31 - Bukan Pecundang

57 10 0
                                    



🌺🌺🌺

Begitu semua orang pulih dari rasa keterkejutan mereka mengetahui permainan Scrabble Luna dan Draco, Narcissa dan Rosmerta mulai menginterogasi calon pengantin itu tentang rencana pernikahan. Luna berharap bisa melakukannya secara perlahan, tapi seperti semua hal lain yang berkaitan dengan keluarga Malfoy, semuanya berjalan sangat cepat. Sebelum ia menyadarinya, ia sudah berada di ruang kerja Draco bersama Narcissa dan Rosmerta yang sedang menyusun rencana. Narcissa mendesak Luna untuk menentukan tanggal pernikahan. Tanggal! Luna tidak dapat mempercayai itu. Ia baru dilamar beberapa jam yang lalu dan mereka sudah berusaha membuatnya untuk menentukan tanggalnya.

"Mrs. Malfoy," ucap Luna memohon pada Narcissa. "Aku belum terlalu memikirkan hal ini. Kami baru saja bertunangan." Luna berharap Narcissa akan sedikit mengalah, tapi sayangnya itu tidak terjadi.

"Pikirkan saja kapan," Narcissa berkicau dengan gembira. Luna tidak bisa menahan perasaan bahwa ibu Draco itu telah menunggu pernikahan ini sepanjang putranya hidup. "Tahun akan segera berakhir, dan aku yakin kau ingin menikah sebelum hujan mulai turun, jadi kita harus segera menyiapkan rencananya."

Luna bisa merasakan kepanikan mulai muncul dalam otakknya. "Draco!" serunya sambil berlari ke ambang pintu. "Draco!" teriaknya lagi, ketika usaha pertamanya tidak membuahkan hasil. Suara langkah kaki Draco yang mendekat adalah satu-satunya hal yang mampu menenangkannya.

"Ada apa?" tanya Draco, menyadari betapa pucatnya wajah Luna sejak terakhir kali ia melihat gadis itu.

"Ibumu menyuruhku menentukan tanggal pernikahan," ucap Luna, terdengar panik seperti penampilannya. "Tanggal... ​​Bisakah kau percaya itu?"

"Kurasa kau ingin menikah di musim semi," ucap Draco, tanpa langsung menyadari bahwa Luna sebenarnya ingin Draco membantunya keluar dari situasi itu, bukan membantunya menentukan tanggal. "Aku membayangkan kau dan aku menikah di luar ruangan, saat matahari terbenam. Rambutmu akan disanggul dengan bunga-bunga cantik, dikeriting, dan dibiarkan terurai... dengan gaun putih yang cantik; bukan gaun pesta atau semacamnya, hanya sesuatu yang anggun tapi sederhana, sehingga kecantikan alamimu bisa terpancar. Mungkin itu saja menurutku," jelas Draco, dengan senyum tenang di wajahnya saat ia melirik calon istrinya. Draco tahu bahwa ibunya tidak akan menyerah. Ketika Narcissa Malfoy mengincar sesuatu, wanita itu tidak akan berhenti sampai ia mendapatkannya; dan jika ia ingin tanggal pernikahan segera ditetapkan, Luna tidak akan bisa meninggalkan ruangan itu sampai Narcissa mendapatkan keinginannya. Jadi, alih-alih mencoba 'menyelamatkan' Luna, Draco mencoba menyenangkan ibunya dan calon istrinya.

"Kedengarannya bagus," ucap Luna pelan, membiarkan Draco menangkup wajahnya, ibu jari pemuda itu membelai pipi Luna dengan pelan. "Kau sudah memikirkannya?"

"Uh huh," jawab Draco, menarik Luna ke arahnya sehingga kepala gadis itu menempel di dagunya. "Aku selalu membayangkan kita akan mengadakan upacara yang cukup kecil. Sesuatu yang intim, hanya keluarga dan teman dekat kita dan mungkin satu atau dua reporter, untuk menyenangkan ayahku. Mungkin kita bisa menunggu sampai pertengahan Mei, saat semua bunga bermekaran dan hujan bulan April sudah berakhir. Dengan begitu kita bisa menikah di luar ruangan dengan dikelilingi bunga dan pohon yang indah, tanpa harus khawatir kehujanan. Aku yakin Menteri Sihir sendiri, atau bahkan Dumbledore, akan setuju untuk memimpin upacara."

"Itu terdengar menyenangkan," ucap Luna, sedikit bersemangat tentang pernikahan setelah mendengar penjelasan Draco. "Ayo kita lakukan itu."

"Apa?" tanya Draco, tidak yakin detail mana yang telah ia gambarkan yang disukai Luna.

"Semuanya," jawab Luna. "Tepat seperti yang kau katakan. Kedengarannya sempurna, seperti pernikahan yang benar-benar kuinginkan saat aku melamun dan memimpikannya."

"Kalau begitu, semua beres," sela Narcissa, menyentak Luna dan Draco keluar dari percakapan pribadi mereka. Luna begitu asyik membayangkan upacara pernikahan yang dijelaskan Draco, hingga ia lupa bahwa Narcissa dan Rosmerta ada di sana. "Rosie dan aku akan mulai mendiskusikan ini dengan wedding planner, jadi kau tidak perlu khawatir tentang apapun. Satu-satunya hal yang harus kau lakukan, Luna, adalah memberikan persetujuan akhir untuk semua detailnya. Bagaimanapun juga, ini adalah pernikahanmu. Oh, dan gaunmu akan menjadi proyek kecilmu sendiri. Aku akan menghubungi desainer gaun pengantin terbaik untuk bertemu denganmu, sehingga kalian berdua dapat membicarakan tentang penampilan yang cocok untuk hari besar itu."

"Oh, ini sangat mengasyikkan," sahut Rosmerta sambil memeluk Narcissa erat-erat. Luna dan Draco memutar mata mereka, sementara kedua wanita dewasa itu tertawa cekikikan tentang pernikahan yang akan segera dilaksanakan. "Sekarang bulan November, jadi pernikahannya tinggal sekitar lima bulan lagi. Lima bulan!"

"Merlin, banyak sekali yang harus dilakukan," Narcissa terkesiap, bergegas keluar ruangan, diikuti Rosmerta dari belakang. Saat kedua penyihir wanita itu berjalan keluar menuju aula, Draco dan Luna dapat mendengar mereka membicarakan tentang bagaimana Lucius perlu menghubungi Daily Prophet dan meminta mereka untuk memasang pengumuman di koran tentang pertunangan mereka.

"Sudahlah, jangan terlalu diambil pusing," Luna tertawa, sambil mengalungkan lengannya di leher Draco.

"Ya," jawab Draco sambil mengangguk. "Kau harus mencintai mereka, kalau tidak kau akan membunuh mereka."

"Mana Allen?" tanya Luna, membiarkan Draco mengecup sisi lehernya.

"Ayahku memberinya pidato 'apa yang dibutuhkan untuk menjadi Malfoy' lagi," Draco tertawa. Sejauh ini, Dallen yang polos telah dipaksa untuk mendengarkan pidato itu tiga kali, dan itu hanya pidato yang Draco ketahui. Siapa yang tahu berapa kali Dallen harus mendengarkan Lucius saat Luna dan Draco tidak di sana.

"Lagi?" tanya Luna.

"Ayahku menyebutnya sebagai ketelitian," ucap Draco.

"Ketelitian?" ucap Luna, menggoyangkan alis ke arah Draco. "Jadi dari situlah kau mendapatkan sifat telitimu."

Draco hanya tertawa, tahu bahwa mereka tidak lagi berbicara tentang pidato.

"Bisakah kau percaya dia bisa merangkak?" tanya Luna, mengganti topik pembicaraan.

"Tidak," jawab Draco, menjauh sedikit dari Luna, sehingga ia bisa melihat wajah gadis itu. "Aku masih terkejut. Ibuku bilang bahwa banyak hal akan berubah, sangat drastis. Dia bilang bahwa begitu Allen bisa bergerak, Allen akan menjadi sangat sulit diatur, atau setidaknya begitulah aku saat masih kecil. Allen mungkin akan berbeda. Yang kutahu, Allen tidak bisa bermain bersama dengan bayi lain untuk sementara waktu. Ayahku bilang padaku bahwa Blaise, Gregory, Vincent dan aku dulu membuat ibu kami gila saat kami bermain bersama; dan demi kewarasan kita berdua, aku mungkin ingin menghindari itu."

"Jadi, tampaknya kita akan menghadapi beberapa bulan yang cukup menarik di depan kita," Luna mendesah.

"Menurutku ini lebih seperti tujuh belas tahun yang menarik," Draco mengoreksi. "Bukan berarti aku mengeluh; tapi ini akan menarik."

"Ya, kau benar, ini akan menarik," jawab Luna sambil menempelkan bibirnya ke bibir Draco.

"Ya, siapa juga yang butuh hal yang membosankan," Draco setuju, mencium balik Luna. "Hal yang membosankan itu hanya untuk pecundang... dan Malfoy bukanlah pecundang."



🌺🌺🌺

--To be Continued--

Coincidence | Druna | END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang