•
•
🌺🌺🌺
•
•Selain sibuk menyiapkan pernikahan mereka yang semakin dekat, Draco dan Luna juga akan merayakan ulang tahun pertama Dallen. Karena Dallen baru berusia satu tahun, mereka tidak berencana mengadakan pesta besar, tapi mereka tetap ingin merayakannya dengan meriah. Lagipula, anakmu hanya berusia satu tahun satu kali, kan. Beruntung bagi Luna dan Draco, kedua orang tua mereka sangat menikmati peran mereka sebagai kakek-nenek, dan mengambil alih tanggung jawab untuk mengurusi pesta ulang tahun Dallen; dengan alasan bahwa itu adalah hak mereka sebagai kakek-nenek. Draco dan Luna dengan senang hati menyerahkan kendali, terutama karena keduanya tidak memiliki sedikit pun ide tentang bagaimana merencanakan pesta ulang tahun yang akan dinikmati oleh anak-anak dan orang dewasa.
Karena kakek-nenek Dallen yang mengurus sebagian besar perencanaan pestanya, Luna memiliki banyak waktu untuk mengenang kembali bagaimana hidupnya telah berubah. Setiap kali memikirkannya, Luna tidak percaya bahwa sudah setahun sejak ia melahirkan putranya. Rasanya seperti baru kemarin pertama kali ia menggendong Dallen. Yang lebih mengejutkan dari itu, adalah kenyataan bahwa ia dan Draco bahkan belum benar-benar bersama selama setahun: namun kehidupan mereka telah terjalin begitu harmonis satu sama lain. Itulah ikatan yang menurut Luna akan membutuhkan waktu seumur hidup untuk terus dibangun.
Hidup mereka tampak terlalu sempurna, dan Luna tidak bisa untuk tidak khawatir bahwa sesuatu akan terjadi pada mereka dan merusak segalanya. Berharap untuk meredakan ketegangan yang ia rasakan di benaknya, malam sebelum pesta ulang tahun Dallen, Luna memutuskan untuk membicarakannya dengan Draco.
"Kenapa kau berpikir begitu?" Draco tertawa, tidak mengerti dari mana datangnya pemikiran Luna bahwa hubungan mereka akan hancur. Semuanya berjalan dengan baik, dan ia tidak melihat alasan mengapa hal itu akan berubah.
"Aku cuma berpikir," Luna mengangkat bahu, berguling telentang dan menatap kanopi tempat tidur mereka. "Mungkin karena semuanya berjalan terlalu sempurna. Tidaklah normal jika semuanya berjalan begitu baik dalam waktu yang lama."
"Tidakkah kau pikir kau hanya bersikap paranoid?" tanya Draco, berguling ke samping sehingga ia bisa melihat wajah calon istrinya itu. Sambil mendekat, Draco mendekap tubuh Luna. "Kau dan aku begitu cocok satu sama lain jadi kita tidak perlu khawatir tentang hal-hal yang tidak diinginkan."
"Hebat," gerutu Luna sambil melotot ke arah Draco. "Kau sudah mengundang 'kutukan' ke pernikahan kita."
"Kutukan?" Draco tertawa. "Sekarang aku yakin kau memang sedang paranoid," Draco menangkup wajah Luna dengan tangannya, memaksa gadis itu untuk menatapnya, "Dengar, semuanya akan baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir. Aku mencintaimu, kau mencintaiku... hanya itu yang penting. Tidak ada yang lain, tidak ada yang dapat merusak apa yang telah kita miliki bersama."
"Kurasa kau benar," bisik Luna, merasa sedikit konyol karena khawatir tanpa alasan.
"Aku memang benar," ucap Draco, menyukai cara bicaranya sendiri. Jarang sekali ia benar, jadi ketika ia benar, ia sangat menikmatinya. "Kau hanya stres memikirkan pernikahan dan ulang tahun Dallen."
"Aku tidak begitu khawatir tentang pernikahan dan ulang tahun Dallen, tapi aku khawatir tentang pesta pertunangan kita," ucap Luna, terdengar seolah-olah memikirkan pesta pertunangan mereka menyakitinya.
"Ya," ucap Draco sambil tertawa. "Aku juga akan khawatir jika dituntut harus membuat kerabat keluargaku terkesan."
"Itu tidak lucu, Draco," Luna cemberut, melirik ke arah gaun di walk in closet yang akan dikenakannya untuk pesta pertunangan. Ia setengah tergoda untuk membanting pintu walk in closer hingga tertutup, jadi ia tidak perlu melihat gaun itu. Tapi gaun itu sangat cantik, sangat ia sukai, jadi ia tidak bisa memaksakan diri untuk melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coincidence | Druna | END✔
Fanfiction[LENGKAP] Tepat sebelum meninggalkan Hogwarts untuk selamanya, Draco dan seorang gadis dari asrama lain menghabiskan malam bersama di menara. Tanpa disadari Draco, malam itu membuatnya menjadi seorang ayah. Apa yang terjadi ketika ia bertemu lagi de...