20 - Memperbaiki

102 14 7
                                    



🌺🌺🌺

Draco tidak percaya betapa bodohnya dirinya. Selama beberapa bulan terakhir ia menghabiskan banyak waktu mencoba meyakinkan Luna bahwa dirinya akan menjadi pasangan yang pantas untuk gadis itu, dan saat pertama kali Luna benar-benar datang padanya ketika gadis itu butuh seseorang untuk diajak bicara, Draco terlalu buta dan egois untuk menyadari hal itu. Draco tahu bahwa sekarang ia akan mengalami kesulitan untuk meyakinkan Luna bahwa ia akan menjadi suami yang baik, tapi ia juga tahu bahwa apa yang dikatakan ayahnya benar. Jika ia ingin menikah dan menambah anggota keluarga, Luna adalah satu-satunya pilihannya. Anak yang lahir dari banyak wanita adalah hal yang sangat tidak boleh dilakukan oleh anggota keluarga Malfoy mana pun, dan Draco tidak akan membuat marah leluhurnya lebih dari yang sudah-sudah. ​

Saat memasuki serambi rumahnya, Draco mendapati semua lampu padam, dan karena hari sudah sore, rumahnya cukup gelap, hingga sulit baginya untuk melihat. Beberapa kali ia menabrak berbagai perabot sebelum memutuskan untuk berhenti dan menyalakan lilin. Setelah bisa melihat, Draco melanjutkan langkahnya ke seluruh rumah untuk mencari tanda-tanda keberadaan Luna.

Semakin lama waktu yang dibutuhkannya untuk menemukan Luna, semakin ia khawatir. Ia telah mencari hampir seluruh dua lantai bawah rumah dan ia masih belum dapat menemukan Luna. Berlari ke atas, Draco langsung menuju kamar Luna. Awalnya, ia pikir masih terlalu sore bagi Luna untuk tidur, tapi karena ia tidak dapat menemukan gadis itu di tempat lain, ia pikir tidak ada salahnya mencoba. Bahkan tanpa mengetuk pintu, Draco menyerbu masuk ke kamar Luna. Ia berharap menemukan Luna berbaring di tempat tidur, tapi kamar itu juga kosong dan tidak menunjukkan tanda-tanda ada orang. Sambil memandang sekeliling ruangan, Draco melihat sedikit cahaya bersinar di bawah celah pintu kamar mandi Luna.

Bergegas mendekat, Draco mengintip ke dalam kamar mandi itu. Lega rasanya, ia mendapati Luna berendam di bak mandi porselen yang penuh gelembung, ruangan besar itu dipenuhi cahaya redup dari beberapa lilin yang ditempatkan secara strategis. Dengan pelan, Draco membisikkan nama Luna, tidak ingin membuat gadis itu terkejut. Ketika tidak mendapat jawaban, ia memanggil sedikit lebih keras; tetap saja gadis itu tidak merespon. Berasumsi yang tidak-tidak, Draco bergegas ke bak mandi dan melingkarkan lengannya di tubuh Luna, menarik gadis itu keluar dari bak mandi.

Luna tampak terkejut setengah mati, lengan dan kakinya mulai bergerak-gerak, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman si penyusup itu. "Apa yang kau lakukan!" teriak Luna, setelah menyadari bahwa orang yang telah mengganggu acara berendamnya adalah Draco. "Kau hampir membuatku terkena serangan jantung!" Mengingat bahwa dirinya telanjang, Luna segera meraih handuk besar dan melilitkannya di tubuhnya.

"Aku yang hampir kena serangan jantung!" gerutu Draco, berdiri menghadap Luna, celana dan kemejanya basah kuyup karena air saat ia menarik Luna keluar dari bak mandi. "Kupikir kau bunuh diri atau semacamnya!"

"Bunuh diri?" tanya Luna sambil tertawa tak percaya. "Kenapa aku harus melakukan itu?"

"Karena apa yang sedang terjadi," jawab Draco, merasa kekhawatirannya sepenuhnya beralasan. "Tentang bayi dan semuanya."

"Aku tidak akan bunuh diri hanya karena aku tidak hamil, Draco," ucap Luna. "Bukan berarti aku sudah bertekad untuk punya bayi lagi sekarang. Penyihir medis itu melakukan kesalahan dan ya, aku sedih karenanya, tapi aku tidak akan bunuh diri, bodoh."

"Baiklah," sahut Draco, senyum malu tersungging di wajahnya. "Mungkin aku terlalu cepat berasumsi, tapi aku sudah mencarimu ke seluruh rumah dan aku tidak menemukanmu di mana pun. Aku benar-benar khawatir, itu saja."

"Menurutmu ke mana aku akan pergi?" tanya Luna, sambil melepaskan rambutnya yang masih kering dari jepitan dan mulai menyisirnya. "Rumah ini besar, tapi hanya ada beberapa ruangan yang biasa kugunakan. Kamar tidur dan kamar mandiku seharusnya menjadi tempat pertama yang harus kau lihat."

Coincidence | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang