Laufey membubuhkan sihir khusus pada indera penglihatannya. Dengan sihir itu, ketajaman matanya meningkat. Dia dapati buff berupa penguatan dan percepatan pada penyerang Perampok Cerdo. Ada juga pancaran mana kuat yang berasal dari empat orang di barisan belakang. Empat orang itulah yang dia yakini sebagai penyihir.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa jika seseorang mendapat buff yang sama dari beberapa penyihir sekaligus, efek positif dan negatifnya akan bertumpuk. Mengesampingkan efek negatif yang pasti akan muncul, jika tidak bisa mengalahkan atau menahan kekuatan lawan yang bertambah berkali-kali lipat hingga waktu buff berakhir, bertahan pun akan sia-sia.
Dengan buff itulah keberhasilan Perampok Cerdo dalam beraksi mencapai delapan puluh persen.
Menghadapi sekelompok lawan dengan satu penyihir saja sudah pasti kewalahan, apalagi ada empat penyihir. Pertarungan yang akan terjadi pastilah berat. Pertimbangan inilah yang membuat Laufey gusar setelah mengetahui jumlah penyihir kelompok lawan.
"Hei! Mereka lumayan banyak, 'kan?" ucap Laufey basa-basi terhadap pemuda bermata panda. Dia ingin menurunkan intensitas ketegangan yang dirasakan seluruh tubuhnya.
Pemuda bermata panda itu tidak menjawab. Namun, sorot mata lelahnya yang terpaku pada gerombolan bandit yang semakin dekat sudah cukup menunjukkan bahwa dia tidak meremehkan pertempuran yang akan terjadi.
"Aku akan maju duluan dan membereskan para penyihir! Kau tahan para petarungnya biar nggak menyerang orang-orang di truk. Bisa ...?"
Tidak ada jawaban. Sekalipun bisa menebak jika pemuda itu sangat irit bicara, Laufey merasakan panas pada bagian dada ketika dicampakkan.
Tanpa aba-aba, Laufey berlari terlebih dahulu ke arah rombongan Perampok Cerdo. Pedangnya diayunkan dengan kuat ke lawan terdepan. Seperti membelah batu besar menggunakan kayu lapuk, serangannya tidak berdampak apa-apa terhadap bandit bertubuh lebih kecil di hadapannya.
Sang bandit tersenyum mengejek. Laufey menyeringai kesal.
Laufey mundur satu langkah, lalu kembali menerjang dengan mengayunkan pedangnya. Serangannya difokuskan untuk mendorong mundur musuh. Setidaknya, serangannya kali ini berjalan sesuai keinginannya. Meskipun hanya bisa mendorong musuh tidak lebih dari lima meter.
Seolah tidak mau kalah, lawan melakukan serangan balik. Akan tetapi, Laufey sudah mewaspadai hal itu. Dia bahkan menangkis setiap serangan dari berbagai arah. Adu pedang yang sengit pun tidak terhindarkan.
Pertempuran berjalan alot. Buff telah meningkatkan kemampuan dasar lawan. Tidak hanya susah ditebas, mereka bisa menangkis serangan Laufey dengan mudah. Sekalipun bisa melewati tujuh orang di barisan depan, dia masih harus menghadapi empat orang yang ditugaskan menjaga para penyihir.
Di tengah pertarungan, sudut mata Laufey menangkap keberadaan pemuda bermata panda yang tengah menghadapi para perampok. Pemuda itu menggunakan tongkat untuk bertahan dan menyerang dengan gerakan minimal, tetapi tepat sasaran. Satu pukulan tongkatnya yang mengenai tubuh lawan menghasilkan percikan api, diikuti suara ledakan keras.
Selain itu, ada cahaya tipis pada pemuda itu. Ketika ditelusuri, cahaya tipis yang merupakan buff berasal dari seorang gadis yang juga penumpang truk. Bukan hanya kepada pemuda itu, sang gadis juga memberikan buff-nya kepada sang sopir yang turut membantu pertahanan belakang menggunakan crossbow-nya.
Tanpa sadar, Laufey dan pemuda itu dipaksa untuk saling memunggungi. Napas mereka tersengal. Sebagian pakaian yang mereka kenakan telah terkoyak dan memamerkan luka gores pada beberapa bagian tubuh. Mereka menyempatkan diri mengambil napas di tengah kepungan musuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spear Wielder: Pengguna Tombak (Segera Dibukukan)
FantasiaLaufey dan Tirta, dua pemuda yang berbeda tujuan, tetapi dihadapkan pada polemik yang sama. Yaitu, mengadapi kekuatan jahat yang menyerang Kerajaan Elpana. Di tengah teror kekuatan jahat, mereka harus mengalahkan sang Pembawa Bencana yang telah memp...