01 - Salah Menilai

442 32 6
                                    



🌺🌺🌺

Akhirnya, setelah hampir tujuh tahun yang panjang, kelas pagi dan malam yang diisi dengan PR dan esai akan segera berakhir. Hanya dalam waktu tiga minggu, siswa Hogwarts tahun ketujuh akan pulang menaiki Hogwarts Express dan tidak akan pernah kembali; setidaknya sampai reuni kelas mereka. Mungkin tidak ada yang lebih gembira tentang ini selain Draco Malfoy.

Pada akhir musim panas lalu, hanya dua minggu setelah Harry Potter berhasil mengalahkan The Dark Lord, Draco menerima kabar bahwa ia telah terpilih sebagai Head Boy. Dalam benaknya, tahun ketujuhnya akan diisi dengan pesta larut malam di asrama Slytherin dan menjahili semua orang. Kenyataannya, tahun ketujuhnya penuh dengan malam-malam berpatroli di koridor dan mengawasi detensi, ia harus menghabiskan akhir pekannya untuk membimbing siswa yang lebih muda, dan berjam-jam belajar untuk ujian NEWT-nya. Bagian terburuknya adalah ia juga harus menghabiskan banyak waktu dengan Head Girl, dan tentu saja Hermione Granger telah dipilih untuk mengisi posisi yang didambakan itu, yang berarti Potter dan Weasley selalu dua langkah di belakang gadis itu. Tak perlu dikatakan, tahun ketujuh Draco tidak sepenuhnya memenuhi harapannya.

Meskipun NEWT sudah sangat dekat, Draco memutuskan pergi jalan-jalan dan meninggalkan buku teks dan gulungan perkamennya. Sayangnya, dua kroninya yang biasa—Vincent Crabbe dan Gregory Goyle—sangat sibuk belajar untuk NEWT mereka dan tidak bisa pergi jalan-jalan dengan Draco, jadi Draco terpaksa mencari hiburannya sendiri. Masalahnya, hanya ada sedikit hal yang bisa dilakukan seseorang di Hogwarts saat sendirian dan tidak ada yang benar-benar menghibur.

"Ini menyebalkan," gumam Draco, saat ia menjelajahi koridor-koridor lantai tiga sambil menjalankan tugasnya sebagai Head Boy. Draco sudah menghabiskan tiga hari terakhir dengan berkeliaran di koridor-koridor tanpa tujuan, kadang-kadang menemukan seseorang yang melanggar peraturan yang memberinya kesempatan untuk menghukum mereka. Namun, sebagian besar waktu, ia hanya berkeliaran saja.

"Hei, Malfoy!" teriak Blaise Zabini sambil berlari ke arah pemuda pirang itu. "Tunggu!"

"Zabini," sapa Draco sambil mengangguk, keduanya melakukan jabat tangan yang aneh. "Apa yang sedang kau lakukan?"

"Tidak ada," jawab Blaise dan berjalan bersama Draco menuju koridor lain. "Aku bosan sekali. Ruang rekreasi benar-benar sunyi karena semua orang sedang belajar. Gila! Bahkan Pansy pun diam saja."

"Itu langka," ucap Draco sambil tertawa. Bahkan ia harus mengakui bahwa Pansy seperti orang yang tidak tahu kapan harus diam; kekasihnya itu bahkan masih mengoceh saat berhubungan seks dan Draco tidak tahan dengan itu. Pernah satu kali, Draco benar-benar berhasil memberikan mantra penenang pada Pansy, tapi ketika gadis itu tahu apa yang dilakukan Draco, gadis itu tidak mau menciumnya selama sebulan, jadi Draco memutuskan untuk tidak melakukan hal itu lagi. "Kenapa kau tidak belajar?"

"Tidak perlu," jawab Blaise dengan santai saat mereka mendekati perpustakaan. "Aku memperhatikan pelajaran sepanjang tahun jadi aku tidak perlu menghafal."

"Aku juga," kata Draco sambil membuka pintu perpustakaan dan masuk, Blaise mengikutinya.

"Apa patrolimu hampir selesai?" tanya Blaise pada Draco. "Kita bisa bermain catur penyihir atau semacamnya."

"Hampir, aku hanya perlu mengecek perpustakaan dan setelah itu aku selesai." jawab Draco, mengamati lorong diantara rak buku untuk memastikan tidak ada siswa yang keluar dari asrama mereka setelah jam malam. Saat mereka mencapai salah satu deretan rak terakhir, yang kebetulan merupakan lorong yang berisi buku tentang makhluk mitologi, mereka berhenti mendadak karena melihat Luna Lovegood di sana. Luna sedang melompat-lompat untuk meraih buku yang ia inginkan, yang berada sangat tinggi di atas rak. Kebanyakan orang pasti akan bertanya-tanya mengapa gadis itu tidak menggunakan tongkat sihir saja untuk mengambil buku itu, lagipula ia adalah seorang penyihir. Namun, alasannya sekarang mungkin karena tongkat sihirnya sedang sibuk menahan rambut panjangnya yang tebal dan panjang menjadi sanggul yang berantakan. Saat Luna melompat-lompat, Draco dan Blaise tidak bisa untuk tidak memperhatikan rok Luna yang naik turun mengikuti gerakan gadis itu; semakin tinggi Luna melompat, semakin banyak kulit putih susunya yang terekspos.

Coincidence | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang