Lanjutan Kisah Cinta ALTARA bagian 2.
Alta Arsenio Wijaya, sang raja jalanan yang menjabat sebagai ketua geng motor paling berpengaruh di Jakarta. Dijuluki sebagai dewa kematian yang tak kenal ampun dengan musuhnya. Otoriter, kejam, dan tak berperas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
Alta terkekeh geli, "Lucu."
"Apa?" Tara tak begitu mendengar karena suara Alta terlalu pelan.
"Kamu lucu sayang."
Semburat merah muncul di pipi Tara, "Apaan sih. Udah sana pulang."
"Loh, kok di usir?"
"Kan tadi katanya mau pulang?"
"Peluk dulu."
"Enggak mau."
"Hug me, please." Pinta Alta sambil merentangkan kedua tangannya. Siap menerima pelukan kapanpun.
Tara menghela nafas, "Dasar manja."
"Love you my girl." Alta menghujani puncak kepala Tara dengan kecupan. Aroma Jasmine yang menyeruak dari rambut gadis itu membuatnya ingin terus menciuminya. Alta ketagihan dibuat nya.
"Kok diam? Balas dong sayang."
Tara terkekeh pelan, mengandahkan kepalanya ke atas sambil berkata, "Love you more my boyfriend."
"Sabar, nanti manggilnya my husband." Alta bergumam pelan. Tapi masih dapat terdengar oleh Tara.
"Masih lama."
Alta terkekeh dan mengeratkan pelukannya. Ia tak ingin pulang. Dia ingin terus bersama Tara. Tapi sayangnya keadaan tak memungkinkan.
"Kalau udah sampe kabarin aku ya?"
"Hm."
"Jangan lupa belajar okey?"
"Siap."
"Awas aja kalau kamu tawuran lagi!"
"Iya sayangku."
"Janji dulu."
"Tapi kalo kepepet gak papa kan?"
Tara berpikir sejenak, "Asalkan alasannya masuk akal."
"Okey." Alta mengangguk paham.
"Tapi kalo bisa hindari ya? Aku gamau kamu kenapa-napa." Ucap Tara mengelus sudut bibir Alta yang sudah dia obati tadi.
