29 - Pertanyaan Tak Terduga

82 15 1
                                    



🌺🌺🌺

Dalam empat bulan yang singkat Luna dan Draco hidup bersama, Draco telah belajar banyak tentang penyihir wanita yang secara tak terduga ternyata menjadi cinta dalam hidupnya itu. Ini membuatnya cukup mudah untuk memprediksi bagaimana Luna akan bereaksi dan menangani situasi, dan prediksi terbarunya tentang Luna yang tidak bisa langsung tertidur setelah mereka bercinta pagi itu, ternyata benar. Meskipun hanya dengan melihat, Draco bisa tahu bahwa Luna butuh beberapa jam istirahat. Tapi meskipun demikian, ketika Draco mengusulkan untuk mencoba permainan papan Scrabble yang ia beli beberapa hari lalu ketika ia pergi ke muggle London untuk 'membeli mainan untuk Dallen', Luna setuju.

Sebelum mereka mulai bermain Scrabble, Luna telah membaca aturannya dengan seksama dan memastikan bahwa mereka berdua mengerti cara bermainnya; karena Luna yakin bahwa jika ia tidak mengerti, Draco akan menemukan cara untuk curang, lagipula, Draco adalah Malfoy dan Malfoy selalu ingin menang, bahkan jika itu berarti mereka harus curang untuk melakukannya. Tepat saat mereka sedang mengambil tiles, tangisan Dallen terdengar dari kamar bayi, memberi isyarat pada orang tuanya bahwa ia sudah bangun dari tidur siang, suka atau tidak. Menarik seprai atas dari tempat tidur, Luna melilitkannya di tubuhnya sebelum bergegas ke kamar bayi untuk mengambil putra mereka yang rewel.

Seperti biasa, saat Luna menggendong Dallen, tangisan anak itu berhenti. Dalam hati, Draco bertanya-tanya apakah ide yang bagus untuk memberikan apa yang Dallen inginkan setiap kali anak itu menangis, tapi dengan cepat ia menepis pikiran itu, mengingat bagaimana orang tuanya sendiri telah melakukan hal itu dan ia ternyata baik-baik saja; atau setidaknya ia merasa demikian.

Ketika Luna kembali ke kamar tidur mereka dari kamar bayi yang berdekatan, menggendong Dallen di dadanya dengan satu tangan sementara ia memegangi seprai yang menutupi tubuhnya dengan tangan lainnya; Draco memperhatikan mereka dengan seksama, berpikir dalam hati bahwa ia belum pernah melihat kekasihnya ini terlihat begitu cantik sebelumnya. Tentu saja ia pernah melihat Luna mengenakan gaun mewah yang ia belikan, dan ia pernah melihat Luna mengenakan celana jeans seksi dan jumper dengan tatanan rambut yang sempurna dan riasan yang cukup untuk menonjolkan fitur-fitur wajahnya, tapi untuk beberapa alasan Draco merasa Luna paling cantik saat ini; tanpa riasan apapun, hanya terlilit seprai dan rambut acak-acakan karena ulahnya. Dan fakta bahwa Luna juga menggendong bayi laki-laki paling tampan di dunia tentu saja pemandangan yang sangat indah.

"Apa?" tanya Luna, sambil meletakkan selimut Dallen di atas tempat tidur dan dengan hati-hati meletakkan anak itu di atas sana. Anak itu berada di antara kedua orang tuanya dan cukup jauh dari tepi tempat tidur sehingga mereka tidak perlu khawatir anak itu akan terjatuh. "Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Seperti apa?" tanya Draco, berpura-pura polos.

"Seperti itu," ucap Luna sambil terkikik kecil. Ia tidak yakin mengapa, tapi Draco terus menatapnya seolah-olah ia adalah hal paling menarik yang pernah dilihat pemuda itu. "Berhenti!"

"Berhenti apa?" tanya Draco bercanda. Ia tahu persis apa yang sedang dilakukannya, ia hanya suka mempermainkan Luna; dan jujur ​​saja, reaksi gadis itu membuatnya mudah. ​​"Aku tidak bisa menahan diri jika penyihir tercantik di dunia merasa terpaksa menghabiskan sebagian besar waktunya di ruangan ini bersamaku. Aku hanya korban yang tidak bersalah."

"Aku bersumpah, kau semakin cheesy setiap hari," ucap Luna, merangkak ke tempat Draco berbaring telentang menatapnya. Sambil membungkuk, Luna mencium Draco, membiarkan pemuda itu melilitkan jari-jari di rambut panjangnya yang benar-benar acak-acakan. Beberapa menit berlalu sebelum pasangan itu menyudahi ciuman mereka, dan itu pun hanya karena Dallen cekikikan, mengingatkan mereka akan kehadirannya. "Jaga tanganmu, Draco Malfoy," canda Luna, menarik diri sambil mengembalikan lilitan kain yang disingkirkan Draco dari tubuhnya. "Mari kita tunggu beberapa tahun lagi sampai putra kita besar."

Coincidence | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang