar nalar dan kejam.
Seminggu kemudian, Muzan sudah bosan dengan apa yang dilakukannya dan mengubah rencana. Untuk sementara waktu, ia memerintahkan [Name] 'tuk membantai pasukan pemburu iblis yang berkeliaran di siang hari maupun malam hari, Muzan juga mengutus Kokushibo untuk mengawasi [Name] ketika malam tiba.
Dengan sangat berat hati dan penuh rasa bersalah, [Name] terpaksa membunuh para pasukan pemburu iblis dan membuat mereka seakan menghilang ditelan bumi. Karena jika tidak, Muzan akan menghabisi nyawa Rena dan Shouta, serta ribuan masyarakat yang tidak bersalah lainnya.
Sepertinya, Muzan berniat menghancurkan mental [Name] secara perlahan. Maka dengan begitu, ia bisa dengan mudah memanipulasi pikiran [Name] yang masih belum bisa dikendalikannya itu.
Dan benar saja, lambat laun hati [Name] mulai ditutupi oleh kegelapan. Membuatnya perlahan kehilangan sisi kemanusiaannya.
~~~~~
Selama beberapa bulan ke depan, Rena dan Shouta berlatih sangat keras dengan tekad mereka yang besar ingin melawan Muzan dan membawa [Name] kembali pada mereka. Dan para pilar serta seluruh pasukan kisatsutai pun sama, mereka semua bertekad untuk ikut membantu menyelamatkan seseorang yang mereka juluki sebagai 'bidadari dalam tempurung iblis' (ciyaelah:v) dari tangan Kibutsuji Muzan.
Sakonji sebagai guru dari Shouta dan Rena, berhasil mendidik mereka berdua hingga mahir dalam menggunakan teknik pernafasan dan berpedang. Bahkan, kedua anak kembar itu telah menciptakan gaya pernafasan mereka sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
ᴍʏ ɴᴇxᴛ ʟɪꜰᴇ [ᴋɪᴍᴇᴛꜱᴜ ɴᴏ ʏᴀɪʙᴀ x ʀᴇᴀᴅᴇʀꜱ]
أدب الهواة{Slow Update} Hayami (y/n), seorang siswi di sekolah menengah atas yang penyendiri dan selalu terkucilkan oleh teman-temannya. Ia sering sekali mendapatkan ejekan serta perundungan terhadap dirinya, yang bahkan para guru dan orang tuanya pun tidak t...