Lanjutan Kisah Cinta ALTARA bagian 2.
Alta Arsenio Wijaya, sang raja jalanan yang menjabat sebagai ketua geng motor paling berpengaruh di Jakarta. Dijuluki sebagai dewa kematian yang tak kenal ampun dengan musuhnya. Otoriter, kejam, dan tak berperas...
Seberapa excited kalian baca cerita ALTARA? Hitung dri 1-10000
Sebelum membaca jangan lupa vote duluya ⭐⭐
___________________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hanya bersamamu aku bisa menjadi diriku sendiri." Alta Arsenio Wijaya.
•••••
"Siapa itu baby girl?"
Suara lembut namun tegas itu membuat Tara tersadar dari lamunannya. Sesaat dia hampir melupakan kalau panggilan telepon dengan ayahnya masih tersambung.
"Hallo baby girl? Who is that?" Leon bertanya sekali lagi dengan nada tegas.
Tara mengigit bibir bawahnya menahan gugup, "E-enggak ada siapa-siapa tuh dad. Kayaknya daddy salah denger deh."
"Tapi...."
"Udah dulu ya, Dad. Aku mau tidur. Good night dad. Love you muah."
Titttt
Tara mengakhiri voice call itu dengan memberikan kecupan semalam malam kepada ayahnya. Leon bahkan belum sempat membalas karena gadis itu lebih dulu menutup telponnya.
Dia terpaksa membohongi ayahnya. Bukan apa-apa, Tara hanya takut ketahuan kalau Alta ada di mansion tengah malam begini. Meskipun hubungan mereka telah direstui tapi ada batasan yang telah mereka sepakati bersama yaitu Tidak boleh berduaan di malam hari!
"Sayang." Tara terkesiap, tangan kekar Alta memeluk erat pinggangnya dari belakang. Dia menyisipkan helaian rambut Tara ke daun telinga nya sambil membisikan sesuatu, "Kenapa kamu gak bilang sama daddy kamu kalau aku di sini hm?"
"Lepas, Alta!"
"Jawab dulu sayang." Bulu kuduk Tara meremang geli, setiap kali bibir lembut Alta mengecupi lehernya.
"Kamu mau digebukin Daddy?" Pertanyaan itu menimbulkan kerutan di dahi Alta.
"Maksudnya?"
Tara menghela nafas, membalikkan badannya menatap Alta. "Aku bikin perjanjian sama daddy gak boleh berduaan sama kamu di malam hari takut khilaf."
"Kamu gak percaya sama aku?"
"Bukan aku tapi daddy!"
Alta maju selangkah, mengunci pergerakan Tara di dinding. Ia menyeringai tipis, "Kamu bikin perjanjian tanpa sepengetahuan aku hm?"
"Emm i-itu.." Tara menunduk malu. Matanya tak sengaja menatap dada bidang Alta yang berotot. Alta memang sengaja membiarkan dua kancing kemeja diatasnya terbuka yang menambah kesan sexy man.