"Li.. nih bawa payung gue, takut ujan gede di jalan. Mana udah gerimis lagi"
Sambil keluar kelas Eva menawarkan payung lipat nya pada Lian, yang memang dia tau kalau Lian lebih sering pulang naik Bis.
"Lo naik motor? Bawa jas hujan?" tanya Lian memastikan.
"Iya gue selalu siap sedia tenang aja. Mendingan lo naik grab aja deh Li, udah gelap banget ini langit"
"Iya gue juga mikir gitu. Yaudah gue pake ya payung nya, ati ati lo bawa motornya"
Eva mengangguk lantas langsung jalan beda arah ke parkiran.
Lian berjalan ke depan lobby sekolah, dia gak jadi mesen grab mobil karena males nunggu nya apalagi sore itu jam sibuk pasti buat nunggu nya aja butuh waktu lama.
"A! basah!"
Lian kembali mundur ke teras loby sambil mendongak pada langit yang ternyata gerimis nya cukup gede.
Karena bagi Lian selagi belum hujan dia hendak kembali menerobos buat jalan kedepan.
Tapi baru aja melangkah Lian kembali mundur ke teras lobby, bedanya kini tas nya di tarik ke belakang oleh seseorang.
Dan setelah nengok ternyata itu Jaehee.
"Lo ngapain mundur kalo lo tetep mau nerobos, heran gue" ucap Jaehee.
"Kok lo disini? Gak bawa motor?"
"Gak di bolehin sama nyokap kalo dari pagi mendung, soalnya gue malesan pake jas hujan"
Kemudian Jaehee melirik payung yang dipegang Lian lantas mengambilnya dan langsung menyibakkan lebar payung tersebut. Setelah itu dia menyodorkan nya pada Lian.
"Pake payung nya, jangan ujan ujanan"
Sejenak Lian menatap kosong payung nya yang di tangan Jaehee. Cowok itu tidak pernah seterang-terangan ini perhatian padanya.
Ini termasuk perhatian kaaan? batin Lian.
"Baru gerimis belom ujan"
"Sama aja Shel, pake gak. lo gampang flu"
"Kan gue yang sakit ini bukan lo"
"Yaudah kalo gitu biar gue aja yang pake" sahut Jaehee tak mau kalah.
"Bareng aja, mau kedepan kan lo" tawar Lian.
Jaehee tiba-tiba ketawa kecil, "Ceritanya mau adegan drakor drakoran inii"
Lian menatap Jaehee sebal, "Gak jadi gak jadi ah, rese lo"
Lagi lagi Jaehee ketawa, "Bercanda Shel, ayo gua ikut kedepan yaa"
Setelah mengatakan itu Jaehee langsung menarik bahu Lian agar masuk kedalam payung hingga merapat dengan nya.
Lian dan Jaehee pun jalan kedepan, agak lari dikit.
Setelah didepan, mobil yang menjemput Jaehee sudah stay. Cowok itu noleh, "Lo naik apa Shell?"
"Gue.." Lian nunjuk halte di sebrang, "Naik Bis"
"Ujan nya gede banget pasti Shel, lo bareng gue aja nanti gue minta ke nyokap buat anterin lo"
"Gak usah gak papa, udah sana masuk ke mobil" suruh Lian.
"Ikut aja ayo Shel, gue khawatir nih"
Lian menatap Jaehee seolah kaget, lantas tertawa. "Apaan dah lo gue udah gede, beneran gak papa Jae gue naik bis aja"
"Ikut aja ayo" Jaehee pun menarik pinggang Lian agar ikut masuk kedalam mobilnya.
"Ih ih Jae.. beneran gak usah Jae, gue gak mau ikuuut" Lian sedikit berseru.
"Ikut yaa Shel, gue maksa beneran niihh"
"Enggak Jaehee.. seriusan gue gak mau ikuuutt"
"Shel...??"
"Gak mauuuuuuu"
Lian pun keluar dari payung dan kabur ke bibir jalan buat nyebrang ke halte.
Tapi keadaan gak memihak, kendaraan terus melaju tanpa henti.
"Ngapain lari larian sih Shel???" tegur Jaehee kembali memayungi Lian.
Lian manyun, "Gue gak mau ikut beneran Jaee.. gue pemalu banget orangnya"
"Tapi gak usah lari-larian juga bisa bahaya"
Lian semakin mempoutkan bibirnya sebal, lalu tak sengaja matanya melihat taksi yang akan kembali melintas.
"Itu ada taksi Jae.. gue naik taksi aja!!"
Lian kembali menembus hujan berlari di tepi jalan untuk menghentikan taksi, namun yang terjadi---
TIIIIIIIIIIIIIN!
SRETTT
DUK!
Jantung Lian berdegup kencang, apa yang dikatakan Jaehee barusan hampir saja terjadi pada dirinya.
Sebuah taksi melaju kencang, untung saja Jaehee cepat menyusul Lian dan dengan sigap menarik pinggang Lian hingga jidat Lian membentur dada cowok itu cukup keras.
"Buka mata lo"
"Gue belum mati kan Jaee?" Lian enggan membuka mata karena takut jika melakukan hal itu ternyata sudah berada dialam lain.
"Heum"
Pandangan pertama yang Lian liat setelah membuka mata adalah wajah Jaehee yang nampak begitu dekat seolah tidak ada celah untuk Lian hindari.
"Lain kali jangan ceroboh gini bisa gak? Bahaya Shel. Lo sih gak dengerin gue tadi, coba kalo lo tadi ketabrak gimana?" omel Jaehee kemudian melepas tangannya dari pinggang Lian.
Lian hanya bisa mematung, omelan Jaehee membuatnya semakin syok dengan kejadian maut yang hampir membahayakannya.
"Maaf.."
Melihat Lian yang syok, Jaehee pun menghembuskan nafasnya. Kemudian terlihat dari kejauhan bis tengah melaju ke arah sekolah nya.
Satu tangan Jaehee turun untuk menggenggam tangan Lian dengan erat.
"Jangan dilepas"
Jaehee pun mengantar Lian menyebrangi jalan ke halte tempat bis berhenti.
Konfliknya mau yang ringan atau berat daengies...?😙
Next?Seneng banget sekarang Jaehee sering update Weverse 😙 mana makin ganteng lagi💍
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Pdkt | Jaehee nct wish
Fanfiction"Gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba di pedekate-in cowok kayak Jaehee"