bab 10

15 2 0
                                    






Nava berhasil maju ke babak selanjutnya dengan skor yang sempurna, Syden sudah tak heran lagi karena ketika ia berkunjung ke Ayar Nava pasti tengah memanah, ia bangga. Tak hanya Syden, namun Jarvis juga bangga pada adik bungsunya, Eleanor yang meluangkan waktu untuk adiknya itu pun begitu semangat.

Hadza dan Matteo pun sama halnya dengan keluarga Nava, Nava sendiri tersenyum dengan senang, ia menatap Willy yang akan main setelahnya,
"Semangat ya Willy" ucapnya lalu pergi dari hadapan Willy
"Awas saja, aku juga pasti bisa lanjut ke babak selanjutnya".

Nava menghampiri keluarganya juga Hadza dan ayahnya, Eleanor memeluk Nava bangga, Syden dan Jarvis berganti mengelus kepala Nava,
"Putra ayah memang hebat"
"Besok berarti kamu juga akan main Nava"
"Teruslah berusaha dan maju ke depan"
"Terimakasih semuanya" ucap Nava senang.

"Nava, selamat ya" ucap Hadza dan ayahnya bersamaan
"Terimakasih Hadza dan paman, paman juga terimakasih karena telah meluangkan waktu paman" ucap Nava
"Sama-sama Nava, terimakasih juga karena telah menjaga Hadza ketika kalian bersama" Nava lalu mengangguk.

Jaskaran dan Theo yang menonton juga tampak terkejut,
"Waw panah yang ia lontarkan mencetak 10 point, semuanya bro" ucap Theo, Jaskaran mengangguk setuju
"Aku yakin jika itu aku, setidaknya 1 atau 2 lontaran akan meleset"
"Dia benar-benar hebat, keren".

Kembali pada Nava dan yang lainnya,
"Oh iya, setelah ini dilomba bela diri adalah giliran Nava, di mana tempatnya kak Ele?"
"Oh kalo begitu, ayo ikuti kakak" Ele lalu memimpin jalan di ikuti Nava dan yang lainnya.

"Eh adik kecil dan yang lainnya akan kemana itu?"
"Ayo kita ikuti saja, mungkin kita akan menemukan sesuatu yang luar biasa lagi"
"Ayo lah" Theo dan Jaskaran pun pergi ke tempat yang sama dengan Eleanor, Nava dan yang lainnya.

Nava tengah berhadapan dengan murid dari 3-1,
"Hei adik kecil lebih baik kau mengalah saja, aku takut akan melukaimu"
"Kau takut melukaiku atau kau takut dikalahkan olehku?"
"Oh kau cukup besar kepala juga rupanya adik kecil".

Nava menghindar kala kakak kelasnya itu akan memukulnya, Nava lalu langsung menendang kaki si kakak, saat kakak kelasnya terjatuh, ia langsung menarik tangan kakak kelasnya kebelakang, lututnya juga menahan punggung si kakak kelas agar tak bisa bangun.

"Adik kecil itu kuat juga"
"Lihatlah ia bahkan bisa menjatuhkan salah satu kandidat pemenang tahun ini" lanjut Theo
"Aku pikir Nava akan memperlihatkan lagi yang lebih luar biasa dari ini" Jaskaran tampak tak mengalihkan tatapannya dari Nava.

Tangan si kakak kelas yang tak Nava pegang nampak menarik kaki Nava membuat Nava tidak seimbang, ia lalu berdiri membiarkan Nava jatuh dari punggungnya,
"Yang tadi itu sakit adik kecil, aku akan membalasnya" Nava tidak membalas, ia menepis tendangan si kakak kelasnya.

Nava menghindar lagi kala kakak kelasnya itu coba memukulnya, Nava menarik tangan kakak kelasnya dan membantingnya dengan telak. Syden melotot melihatnya, aduh ayah mertuanya mengajari putranya apa saja? Yang menjadi lawan Nava kali ini berbadan lebih besar dari Nava tapi anak itu bisa membantingnya dengan mudah.

Seisi lapangan indoor itu langsung sunyi, Jarvis berkedip dengan cepat, Eleanor menutup bibirnya, Hadza dan sang ayah terdiam.

Kakak kelas yang tadi Nava banting pun merasa tidak percaya, ia berada di posisi tertidur dengan mata yang berkedip-kedip.

"Hei ini aku menang atau tidak paman wasit?" wasit yang masih terkejut itu langsung mengangkat Nava ke atas,
"Jaisnava Sinclair memenangkan turnamen ini" Nava lalu tersenyum dengan bangga, tak lama suara tepuk tangan yang meriah terdengar.

"Aku tidak tahu adik kecil sangat kuat"
"Kan? Apa aku bilang pasti akan ada yang lebih mengejutkan"
"Hei hei, yang menang adik kecil kenapa kau bangga sekali?"
"Ya memangnya salah jika aku bangga pada Nava, kau juga pasti bangga kan?
"Iya juga sih, selamat adik kecil" Theo dan Jaskaran pun ikut bertepuk tangan.

"Aku tahu Nava kuat, tapi tak tahu dia sekuat itu" ucap Hadza
"Adikku memang membanggakan" ucap Jarvis dan diangguki Eleanor, Matteo masih terkejut namun ikut bertepuk tangan dan Syden yang tengah mengurut keningnya dengan rasa bangganya tentu saja.

Nava menghampiri yang lain, Hadza mendekat pada Nava,
"Waw itu sangat hebat, Nava"
"That easy peasy, aku pernah melawan yang lebih besar dari ini" Syden merasa tubuhnya lemas, untungnya Jarvis langsung menahannya. Eleanor juga menyangga tangannya pada bahu sang kakak, merasa ikut lemas mendengar hal mengejutkan itu.

Hadza benar-benar ingin tahu sebenarnya apa saja yang terjadi pada Nava ketika ia tinggal dengan kakek neneknya, Matteo tidak percaya, Nava begitu sangat mengejutkannya.

Nava pun izin pergi untuk berganti baju, saat sudah mengganti bajunya, ia ditahan oleh dua orang yang tadi pagi juga menghalangi jalannya,
"Kalian? Mau apa?"
"Jauhi Jaskaran!"
"Minta sendiri padanya, bukan aku yang mendekatinya tapi dia yang selalu ada di dekatku".

"Jangan banyak bermimpi kau bocah"
"Terserah lah, tapi yang penting aku bahkan tak harus berusaha keras hanya untuk membuat ia duduk di sampingku. Tidak seperti kalian, kasihan"
"Kau!!" ucap Sandra marah.

"Aku baru ingat kalian kandidat yang akan di jodohkan dengannya bukan?"
"Kau tahu itu, lantas menjauh darinya"
"Sudah tapi dia yang selalu berada di dekatku, tapi setidaknya coba bersikap baik, dia suka seseorang yang bersifat baik, murni. Bukan pura-pura"
"Sudah ya? Aku tak memiliki waktu untuk melayani ocehan kalian lebih lama" Nava lalu pergi tanpa menunggu balasan dari Nathan dan Sandra.

"Lihat saja kau bocah, setelah ini ku pastikan kau tidak akan bisa berbicara seperti itu lagi" Nathan lalu pergi di ikuti Sandra.

Nava lalu kembali kehadapan keluarga dan temannya,
"Nava kenapa lama sekali?"
"Tadi ada urusan sebentar"
"Urusan?"
"Urusan yang tidak penting, ini kan sudah selesai terus akan ada apa lagi ya?"
"Jika begitu ayo kita ke restoran saja, yah, kita rayakan karena Nava sudah menang untuk lomba hari ini" ucap Syden, semua lalu tersenyum dan mengangguk.

Nava dan yang lainnya pun ke restoran yang Syden tentukan, mereka menghabiskan waktu bersama, kebersamaan yang sangat hangat.




Continue...

Jaisnava || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang