"Bang Satang sama Bang Pakin udah pada makan belum?", tanya Fourth sepulangnya dia dari kampus.
"Belom", jawab Pakin.
"Lu mau beliin kita-kita makan?", tanya Satang.
"Kaga, nanya doang gua mah", jawab Fourth lalu pergi masuk ke kamarnya.
"Kalo gitu kaga usah nanya! Udah cape-cape dijawab padahal", komplain Pakin.
"Biarin aja weeeeeeee", balas Fourth sambil berjalan masuk ke kamarnya.
Malam ini adalah malam minggu, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang menghabiskan waktu di luar karena mereka tidak memiliki pasangan. Gebetan sih punya, tapi belum bisa resmi disebut sebagai pasangan.
Dan malam ini pun mereka habiskan seperti biasa, menonton film hingga bosan.
"Gua bosen", kata Pakin.
"Baru juga opening udah bosen aja", saut Satang.
"Loncat ke menit 52 aja, Bang", usul Fourth.
"Ini lagi.. Menit 52 mah filmnya sisa credit. Lu bedua kagak niat nonton kali ya", Satang menjadi kesal.
Fourth lalu mengambil remot yang sedang dipegang Satang lalu mempercepat filmnya hingga ke menit 52 seperti yang dia usulkan tadi.
"Bang Pakin! Bang Satang! Ayo nonton, cepetaan!", ajak Fourth.
Satang dan Pakin menuruti permintaan Fourth, mereka berdua menatap layar, menonton adegan terakhir dari film romansa komedi yang sedang diputar. Adegan tersebut memperlihatkan dua karakter utama film tersebut yang mengucap janji untuk saling setia satu sama lain dengan latar belakang taman yang ramai dengan pengunjung. Setelah adegan itu selesai, layar kini menampilkan credit. Pakin dan Satang saling berpandangan karena bingung apa yang menarik dari adegan tadi. Sedangkan Fourth tersenyum dengan sangat bangga.
"Ulangi lagi ya", kata Fourth.
"Apaan si, kaya begituan doang ditonton", celetuk Satang.
"Ganti dah ganti, mending nonton kuis aja", timpal Pakin.
"Dih.. Kalian gak nyadar emangnya? Itu tadi tiga detik berharga buat gua, Bang. Kalian liat kan tadi ada gua disitu. Gua masuk tipi, Baaaaang", teriak Fourth pamer.
"Hah? Yang bener lu? Mana coba", Satang menekan remot untuk kembali ke menit 52.
"Tuuuuhhhh.. Liaaaatt. Ada guaaaaaa. Hebat kaaaaan", Fourth menekan tombol pause dan menunjuk ke layar.
"Manaa?", tanya Satang.
"Eh, itu piguran sendalnya mirip banget sama punya gua yang ilang lima bulan yang lalu", tiba-tiba Pakin menyadari sesuatu.
"Hehe.. Pinjem bentar doang, Bang", jawab Fourth.
"Pinjem? Itu elu? Jadi lu yang ngambil sendal gua??", tanya Pakin.
"Iya, Bang. Akhirnya Bang Pakin sadar kalo gua masuk film. Sini cium dulu, Bang"
"Ogaaaaahh!! Balikin sendal guaaaa! Sendal bukan sembarang sendal ituu", pinta Pakin.
"Gua ganti sama yang lebih bagus ya, Bang. Soalnya sendal lama lu udah gua buang karena nginjek tai ayam"
"YANG BENER AJE LU! SENDAL MAHAL KELUARAN ASTRO LU PAKE BUAT NGINJEK TAI AYAM!", Pakin mengamuk, melempari Fourth dengan popcorn.
"Ampun, Bang. Ampuuuun"
"GANTI NGGA?!"
"Iya iya ntar gua ganti kalo honor gua udah caiirrr"
"Jangan bohong lu ya!"
"Kagak, Bang. Kagak bohong"
"Emang honor lu gede?", tanya Satang menginterupsi omelan Pakin.
"Yaaaa segitu", jawab Fourth ragu-ragu.
"Berapa?", Satang masih penasaran.
"Segini", Fourth menangkat tangannya menunjukkan angka lima.
"Lima juta?"
"puluh..", jawab Fourth.
"Cih, dikit banget. Gua kira bayarannya mahal"
"HONOR SEGITU MANA CUKUP BUAT GANTIIN SENDAL MAHAL GUA, FOOOOOOT!", Pakin kembali melempari Fourth dengan popcorn yang berserakan di lantai.
~🩴~
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTIK (Asal Ketik)
RandomRandom stories of Geng Bo Pokoknya random aja yang penting bahagia :D