14.

551 92 24
                                    

Felix memasuki ruang kerja ayahnya sesaat setelah Tn. Alexander dengan Ny. Katty pergi meninggalkan rumahnya.

Felix berjalan menghampiri sang ayah dengan ekspresi kesal nya

"Apa-apaan ini, ayah?"

"Apa?" Tanya Tn. Lee sambil menatap Felix santai

"Berhenti bertingkah polos seperti ini dan katakan padaku kenapa ayah melakukan perjodohan ini tanpa berbicara lebih dulu pada ku?"

Tn. Lee menatap Felix lurus dan mendengkus kasar

"Kurasa itu tidak perlu. Lagipula perjodohan ini dilakukan untuk mempererat tali persahabatan antara ayah dengan Tn. Alexander. Dan ya, bisnis kita bisa jauh lebih besar jika kau menikahi kedua putrinya, Lix."

"Tapi aku tidak bisa menerima nya, Ayah! Aku tidak akan menikah hanya karena kompromi belaka. Bisnis dan cinta adalah sesuatu yang berbeda. Ayah tidak bisa memaksa ku hanya karena bisnis ayah ini" intens Felix marah

"Sayangnya kau tidak bisa menolak ini, nak. Tanggal pernikahan kalian sudah dipastikan, dan itu pasti akan terjadi. Baik kau setuju atau tidak, ayah tetap melanjutkan perjodohan ini!" Final sang ayah dengan tegas

Felix menatap ayahnya tak percaya, ia mendengus frustasi

"Ayah, keputusan ini benar-benar tidak bisa aku terima. Aku belum ingin menikah. Apalagi harus memiliki dua orang istri!"

"Kenapa? Kau hanya ingin memiliki salah satunya huh?"

"Ayah!?" Felix semakin kehilangan akalnya akibat sifat egois sang ayah

Tn. Lee melipat pergelangan kemeja nya dan berkata dengan suara yang arogan

"Keputusan akhir ku hanya ini. Suka tidak suka, kau akan tetap menikah dengan Haerin dan Hyein."

Felix semakin melongo mendengar keputusan ayahnya itu. Ia kehilangan kata-kata

"Besok adalah hari pertunanganmu. Jadi bersiaplah"

-🦀-

"ARGH!"

Felix memukul stang mobilnya dengan keras dan mendecak kesal. Pembuluh darah diwajahnya pun sudah terlihat jelas sejak tadi, radar emosinya sudah mencapai batas maksimal.

Felix ingin marah, tapi ia berusaha menahannya.

Semarah-marahnya Felix, ia masih bisa mengontrolnya. Dan untuk membela diri didepan ayahnya, sebenarnya itu adalah kelemahan Felix. Jika sudah menyangkut sang ayah, rasanya Felix ingin sekali menghilang dari dunia ini agar sesekali dirinya bisa mengambil keputusan atas keinginannya sendiri dan bukan karena paksaan ayahnya

Felix fokus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju apartemen nya. Bahkan sangking fokusnya, namja itu sampai tak menyadari jika ada begitu banyak panggilan masuk ke ponselnya

Felix masih sangat emosi sekarang. Jadi dia tak terlalu peduli akan hal itu

Hingga singkat waktu kemudian, Felix pun tiba di apartemen nya. Namja itu memasuki halaman apartemen miliknya dan sontak dibuat terkejut saat ia melihat sesosok gadis kecil sedang duduk didepan pintu apartemen nya sembari memeluk kedua lututnya dengan gemetar

"Lenny?" Gumam Felix

Dengan cepat Felix pun melepaskan safety belt nya dan pergi keluar menghampiri Lenny.

"Lenny? Apa yang terjadi? Kenapa kamu disini?" Felix bertanya dengan khawatir. Ia segera berjongkok didepan Lenny

Lenny mengangkat wajahnya dan disana Felix bisa melihat dengan jelas bahwa mata gadis kecil itu sudah sangat sembab dan basah. Lenny menangis

KITTEN 2 ✎[𝗢𝗡𝗚𝗢𝗜𝗡𝗚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang