21 - Awal

98 16 0
                                    



🌺🌺🌺

Sepanjang hari, Luna terus memikirkan kejadian pagi itu dalam benaknya. Neville sangat marah ketika Luna mengatakan bahwa hubungan mereka tidak akan pernah menjadi lebih dari sekedar persahabatan. Hati Luna sakit karena telah menyakiti Neville seperti itu, tapi Luna tidak punya banyak pilihan dalam hal ini. Luna sudah lama berhenti menyangkal perasaannya terhadap Draco, dan karena ia juga sudah memiliki anak dengan pemuda itu, ia merasa bahwa ia berhutang pada Draco dan Dallen untuk mengerahkan seluruh upayanya dalam membangun keluarga yang sekuat mungkin. Luna tidak sepenuhnya yakin bahwa ia dan Draco akan menghabiskan sisa hidup mereka bersama, setidaknya bukan sebagai suami istri, tapi ia merasa bahwa ia setidaknya harus mencobanya. Bagaimanapun juga, Draco tampaknya lebih dari sekedar bersedia untuk melakukannya, jadi mengapa Luna tidak?

Selain percakapannya dengan Neville pagi itu, pikiran Luna juga dipenuhi dengan pikiran tentang Dallen. Rasanya sudah terlalu lama sejak terakhir kali ia melihat putranya dan perpisahan ini mulai membuatnya jengkel. Pada beberapa waktu di siang hari, Luna hampir putus asa dan pergi ke rumah Gwennie untuk menjemput putranya. Satu-satunya hal yang menghentikannya adalah kenyataan bahwa harinya telah diisi penuh dengan jadwal. Ia telah mengambil izin pada hari sebelumnya, jadi ia harus menjadwal ulang beberapa wawancaranya, jika tidak, ia pasti akan terlambat dari deadline, yang berarti edisi perdana Quibbler versinya tidak akan dicetak tepat waktu.

Untungnya, karena Luna sangat sibuk, hari itu berlalu begitu cepat dan dalam waktu singkat, Luna dapat bergegas pulang untuk bertemu Dallen dan Draco. Seperti biasa, ketika Luna masuk ke dalam rumah, ia disambut oleh suara Draco yang sedang bermain dengan Dallen. Sejak mereka kembali bekerja, suasana seperti ini yang selalu menyambut Luna setiap sore. Sepulang dari kantor, Draco akan pergi ke rumah Gwennie untuk menjemput Dallen, dan pada saat Luna tiba di rumah, ia akan mendapati Draco memakai pakaian kasual dan sibuk bermain dengan putra mereka. Luna begitu terhibur oleh suara Draco yang tertawa dan bercanda dengan Dallen. Ia tidak menyadari betapa terbiasanya ia dengan rutinitas mereka ini.

"Itu Mummy," ucap Draco pada Dallen, suara tumit sepatu Luna yang beradu dengan lantai menandakan bahwa gadis itu sudah pulang.

"Bagaimana kabar dua laki-lakiku?" ucap Luna, menjatuhkan tasnya ke lantai di samping sofa dan bergegas menghampiri Draco, yang berbaring di lantai bersama Dallen, banyak mainan berserakan di sekitar mereka. "Oh, Mummy sangat merindukanmu."

"Hari ini aneh, eh?" tanya Draco, sambil duduk dan melihat Luna yang menghujani Dallen dengan ciuman. "Tidak bertemu Dallen sebelum bekerja, aku jadi tidak bisa fokus pada apapun sepanjang hari... well, aku bahkan kurang fokus dari biasanya."

"Ya, mengerikan sekali," Luna setuju, mendekap Dallen erat-erat di dadanya. "Aku juga tidak bisa berkonsentrasi."

"Tapi kau juga memikirkan Neville, kan," goda Draco, tahu bahwa Luna akan malu dengan apa yang terjadi pagi itu. Draco tidak mengerti mengapa Luna menjalin hubungan dengan pemuda seperti Neville, padahal Luna cantik, Draco sendiri telah jatuh cinta pada gadis itu. Draco tahu bahwa perasaan rendah diri yang dirasakan Luna ada hubungannya dengan cara teman-teman gadis itu—termasuk Draco—memperlakukan gadis itu saat di Hogwarts, tapi itu tetap tidak masuk akal bagi Draco. Ia pikir, jika kau cantik, kau akan tetap cantik. Cermin tidak berbohong. "Bagaimana responnya pagi tadi?"

"Baik, kurasa," jawab Luna, pipinya yang putih memerah karena malu.

"Apa dia menangis?" Draco tertawa.

"Tidak," Luna memelototi Draco, tidak suka melihat Draco tampak terhibur melihat seseorang terluka. "Tapi dia marah dan tidak mengerti kenapa aku ingin membuang kebahagiaan yang mungkin bisa kami miliki bersama demi orang seperti Malfoy. Dia bilang dia setengah tergoda untuk terus mengejarku, tapi karena adanya Dallen, dia tidak akan mencoba menghalangi. Dia ingin aku menyampaikan padamu bahwa kau bajingan yang beruntung dan sebaiknya kau berhati-hati dalam memperlakukan aku dan Dallen, kalau tidak, kau harus berurusan dengannya."

Coincidence | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang