#06

1.2K 73 92
                                        

Hello everyone i'm back yuhuuuuu🏁

Ada yang kangen ga?

Masih nungguin kan??

Absen dulu dong jam berapa kalian baca cerita ini?

Sebelum Baca jangan lupa VOTE dulu ya

[HAPPY READING]

___________________________________________

___________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••••

"APA-APAAN INI TARA?!" Teriakan sekaligus bentakan keras itu langsung membuat Tara terbangun. Kedua matanya melotot saat melihat ayahnya sedang berdiri didepan pintu dengan wajah penuh amarah.

"D-daddy?"

Tara mengucek matanya sekali lagi takut salah liat tapi entah berapa kali pun dia melakukannya tetap saja itu benar-benar ayahnya.

Alta mendesis sambil memijat kedua alis tebalnya yang masih sedikit pusing, "Ada apaan sih kok ribut-ribut?" Alta ikut terbangun karena mendengar keributan. Dia masih belum menyadari situasi darurat yang akan dihadapinya nanti.

"A-alta kok b-bisa?" Tara menatap Alta shock. Dia baru tersadar kalau saat ini mereka sedang duduk disatu ranjang yang sama.

Bagaimana bisa?

Bukankah tadi malam dia hanya bersandar sambil menidurkan Alta? Tapi mengapa sekarang dia malah tidur di satu ranjang yang sama?

Sesaat otaknya blank, mendadak kehilangan koneksi. Tara masih mencoba memahami apa yang terjadi. Dia refleks menatap dirinya sendiri. Untungnya pakaiannya masih lengkap dan tidak ada satupun yang kurang ataupun berganti.

Apa karena hal ini ayahnya marah?

Oh nooo!

Ayahnya salah paham!

"D-dad ini gak seperti yang daddy pikirin kok. Aku sama Alta engg......" Perkataannya terhenti karena di tahan Leon.

"Cukup, Tara!" Leon mencoba menahan amarahnya, "Bersihkan diri kalian terlebih dahulu dan setelah itu baru temui Daddy di ruang tamu!" Setelah mengatakan itu Leon langsung pergi tanpa menunggu persetujuan dari Tara. Itu perintah mutlak yang tak bisa dibantah apalagi dilawan.

"Huh." Tara memijit keningnya yang berdenyut pusing sambil bergumam, "Daddy pasti marah banget."

"Udah jangan terlalu dipikirin." Alta mengusap kepala Tara dengan lembut sambil menariknya dalam pelukan hangat. Sesekali dia mengecupi pucuk kepalanya.

ALTARA 2 : FOREVER LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang