Loraine mengepalkan tangannya kuat-kuat. Memandang penuh kekesalan pada gadis yang membuatnya ketakutan selama ini.
"Jadi kau yang mengirimkan surat itu?!"
Gadis itu hanya diam, menatap lama Loraine tanpa sepatah kata. Seakan-akan tatapannya bisa mengancam dan mengintimidasinya agar berbicara.
"Kau mau mengatakannya atau tidak?"
Elodie, gadis yang menunggu Loraine hanya menatap bosan. Dia menguap sejenak, kemudian bersandar dikursi seraya menatap Loraine dengan satu alis terangkat.
"Aku sudah susah payah menyiapkan ini, tahu. Berbicaralah. Apa kau bisu?"
"APA MAUMU!? " teriak Loraine, menggema di aula besar.
Elodie terkekeh pelan, memandang gadis yang menatapnya tajam. "Singa akan membesarkan aumannya ketika melihat sekumpulan cheetah untuk menunjukkan kekuatannya. " kekehan merdu itu hilang, digantikan dengan tatapan sinis. "Tapi jauh didalam tubuhnya, dia sedang ketakutan."
Loraine bisa merasakan tubuhnya bergetar. "Cukup basa-basinya. Katakan saja apa maumu?!"
Elodie menoleh, berekspresi sedih. "Eh? Kenapa cepat sekali?" Dia berdiri dari kursinya dan berjalan kearah gadis itu. "But honey, I really like seeing your confused face."
Elodie berkata, mengelus pipi Loraine dan tersenyum tipis. Loraine segera menepisnya, dan mundur dengan ekspresi tajam.
"It's such so funny. " Elodie terkekeh, mengelus tangannya yang ditepis kasar. "Kau tahu? Aku dikenal sebagai seorang gadis Slytherin yang manis, ceria, dan baik hati oleh semua orang."
Elodie berjalan memutari Loraine seraya memelintir rambut merahnya, hingga akhirnya berdiri didepan gadis itu. Wajahnya bersitatap, mata mereka beradu, hingga seringaian kejam terulas diwajah Elodie.
"But tonight, I don't wanna be that girl."
Ketika tatapan mata sehijau kutukan Avada kedavra itu menajam, Loraine mundur beberapa langkah karena ketakutan. Namun ia terhenti tatkala tangan Elodie menahan bahunya, memaksanya untuk tetap diam.
"Kau mau mengakuinya sekarang atau tidak? Waktuku tidak banyak, lho."
Loraine menatap kedua mata Elodie, "J-jadi kaulah si pengirim surat itu?!"
Elodie terdiam sejenak, melepaskan tangannya yang ada di bahu Loraine. Kemudian tiba-tiba gadis itu tertawa keras, menutup mulutnya yang tertawa. "Are you kidding? " Raut wajahnya seketika langsung datar dan dingin.
"Aku mengirimkan surat ke semua orang. Tapi hanya kau yang datang."
Loraine menggigit bibir bawahnya, mengepalkan tangannya ketika merasa dirinya tak bisa berpikir jernih. "Ka-kau juga yang menaruh darah di kertas i-itu kan?!"
"Darah? " Elodie menaikan satu alisnya, kemudian menatap Ibu jari kirinya, "ah, Aku tak sengaja terluka saat belajar merajut." Ia kembali menatap gadis itu. "Ada apa? Apa itu menakutimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕳𝖔𝖌𝖜𝖆𝖗𝖙𝖘 𝕷𝖊𝖌𝖆𝖈𝖞 [𝐇𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫×𝐎𝐂]
Teen FictionEmpat gadis yang mati karena terjebak dikebakaran gedung, dipindahkan oleh ibu sihir ke dunia sihir Harry Potter, dan diberikan misi untuk menyelamatkan dunia sihir yang kacau "Yes! Dunia Harry Potter! Otw ketemu si snape! " - Elodie "Bisa-bisanya k...