Lanjutan Kisah Cinta ALTARA bagian 2.
Alta Arsenio Wijaya, sang raja jalanan yang menjabat sebagai ketua geng motor paling berpengaruh di Jakarta. Dijuluki sebagai dewa kematian yang tak kenal ampun dengan musuhnya. Otoriter, kejam, dan tak berperas...
Pikiran, waktu dan tenaga terkuras habis. Jadi klo ada yang vote dan komen tuh seneng bgt rasanya hehehe
Maaf jadi curhat
Okey selamat membaca
___________________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
Hari ini kampus lebih ramai daripada biasanya karena sedang ada kegiatan PKK-MB. Semua panitia tampak sibuk dan kewalahan menghadapi mahasiswa baru dengan berbagai tingkah absurd nya. Ada yang mengeluh, ada yang teriak-teriak kepanasan, ada yang ingin cepet pulang dan sebagainya.
Alta menyumbat telinganya dengan AirPods. Iris matanya tak pernah lepas memperhatikan gerak-gerik seorang gadis yang sedang mengatur kegiatan PKK-MB.
"Woy, Al. Ngapain?" Daffa menepuk pundak Alta dan kemudian duduk di sebelahnya.
Alta menoleh sekilas, "Liatin, Tara."
"Ohh." Daffa mengangguk paham, mengikuti arah pandang Alta. Rupanya, Tara termasuk salah satu panitia PKK-MB.
"Mana yang lain?"
"Biasa si, Reno lagi sibuk nge bucin, kalo Darren paling lagi makan di kantin."
"Brian?"
Daffa mengendikkan bahunya, "Nggak tau. Gue gak liat dia hari ini. Mungkin gak masuk."
"Tuh anak kenapa jarang masuk?"
"Kayaknya dia lagi ada problem."
"Lo tau?"
Daffa menggeleng, "Dia gak pernah cerita, Al."
Brian memang orang yang sangat tertutup. Dia tidak pernah menceritakan apapun masalah yang dia hadapi meskipun kepada teman-temannya. Alta sudah tahu itu sejak lama.
Kelopak mata Alta menyipit. Dari kejauhan dia melihat ada seorang mahasiswa sedang mendekati Tara.